Dua Wali Kota Minta Presiden Trump Tunjukan Kepemimpinan atau Tutup Mulut Pasca Kerusuhan AS


IMPIANNEWS.COM (Washington).

Wali Kota Washington DC, Muriel Bowser dan Wali Kota Atlanta Keisha Lance Bottoms meminta Presiden Trump seharusnya menunjukkan kepemimpinannya dalam isu hubungan antar-ras pasca meninggalnya George Floyd, atau sebaiknya tutup mulut.

Bowser mengecam cuitan Trump di Twitter akhir pekan lalu di mana ia mengatakan Secret Service siap melepaskan “anjing-anjing ganas” untuk mengatasi demonstrasi di luar Gedung Putih.

Bowser mengatakan pemerintah dan masyarakat perlu menyadari rasa sakit dan kemarahan yang dirasakan banyak orang, bukan “mendorong perpecahan di negara kita”.


Floyd, seorang laki-laki berkulit hitam yang meninggal Senin lalu (25/5) ketika seorang polisi kulit putih menelikung dan memborgol tangannya, kemudian menengkurapkan dan menindihkan lututnya di atas leher Floyd.

Wali kota Atlanta Keisha Lance Bottoms mengatakan Trump perlu menunjukkan “perhatian sesungguhnya dan keprihatinan pada seluruh masyarakat.”

Merujuk pada pernyataan-pernyataan sebelumnya pasca demonstrasi kelompok supremasi kulit putih di Charlottesville, Virginia dulu, Bottoms mengatakan Trump kembali memperburuk situasi dengan mengancam tindakan militer untuk meredakan demonstran; Bottoms mengatakan “Trump seharusnya tutup mulut.”

Bowser dan Bottoms tampil dalam program di stasiun televisi CBS.

Apa yang terjadi pada George Floyd?

Petugas kepolisian sedang menanggapi laporan penggunaan uang palsu, dan mereka mendekati Floyd yang sedang berada di kendaraannya.

Menurut polisi, ia diminta untuk menjauh dari kendaraannya dan secara fisik melawan petugas.

George Floyd tewas setelah ditahan dan tercekik lutut polisi. Ini bukan pertama kalinya warga berkulit hitam tewas akibat kekerasan polisi di AS.

Sementara Christian Cooper minta Amy Cooper (tak ada hubungan darah) memasang tali pada anjingnya. Amy menolak, lalu menelpon polisi. pic.twitter.com/bP1K72h5PK— VOA Indonesia (@voaindonesia) May 29, 2020

Pernyataan polisi menyebutkan: “Petugas berhasil memborgol tersangka dan mencatat ia tampak mengalami tekanan medis”.

Video yang diambil dari lokasi peristiwa tidak memperlihatkan bagaimana awal konfrontasi itu.
Video itu memperlihatkan seorang petugas polisi kulit putih menggunakan lututnya untuk menekan leher Floyd ke tanah.

George Floyd mengerang "tolong, saya tak bisa bernapas" dan "jangan bunuh saya" sementara itu orang-orang yang lewat menyerukan kepada para petugas untuk melepaskannya.

George Floyd lalu berhenti bergerak, dan ambulans tiba untuk membawanya ke rumah sakit. Tak lama Floyd meninggal di sana.

Federasi Petugas Kepolisian Minneapolis mengatakan para petugas kooperatif selama penyelidikan. Dalam sebuah pernyataan kepada media lokal, federasi mengatakan "sekarang bukan waktunya untuk segera menghakimi".

"Kita harus meninjau semua video. Kita harus menunggu laporan pemeriksaan medis." ***

Post a Comment

0 Comments