Bukittinggi, --- Di kalangan komunitas Tuna Rungu bahasa isyarat tidak di pandang asing lagi. Bahasa isyarat merupakan sebagai alat untuk komunikasi utama bagi mereka. Kebanyakan dari orang beranggapan bahwa seolah-olah bahasa isyarat tersebut tidak menarik dan tidak terlalu di butuhkan.
Namun kalau di cermati apalagi dewasa dengan perkembangan zaman yang semakin pesat ini, komunikasi dengan menggunakan bahasa isyarat tidak hanya perlu di kalangan komunitas Tuna Rungu saja, akan tetapi juga sangat bermanfaat bagi Instansi/lembaga yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Mulai dari kelurahan, puskesmas dan lain sebagainya.
Tidak terkecuali bagi kementerian agama. Terutama bagi Penyuluh Agamanya yang selalu berhadapan dan berkomunikasi langsung dengan masyarakat dalam upaya meningkatkan pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran agama di tengah-tengah masyarakat. Mulai dari kelompok masyarakat biasa sampai masyarakat yang berkebutuhan khusus. Kelompok tunarungu misalnya secara tidak langsung dituntut untuk menjalin komunikasi dengan nya.
Seperti halnya yang dilakukan Rusman Edi Penyuluh Agama KanKemenag kota Bukittinggi yang sangat tertarik dengan pelatihan bahasa isyarat Indonesia yang di laksanakan Dinas Sosial Kota Bukittinggi beberapa waktu yang lalu karena dalam melaksanakan tugas kepenyuluha nya selalu konsen dan berhubungan langsung dengan kelompok Disabilitas. Ia memandang perlu untuk memahami dan meningkatkan kemampuan khusus nya dalam berbahasa isyarat.
"Seorang penyuluh Agama menurut kami harus mampu minimal secara dasar pengetahuan dalam berbahasa isyarat.
Itulah agaknya yang menjadi motivasi utama kami mengikuti Pelatihan Bahasa Isyarat Indonesia( BISINDO) bagi petugas layanan masyarakat oleh Dinas Sosial Bukittinggi beberapa waktu yang lalu bertempat di SMA N 1 Bukittinggi," tutur Rusman Edi Sabtu, 29 Februari 2020.
Ketua Pokjaluh Kementerian Agama Kota Bukittinggi ini juga mengakui bahwa pelatihan seperti tersebut jarang di temukan. Khusus untuk dirinya sendiri ia sudah setahun yang lalu mengharapkan adanya pelatihan ini.
"Alhamdulillah kami bisa mengikuti pelatihan yang jarang di temukan ini, kami tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini serta mengikutinya dengan sangat antusias. Selama pelatihan berlangsung di dapat sedikit dasar dari Bahasa Isyarat itu sendiri kalaupun belum terbilang mahir," Ungkapnya lagi.
Dalam pelatihan tersebut di ajarkan Abjad isyarat dan bahasa Isyarat itu sendiri yang di kemas dalam bentuk Demonstrasi, latihan. Games, Bikin Flog atau dialog serta bahasa isyarat dalam posisi sebagai pelayan masyarakat. Materi di sampaikan oleh Narasumber yang Profesional langsung dari Jakarta.
Pembelajaran yang mengasyikkan dan menyenangkan seperti itulah yang membuat proses pelatihan terkesan tidak membosankan, tidak sulit. Malah sebaliknya pembelajaran terkesan menyenangkan.
"Mengingat materi dalam pelatihan ini sangat di butuhkan / urgen di zaman sekarang ini terkait penguasaan bahasa isyarat ini dalam memberikan pelayanan. Maka kami berharap pelatihan ini perlu adanya kelanjutannya dengan materi pengembangan keilmuan dasar tentang bahasa isyarat yang sudah di dapat dalam pelatihan ini. (sy/014)
0 Comments