Ada yang unik dari rangkaian perayaan Cap Go Meh 2571 warga keturunan Tionghoa di Kota Padang, Sumatera Barat. Selain menampilkan berbagai pertunjukan kesenian yang memadukan Delapan kultur budaya yang ada yakni, Tionghoa, Minang, Jawa, Sunda, Mentawai, Batak, Nias dan India, para wisatawan yang datang juga akan dimanjakan dengan keindahan goresan tangan pelukis yang menyajikan berbagai macam lukisan yang menggambarkan tentang jejak etnik dalam rupa.
Seluruh lukisan itu, dipamerkan di galeri Padang milik Sifattely Kurniawan di kawasan jalan AR Hakim, Kecamatan Padang Selatan. Seluruh wisatawan yang ingin melihat seperti apa bentuk lukisan itu, dapat berkunjung ke galeri ini sejak pukul 09.00 WIB. Pihak pengelola, memberikan akses bagi siapa saja yang ingin melihat keindahan goresan tangan dari pelukis handal.
Sifattely Kurniawan sendiri, adalah warga negara Indonesia keturunan Tionghoa yang lahir di Kota Padang 13 Januari 1943 silam. Sifattely yang juga dikenal dengan panggilan Pak Kopat ini, adalah sosok yang memiliki minat dan ketertarikan terhadap seni rupa. Ia juga, merupakan salah satu kolektor seni senior, yang mengkoleksi lukisan-lukisan seniman perupa Sumatera Barat.
“Disini kita memamerkan lukisan-lukisan karya pelukis Sumatera Barat. Tempat Ini juga menjadi ruang kreatif untuk para seniman perupa. Galeri ini saya buka, karena selama ini saya melihat khususnya di Kota Padang, tidak ada galeri khusus yang memajang lukisan-lukisan hasil karya dari seniman pelukis,”kata Sifattely Kurniawan, Selasa 4 Februari 2020.
Menurut Sifattely, tema Jejak Etnik dalam Rupa sengaja ia pilih dengan tujuan menampilkan karakteristik karya seni yang bersumber dari kehidupan kelompok masyarakat etnik tertentu, baik di objek karya itu sendiri maupun asal-usul pelukis itu sendiri.
“Dari 55 lukisan yang dipajang dalam pameran Jejak Etnik dalam Rupa, karya yang dominan adalah dari dua orang pelukis perempuan kelahiran Sumatera Barat. Yakni, Maria Tjui dan Evelyna Dianata,”ujar Sifattely.
Dijelaskan Sifattely, Maria Tjui adalah warga negara Indonesia keturunan Tionghoa, yang lahir di Pariaman 14 Mei 1934. Ia mulai, belajar melukis dari bimbing S. Sudjoyono, dan melanjutkan studi di Seni Patung Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI). Bahkan, saat ini, karya-karyanya, sudah populer di berbagai negara.
Sedang Evelyna Dianata, adalah perempuan Minangkabau kelahiran Bukittinggi, 13 Juli 1966. Evelyna dikenal dengan lukisan-lukisan bertemakan tentang perempuan Minangkabau dalam berbagai situasi dan tradisi.
“Yang jelas, galeri ini kita manfaatkan sebagai ruang kreatifitas para pelukis yang ada di Sumatera Barat. Kita akan buka galeri ini untuk umum,”tutup Sifattely. ( yd)
#taf
0 Comments