Menakutkan! Pasien Corona di AS Capai 800.000 Orang, 45.000 Meninggal

Presiden Amerika Serikat Donald Trump
IMPIANNEWS.COM (Amerika Serikat).

Presiden Amerika Serikat Donald Trump (Nationalinterest.org)
Jakarta, law-justice.co - Virus corona atau covid-19 semakin menjadi horor di Amerika Serikat. Penularannya kian merajalela, bahkan beberapa hari terakhir menjadi dua kali lipat.

Pada Selasa (21/4/2020) kemarin, angka penderita positif telah mencapai 800.000 orang.
Melansir Reuters, AS baru mencatatkan perlambatan kasus virus corona pada minggu ini, yakni naik kurang dari 30.000 sehari selama tiga hari terakhir. Amerika Serikat memiliki rekor kasus harian sebanyak 35.392 kasus pada 4 April.

Para ahli medis telah memperingatkan peningkatan pengujian akan diperlukan untuk mencabut kebijakan tinggal di rumah, yang menurut para ahli sangat penting untuk memperlambat penyebaran penyakit pernapasan yang sangat menular.

Namun, langkah-langkah tersebut membuat ekonomi macet dan memaksa lebih dari 22 juta orang untuk mengajukan tunjangan pengangguran pada bulan lalu.
Sementara itu, angka kematian corona di AS hampir mencapai 45.000, naik lebih dari 2.000 dengan banyak negara bagian belum melaporkannya kepada pusat pada hari Selasa.

Kematian telah melambat dalam beberapa hari terakhir, naik kurang dari 2.000 sehari selama tiga hari terakhir hingga Senin.

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump memilih tak terima imigran selama pandemi corona. Hal ini disampaikan presiden Amerika Serikat melalui akun media sosial Twitter miliknya, @realDonaldTrump.

Langkah ini dilakukan Donald Trump untuk memerangi musuh tak terlihat (covid-19) yang sudah merebak ke seluruh dunia.
Donald Trump juga menyebut, jika langkah penangguhan imigrasi ke Amerika Serikat hanya untuk melindungi warga Amerika Serikat.

"Mengingat serangan dari `Musuh` yang tak terlihat, serta untuk kebutuhan melindungi pekerjaan Warga Negara Amerika yang hebat saya ini. Saya menandatangani perintah eksekutif untuk menangguhkan sementara imigrasi ke Amerika Serikat," cuit akun resmi @realDonaldTrump pada Selasa (21/4/2020).

Selain kebijakan tegas ini, Donald Trump juga memberikan panduan untuk membuka perekonomian kembali.

Menurut laporan BBC, langkah ini untuk dilakukan dalam beberapa bulan ke depan. Pedoman untuk membuka Amerika kembali menguraikan tiga fase di mana negara bagian secara bertahap mengurangi lockdown-nya.

Trump berjanji para gubernur akan menangani proses ini sendiri, sementara dia dan pemerintah federal akan membantu.

Presiden AS ini juga menegaskan bahwa negara bagian bisa mulai membuka wilayahnya kembali bulan ini.

"Amerika ingin terbuka dan orang Amerika ingin terbuka," katanya.
"Penguncian nasional bukan solusi jangka panjang yang berkelanjutan," imbuh Trump.

Dia mengatakan bahwa penguncian yang berkepanjangan berisiko menimbulkan korban serius pada kesehatan masyarakat.

Trump juga memperingatkan masalah mental seperti penyalahgunaan narkoba, alkohol, penyakit jantung dan lainnya akan meningkat bila lockdown diperpanjang.

Warga yang sehat akan dapat kembali bekerja jika kondisinya memungkinkan.

Meski lockdown dicabut, warga Amerika akan terus diingatkan untuk menjaga jarak sosial dan tetap tinggal di rumah jika tidak sehat.

Trump mengatakan bahwa pembukaan kembali ekonomi AS akan dilakukan dengan hati-hati, dan meminta para gubernur begerak sesuai perhitungan mereka.

Namun agaknya keputusan Trump ini dirasa kurang baik oleh pemimpin Partai Demokrat, Nancy Pelosi.Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS itu menilai pedoman baru tersebut tidak konsisten.

"(Pedoman itu) tidak menebus kegagalan presiden mendengarkan para ilmuwan dan memproduksi dan mendistribusikan pengujian cepat nasional," kata Pelosi.

Hingga Selasa (21/4/2020) pukul 15.30 WIB, Amerika Serikat masih menjadi negara tertinggi dengan kasus corona di dunia.(Tribunnews)
(Nikolaus Tolen\Editor)(impiannews.com)

Post a Comment

0 Comments