Foto by Andi Scientia |
"Kisah Haru KopTam (Kopi Tampuruang) di Payakumbuh"
Payakumbuh, --- Senyum hangat dari seseorang di balik meja mini bar menyambut saat kami mendatangi warung kopi di depan Masjid Iqtisadiyah, Air Randah. Sesaat kemudian dia berjalan menuju tiga orang pemuda yang asyik mengobrol di sudut ruangan. Sebuah teko dan gelas yang terbuat dari batok kelapa dia letakkan di atas meja yang dibuat dengan sederhana.
Nama kedai itu adalah KopTam. Merupakan singkatan dari Kopi Tampuruang. Ciri khas yang dimiliki karena wadah kopi berupa teko dan gelas yang terbuat dari tempurung batok kelapa. Tidak hanya kopi, beberapa makan kecil juga tampak di meja pemuda tersebut. Asap rokok tidak berkesudahan mereka hembuskan. Sekali-kali tak lupa seruput kopi dari gelas tempurung itu. Kopi dan rokok seakan jadi teman akrab yang tidak terpisahkan.
Yudi Futra, yang menyambut kami tadi ternyata pemilik sekaligus karyawan kedai KopTam. Usaha kopi ini dirintisnya sejak pertengahan 2015. Diawali dengan ide membuat saringan kopi dari (Tampuruang) batok lengkap dengan gelas teko dan alat pendukung dalam menciptakan rasa kopi yang khas. Belum mempunyai kedai, Yudi, panggilan akrabnya, berjualan secara keliling di pasar dan toko ke toko.
Sesekali tampak Yudi tertegun dengan senyum yang dipaksa mengembang.
Walau sejak tahun 2015 merintis, baru beberapa bulan ini bisa Ia merasakan ide dan hasil jerih payahnya mengembangkan KopTam diminati pecinta kopi. Tercatat sudah 10 outlet (kedai, red) KopTam tersebar di Sumatera Barat sampai Riau.
Yudi Futra (40 Tahun), Pemilik kedai kopi KopTam Payakumbuh dengan produk serbuk kopi hasil olahannya. |
Pria kelahiran Ateh Bukik Balai Panjang 14 Juni, 40 tahun silam ini menceritakan proses perjalanannya menegakan brand Kopi Tampuruang (KopTam) ini. Tamatan SLTP tidak membuat banyak pilihan lapangan pekerjaan. Kreatifitas membuat tikar pandan Ia lakoni untuk menghidupi keluarga kecilnya. Usaha tersebut bangkrut.
Yudi beranikan diri jalankan ide yang sudah lama dipikirkan. Kopi yang disuguhkan dengan wadah dari tempurung. Tiga tahun menggeluti usaha KopTam secara keliling, belum nampak perkembangan. Keluarga kecil yang Ia bina sejak Juli 2006, hancur. Agustus 2018, Yudi ditinggalkan istri dan sepasang buah hatinya.
Kami tercenung mendengar kisah pilu Yudi. Tak tega untuk menatap pria yang kembali memaksakan tersenyum dengan mata yang berkaca-kaca.
Namun Yudi tetap tegar. Dibantu seorang teman, Yudi mengontrak sebuah kedai untuk melanjutkan usaha kopi Tampuruang. Namun lagi lagi belum dihampiri nasib baik, baru enam bulan berjalan, kontrak kedai terputus karenan pemilik kedai meminta kontrak pertahun yang sebelumnya kesepakatannya adalah dibayar perbulan.
Selama vakum berjualan kopi, Yudi tetap meroasting kopi, membuat gelas dan teko tampuruang yg dijual secara bajojo. Selain itu dia tetap konsisten menelurkan ide-ide tentang KopTam untuk masa yang akan datang. Ide ide tersebut dikeluarkan di bengkel mobil yang menjadi cikal kedai pertama KopTam.
Seminggu sebelum Idul Fitri 2019, melanjutkan kontrak kadai seorang teman yg masih tersisa 1.5 bulan, Yudi kembali memulai usaha Kopi Tampuruang dengan peralatan seadanya. Dari hasil 1.5 bulan ini dia sanggup membayar kontrak kedai untuk sebulan yang berjumlah 450.000 rupiah.
Namun, kisah haru seakan tidak putus Ia sampaikan. Dihari terakhir puasa Ramadan, belum ada uang untuk membayar zakat fitrah. Namun berkat keyakinannya, dia berhasil membayar zakat fitrah di hari itu juga berkat ada yang minum kopi setelah buka puasa.
Seiring perjalanan, bulan Agustus 2019, Yudi sudah bisa membayar kontrak selama 6 bulan berkat kopi Tampuruang mulai diminati masyarakat sekitar. Dengan rasa dan ciri yg khas serta mengedepankan kopi “Kampuang“, yaitu kopi Robusta dengan rasa yang pahit, KopTam ini cepat diterima masyarakat.
Secara perlahan dengan menerapkan sistem franchise nirlaba (istilah ini khusus digagas oleh Yudi karena tidak mengambil untung penjualan dari outlet yang bekerjasama, namun cukup membeli kopi, kawa dan peralatan dari Yudi. KopTam sampai saat ini sdh 9 outlet yang beroperasi. Tersebar di Sumatera Barat dan Riau dan menunggu Operasi 2 outlet lagi untuk daerah Riau dan Sumbar.
Kedai Kopi Tampuruang (KopTam) dapat kita temui di Air Randah balai Panjang Lareh Sago Halaban, Kubu Gadang Kota Payakumbuah, Tanjuang Ampalu Sijunjung, Objek Wisata Kapalo Banda Taram Kec. Harau, Sicincin Kota Payakumbuh, Jalan Melati, Panam Pekanbaru Riau, Simpang Tanjuang Kalianget, Sungai Kamuyang Kec. Luhak, Objek Wisata Aja Barayun Lembah Harau, dan kedai ke-9 di Dumai, di resmikan tanggal 25 Oktober 2019, serta kedai ke-10 di Depan Pengadilan Agama Tanjuang Pati kec Harau ( akan beroperasi mulai bulan November 2019.(rel/014)
0 Comments