Payakumbuh sepi hiruk pikuk pergantian tahun masehi |
Payakumbuh, --- Seumuran, baru kali ini Kota Payakumbuh bebas hiruk - pikuk pergantian tahun masehi. Tradisi merayakan malam pergantian tahun atau malam tahun baru, tak lagi dirayakan dengan membakar kembang api, membunyikan mercon ataupun membunyikan terompet.
Dengan penuh kesadaran ingin berubah dari perbuatan mubazir, secara bersama - sama, dibuktikan Pedagang mercun, kembang api maupun terompet juga tak lagi “Berani” memajang dagangan mereka, kalaupun masih ada, itu dapat dihitung dengan jari.
Dari pantauan di pusat Kota Payakumbuh, terlihat arus kenderaan mulai padat jelang pukul 00.00 WIB, serta pengunjung yang duduk berkelompok di pusat kuliner dan coffee shop, namun tak terdengar letusan mercon, dan bunyi terompet. Semuanya tentu atas koordinasi yang baik antar unsur di Payakumbuh.
Pergantian tahun masehi di Kota Payakumbuh, warga sudah mengisinya dengan kegiatan positif. Seperti kegiatan muhasabah dan tabligh akbar di mesjid dan mushalla. Cuaca hujan juga salah satu alasan untuk warga malas keluar rumah untuk melakukan hura - hura.
Di Pusat Kota Payakumbuh yang terkenal dengan tugu Adipuranya, pada Selasa 31 Desember 2019 atau detik-detik jelang pergantian tahun, hanya terlihat beberapa orang petugas Kepolisian dari Polres Payakumbuh yang didominasi oleh anggota Satlantas, mereka baik Polisi laki-laki (Polki) dan Polisi Wanita (Polwan) hanya sesekali terlihat mengatur lalulintas kendaraan, baik kendaraan roda dua maupun roda empat yang lewat agar tidak terjadi kecelakaan.
Sambil berkelakar, salah seorang anggota Satalantas mengatakan bahwa, apa yang akan diatur, sepi sekali, sangat jauh dengan beberapa tahun lalu. Jika beberapa tahun-tahun lalu, berjalan saja susah dipusat Kota Payakumbuh saat malam pergantian tahun, apalagi untuk berkendara. Sebab ribuan orang dari berbagai tempat, termasuk pedagang dari berbagai daerah datang ke Kota Payakumbuh yang penuh magnet untuk mencari Reski.
Di batas Kota Payakumbuh - Tanjung Pati, yang biasanya disalah gunakan para pembalap liar untuk aksi balapan. Namun di malam pergantian tahun aksi tersebut tak terlihat. Mesti dibeberapa titik mereka tampak berkumpul karena kehujanan.
Muhandi Andi Torang, salah seorang aktivis social yang juga pemerhati masalah agama di Payakumbuh mengapresiasi Pemko Payakumbuh yang mengeluarkan himbauan dan edaran agar masyarakat yang tidak lagi merayakan malam pergantian tahun dengan hal-hal yang tidak bermanfaat dan terkesan membuang-buang uang.
“ Kita Apresiasi Pemko Payakumbuh, Pihak Kepolisian yang terus mengeluarkan himbauan dan edaran agar malam pergantian tahun tidak dirayakan dengan hal-hal yang tidak berguna dan terkesan mubazir. Kita juga sambut baik para orang tua, niniak mamak dan seluruh unsur yang ada di Payakumbuh maupun di Kabupaten Limapuluh Kota yang terus memberikan pemahaman kepada anggota keluarga mereka untuk tidak ikut melakukan perayaan malam pergantian tahun.” Sebut Andi Torang, Rabu pagi 1 Januari 2020.
Pemilik tempat wisata Syariah Torang Saribulan itu juga menyebutkan, dengan tidak adanya malam perayaan Tahun baru di Payakumbuh, khususnya di Pusat Kota, tidak ada lagi sampah yang berserakan, hal ini tentu akan sangat meringankan pekerjaan dari para petugas kebersihan.
Selain di Pusat Kota Payakumbuh yang terlihat “Sepi” dari perayaan malam tahun baru, disepanjang jalan Soekarno-Hatta juga tidak terlihat adanya konvoi kendaraan yang biasanya juga membunyikan terompet, membakar mercun dan kembang api.
Keramaian justru terlihat di sejumlah Café-café dan restoran yang didominasi oleh Anak Baru Gede (ABG) yang datang dari berbagai daerah di luar Payakumbuh.(014)
0 Comments