Arief Poyuono Sebut Pandemik Corona Bisa Jadi Jalan Hilangnya Indonesia 2030


Arief Poyuono/Net

Pandemik virus corona baru (Covid-19) yang belum menunjukkan ujungnya ini ternyata bukan sesuatu yang baru. Pasalnya, hal ini sudah diprediksi bakal muncul sejak belasan tahun silam.

Adalah Sylvia Brown yang menulis bahwa dunia akan dilanda wabah yang menyerang paru-paru manusia (pneumonia) pada 2020.

 Sylvia Brown menuliskan prediksinya tersebut dalam buku "End of Days" yang terbit pada 2008, atau 12 tahun silam.

Di halaman 191, Sylvia Brown menuliskan prediksinya sebagai berikut, "In around 2020 a severe pneumonia-like illness will spread throughout the globe, attacking the lungs and the bronchial tubes and resisting all known treatments.

 Almost more baffling than the illness itself will be the
fact that it will suddenly vanish as quickly as it arrived, attack again ten years later, and then disappear completely".

Akan tetapi, kadang kala, sebuah prediksi yang ditulis dalam sebuah buku mengalami penentangan. Bahkan ditolak mentah-mentah.

"Dan setelah terjadi benar, waooo it happen.. Begitu juga dengan karya Sylvia Brown yang saat terbit juga kurang dipercaya," ucap Arief Poyuono kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu malam (2/5).

"Masih ingat novel berjudul 'Ghost Fleet' yang ditulis dua ahli strategi Amerika Serikat? Digambarkan sebuah perang antara Amerika Serikat melawan China di tahun 2030 yang juga meramalkan Indonesia tidak ada lagi di tahun 2030? Alias NKRI pecah yang sempat juga dicemooh ketika dibedah oleh Prabowo Subianto dalam setiap pidatonya," terang Wakil Ketua Umum Gerindra ini.

Lanjut Arief Poyuono, kalau dilihat dengan adanya pandemik Covid-19 yang berdampak terhadap perekonomian dan kehidupan sosial di Indonesia, bukan tidak mungkin jika pemerintah gagal mengendalikan pandemik ini dan dampaknya.

"Ini akan jadi jalan menuju Republik Indonesia di tahun 2030 sudah tidak ada lagi. Seperti yang ditulis di novel 'Ghost Fleet'," lanjutnya.

Sebab, tambah Ketum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu ini, jika membedah dengan teori MDH-nya Karl Marx untuk membaca gejala sosial atau masyarakat akibat dampak Covid-19, peluang hilangnya Indonesia pada 2030 akan sangat mungkin.

Apalagi, saat ini sangat terlihat kerja sama ekonomi Indonesia dengan negara lain yang lebih didominasi kerja sama dengan RRC.

Sehingga dengan mudahnya TKA asal RRC masuk ke Indonesia, yang menyebabkan hilang kesempatan rakyat Indonesia untuk mendapatkan pekerjaan.

Bahkan, produk-produk dari RRC lebih percaya dibandingkan bangga dengan produk Indonesia.

Karena itu, tegas Arief Poyuono, untuk menghindari semua prediksi ketiadaan Indonesia di tahun 2030 semua pemimpin negeri ini harus melepaskan semua ego dan kepentingan-kepentingan pribadinya.

Apalagi hanya berpikir untuk memperkaya diri sendiri yang akan memunculkan rasa saling benci.

"Kita harus bersatu untuk menghindari hilangnya Indonesia pada 2030. Ini fase-fase yang sangat berat bagi bangsa kita ke depan," demikian Arief Poyuono. *

Post a Comment

0 Comments