Turki Kena Dampak Covid 19, Penularan Tertinggi di Dunia


IMPIANNEWS.COM (Turki).

Turki tiba-tiba saja menjadi sorotan di tengah pandemi virus corona akhir-akhir ini.Pasalnya, Negeri Transkontinental itu sempat dinyatakan bersih dari COVID-19 saat negara tetangga kewalahan. Namun, akhirnya mereka juga ikut terdampak. Jumlahnya bahkan terus membeludak.

Dalam waktu empat minggu, Turki menjadi negara dengan tingkat penularan virus corona COVID-19 tertinggi di dunia.

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari The Guardian, lebih dari 3.000 orang pasien positif corona tercatat dalam sehari di sana.

Baca Juga
Negara yang dipimpin Recep Tayyip Erdogan itu telah mengabarkan 30.217 kasus pasien terinfeksi virus corona.

Kendati demikian, tingkat kematian yang dilaporkan masih cenderung lebih kecil daripada negara-negara pusat wabah.

Hanya 649 pasien meninggal dunia dari 30 ribu kasus positif corona yang tercatat atau sekitar 2 persen.
Saat banyak negara mengambil langkah lockdown dan physical distancing skala besar, Presiden Erdogan menolak memberlakukannya.

Erdogan bersikeras bahwa 'roda ekonomi harus tetap berputar'. Padahal, serikat dokter dan oposisi untuk mendorongnya untuk bertindak tegas.

Mereka meminta Presiden Turki itu untuk menginstruksikan peliburan kerja agar bisa tetap di rumah selama beberapa minggu.

Namun, ketakutan akan resesi ekonomi yang parah membuatnya tak berkutik. Turki kini masih belum pulih usai krisis mata uang Lira pada tahun 2018.

Para ekonom pun khawatir dengan dampak akibat virus corona yang tak dapat dihindari negeri beribu kota Istanbul ini.

Sebenarnya, perlahan pemerintahan Erdogan telah berupaya mengambil langkah pencegahan virus corona.
Kebijakan yang diambil di antaranya penutupan penerbangan internasional, perbatasan, dan perjalanan antarkota, pelarangan kegiatan publik dan keagamaan, serta penutupan sekolah dan pertokoan.

Orang-orang dengan usia di bawah 20 tahun dan di atas 65 tahun akan terkena jam malam.

Tentara yang sedang dikerahkan pada Perang Suriah pun dikurangi pergerakannya.

Sejak Senin 6 April 2020, Erdogan juga melarang penjualan masker penutup wajah.

Ia meminta seluruh alat pelindung diri (APD) dasar itu untuk dibagikan secara gratis kepada seluruh penduduk Turki.

Masker kini menjadi APD wajib saat bepergian menggunakan transportasi publik, saat berbelanja, maupun berada di tempat umum.

Erdogan pun menjanjikan dua rumah sakit darurat di Istanbul dengan kapasitas hingga 1.000 tempat tidur masing-masingnya.
Keduanya akan siap dalam 45 hari di Bandara Atatürk lama dan Sancaktepe yang berada di sisi Benua Asia.

Istanbul sendiri telah menjadi pusat wabah dengan meliputi 60 persen kasus COVID-19 yang dilaporkan Pemerintah Turki.

Pusat budaya dan ekonomi Turki itu dihuni oleh sekitar 17 juta orang yang mungkin terancam oleh pandemi ini.

Selain mempengaruhi kesehatan penduduk dan ekonomi nasional, stabilitas politik mereka pun terdampak parah oleh wabah virus corona.

Sebuah rancangan undang-undang akan membebaskan sepertiga penghuni penjara Turki, namun tidak termasuk tahanan politik.

Padahal, Erdogan terkenal senang memenjarakan musuh politik, aktivis hak asasi manusia, serta para jurnalis yang merongrongnya.

Penggalangan dana pun menjadi masalah karena sejumlah perusahaan yang terikat partai Erdogan dan Aparatur Sipil Negara (ASN) Turki dipotong gaji tanpa persetujuan.

Selama pandemi pun, Erdogan masih sempat menahan tujuh wartawan dengan dalih 'menyebarkan kepanikan'.***

Post a Comment

0 Comments