IMPIANNEWS.COM (BAGHDAD).
Tak satu pun dari 15 misil Iran yang menyerang dua pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Irak yang ditembak jatuh atau dicegat oleh sistem pertahanan rudal Patriot.
Padahal, pejabat pejabat AS di Baghdad mengonfirmasi bahwa sistem pertahanan itu berstatus aktif.
Sebanyak 15 rudal Teheran pada hari Rabu menargetkan pangkalan Ain al-Assad dan Erbil di Irak yang dioperasikan militer AS.
Stasiun televisi pemerintah Iran mengklaim 80 orang Amerika tewas. Namun, Presiden Donald Trump dalam pidatonya di Gedung Putih menjelang Kamis (9/1/2020) dini hari WIB menyatakan tak satu pun orang Amerika maupun Irak yang tewas oleh serangan rudal-rudal Iran.
"Orang-orang Amerika harus sangat berterima kasih dan bahagia," kata Trump.
"Tidak ada orang Amerika yang terluka dalam serangan semalam oleh rezim Iran," ujarnya, seperti dikutip Fox News. "Tidak ada nyawa Amerika atau Irak yang hilang."
Serangan 15 misil Teheran ini sebagai awal dari balas dendam atas kematian Jenderal top Iran, , akibat serangan udara AS di Baghdad, Jumat pekan lalu.
Terlepas siapa yang benar antara klaim Teheran atau Washington terkait dampak serangan rudal di Irak kemarin, kinerja sistem pertahanan rudal Patriot menjadi sorotan media.
Para pejabat militer AS di Baghdad mengaku mendapat peringatan dini dari intelijen tentang serangan rudal balistik Iran sebelum serangan terjadi. Salah satu pejabat mengatakan kepada Fox News bahwa sistem pertahanan udara aktif saat peringatan diterima.
Menurut laporan Defense World, mayoritas misil yang ditembakkan rezim Iran adalah rudal Fateh-100, yang digambarkan oleh Teheran sebagai "rudal yang gesit, berkemampuan sembunyi-sembunyi, taktis dan presisi yang dapat menjangkau wilayah sejauh 300 km (180 mil) dengan membawa muatan sekitar 225 kg".
Selain itu, ada juga misil Qiam-1, rudal balistik jarak jauh berbahan bakar cair yang memiliki jangkauan 800 km dan kapasitas untuk membawa hulu ledak 340kg.
“Personel AS yang diperingatkan sebelumnya dapat menemukan tempat berlindung di bungker bawah tanah. Sumber saya mengatakan tidak ada korban saat ini, tetapi laporan akhir belum tersedia untuk mereka yang saya ajak bicara," kata Alex Plitsas, mantan pejabat Pentagon dalam posting twitter setelah serangan Iran.
Laporan lain menyebutkan pasukan proksi Iran di Irak juga menyerang sasaran AS dengan artileri roket yang tidak terarah.
Data Komando Pusat (CENTCOM) AS mengatakan Iran memang menembakkan 15 rudal balistik ke Irak. Sepuluh rudal menghantam Pangkalan Udara Ain al-Asad yang menampung pasukan AS, satu rudal menghantam pangkalan militer AS di Erbil. Empat rudal sisanya gagal menghantam sasaran.
Bobolnya sistem pertahanan rudal Patriot AS ini merupakan kejadian kedua dalam beberapa bulan terakhir. Pada bulan September 2019, sistem pertahanan rudal Patriot di Arab Saudi gagal mendeteksi dan merespons serangan pesawat tak berawak dan rudal jelajah yang menghantam dua kilang minyak terbesar di kerjaaan tersebut.
Setelah serangan di Saudi itu, Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo mengakui bahwa sistem Patriot terlihat kurang efektif dari yang semestinya.
0 Comments