Kecurigaan Donald Trump Terjawab, Intelijen AS: Virus Corona Bukan Rekayasa Manusia


Komunitas intelijen AS memastikan bahwa virus corona baru (Covid-19) yang telah mewabah ke seluruh dunia memang berasal dari China. Akan tetapi, virus itu tidak dibuat ataupun direkayasa manusia.

“Seluruh komunitas intelijen telah secara konsisten memberikan dukungan kritis kepada para pembuat kebijakan AS dan mereka yang menanggapi virus Covid-19, yang berasal dari China,” ungkap Kantor Direktur Intelijen Nasional AS (ODNI) dalam sebuah pernyataan dikutip AFP, Juamt (01/5/2020).

“Komunitas Intelijen juga sependapat dengan konsensus ilmiah luas bahwa virus Covid-19 bukan buatan manusia atau dimodifikasi secara genetik,” kata pernyataan lembaga itu lagi.

Pernyataan ODNI tersebut muncul setelah Presiden AS Donald Trump menyataakan pada Senin (27/4/2020) lalu bahwa dia sedang berusaha mencari ganti rugi kepada China atas pandemi Covid-19. Trump menilai negeri tirai bambu telah gagal mencegah meluasnya wabah tersebut.

Berbagai laporan media pun mengatakan, Trump telah menugaskan mata-mata AS untuk mencari tahu lebih lanjut tentang asal-usul virus itu, yang pada awalnya diduga berasal dari pasar di Kota Wuhan, China. 

Pasar itu menjual hewan-hewan liar dan eksotis seperti kelelawar, trenggiling, dan lainnya. Namun, muncul pula dugaan bahwa virus itu berasal dari laboratorium virologi di kota yang sama.

Trump mengatakan, ada banyak kemungkinan yang bisa terjadi untuk meminta pertanggungjawaban China. 

“Kami tidak senang dengan China. Kami tidak senang dengan seluruh situasi itu, karena kami percaya itu bisa dihentikan di sumbernya (di Wuhan),” kata Trump.

Sementara, Direktorat Intelijen AS menyatakan, mereka selalu meningkatkan sumber daya untuk studi dan analisis selama krisis keamanan nasional.

 “Komunitas intelijen akan terus memeriksa dengan teliti informasi yang muncul. Intelijen juga akan menentukan apakah wabah itu dimulai melalui kontak dengan hewan yang terinfeksi atau apakah itu adalah hasil dari kecelakaan di Laboratorium di Wuhan,” katanya.

Asumsi bahwa virus corona adalah buatan manusia telah beredar sejak epidemi meletus di China pada Desember dan Januari lalu. Dalam sebuah survei yang dirilis 8 April, Pusat Penelitian Pew mengatakan 29 persen orang Amerika percaya virus itu diciptakan di laboratorium, baik secara sengaja (23 persen) atau secara tidak sengaja (6 persen).

Akan tetapi, tidak ada bukti sejauh ini yang dapat mendukung teori tersebut. Para ilmuwan juga mengatakan, tidak ada indikasi dalam susunan genetik virus yang dimanipulasi di laboratorium. (ilm)

Post a Comment

0 Comments