Pemerintah China terus bergerak membuka pasar untuk membantu negara-negara lain dalam memulihkan ekonomi pasca pandemi coronavirus (covid-19).
Menurut Direktur Divisi Asia Tenggara Biro Asia Partai Komunis China, Xu Min, China tidak sedang mencari surplus.
“Kami sangat bersedia dengan Indonesia untuk mencari perkembangan ekonomi, dan kami akan mendorong lebih banyak perusahaan China untuk investasi di Indonesia,” terang Xu saat diskusi bersama Partai NasDem, dengan tema Experience Exchange Fighting Covid-19 Pandemic Between Indonesia and China di Jakarta, Kamis (28/5/2020).
Xu mengungkapkan, China bisa membantu mencari cara untuk meningkatkan peluang ekonomi Indonesia. Namun pada saat yang sama, Indonesia harus menciptakan iklim perdagangan dan investasi yang ramah.
Xu memandang, Indonesia dan China memiliki potensi yang luar biasa. Ia pun berharap rasa saling percaya bisa terus ditingkatkan.
Melansir Asiatoday.id, berdasarkan data statistik China, pada triwulan pertama 2020, kerja sama perdagangan Indonesia dan China turun sekitar 1,9 persen dari tahun lalu.
Meski demikian, ekspor Indonesia ke China meningkat 9,7 persen dibandingkan tahun lalu.
Walaupun demikian, investasi China di Indonesia sebesar USD1,3 miliar atau naik sebesar naik hingga 12 persen.
Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), nilai kerja sama China di Indonesia mencapai USD4,7 miliar atau Rp70,5 triliun pada 2019.
Jumlah tersebut meningkat 100 persen dibandingkan dengan nilai investasi pada 2018 sebesar USD2,4 miliar atau Rp36 triliun.
Xu mengatakan hubungan persahabatan Indonesia dan China di bidang ekonomi dan perdagangan di tengah pandemi covid-19 tidak terpengaruh.
Sementara itu, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengapresiasi kerja sama Indonesia dengan China dan harus terus diperkuat. Keberadaan China dianggap mampu menguntungkan Indonesia.
“Pak Surya Paloh sudah mengatakan kepada kami bahwa hubungan Indonesia dan China memegang peranan penting dan kita harus jaga,” kata Ketua DPP Bidang Hubungan Internasional (HI) Partai NasDem, Martin Manurung dalam diskusi tersebut.
Menurut dia, Indonesia harus mampu menjaga kerja sama ekonomi dengan China. Namun, dia mengaku banyak pihak yang tak sepakat dengan kerja sama ini.
“Menurut saya dan menurut Partai Nasdem, hubungan China dan Indonesia memegang peranan penting baik bagi negara kita masing-masing, juga untuk kawasan dan untuk dunia,” imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPR Rachmat Gobel menyampaikan kerja sama antara Indonesia dan China harus mengedepankan kepentingan nasional.
Hal ini penting guna menghindari terjadinya pro kontra kerja sama ekonomi kedua negara.
“Kerja sama Indonesia dan China harus berdasarkan kepentingan nasional guna mengeliminir timbulnya potensi pro-kontra sikap akibat masuknya investasi tersebut,” imbuhnya.
Menurut dia, kerja sama antara kedua negara juga harus memberikan kesempatan yang adil bagi pekerja Indonesia, terutama di wilayah penempatan investasi. Pekerja Indonesia harus dapat terlibat aktif dalam berbagai jejang manajemen.
Selain itu, kerja sama Indonesia dan China diharapkan bisa dimanfaatkan untuk menekan ketimpangan perdagangan kedua negara. Indonesia selama ini berada dalam posisi negatif, yakni lebih dominan impor daripada ekspor.
“Kalau ini yang dilakukan akan memperkuat struktur industri nasional di sektor industri manufaktur pangan maupun nonpangan. Dengan demikian secara bertahap akan mengurangi ketergantungan impor bagi industri nasional, baik bahan baku, bahan penolong, komponen, maupun barang modal,” tandasnya. (ATN)
0 Comments