Catatan Ari Alfikri : Antara Mahyeldi Ansharullah dan Riza Falepi

IMPIANNEWS.COM
Sebagaimana diberitakan media, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) telah memerintahkan kedua kader terbaiknya yakni Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah dan Wali Kota Payakumbuh Riza Falepi untuk menyosialisasikan diri menuju Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumbar 2020. 

Keduanya mulai gencar memasang baliho dan bersilaturahmi ke kota/kabupaten seantero Sumbar. Menarik untuk diamati, kepada siapa PKS akan memberikan "tiket"nya sebagai kandidat penerus kader PKS sebelumnya, Irwan Prayitno.

Secara masa jabatan, Riza Falepi dinilai lebih berpeluang. Riza sudah menjabat wali kota pada periode kedua yang akan berakhir pada 2022. Sedangkan Mahyeldi baru menjabat periode kedua sejak 2019 lalu. Artinya masa jabatan Mahyeldi sebagai Wali Kota Padang masih lama berakhir hingga 2024 mendatang. 

Tentu sayang bagi PKS untuk melepaskan kekuasaannya di Kota Padang jika Mahyeldi yang maju, padahal masa jabatannya masih lama.

Secara elektabilitas, Mahyeldi masih lebih tinggi dibandingkan Riza di sejumlah lembaga survey. Hal itu wajar saja mengingat Mahyeldi memimpin ibu kota provinsi yang tentu lebih mendapatkan sorotan media. Selain itu, Humas Pemko Padang ataupun tim media Mahyeldi dinilai lebih sukses mempublikasikan Mahyeldi secara personal. 

Di media sosial saja misalnya, Humas Pemko Padang sudah melek dengan Facebook Ads sejak 2015. Saya perhatikan, saat itu halaman Facebook Humas Kota Padang sudah mulai beriklan. Iklan dijalankan seantero Sumbar untuk membangun likers/followers hingga sekarang halaman tersebut sudah mencapai lebih kurang 112 ribu followers. 

Tak ayal, konten-konten seperti Mahyeldi memikul beras, sahur di rumah masyarakat miskin, i'tikaf di masjid, penataan pantai Padang, dan konten-konten lainnya, menjadi viral di media sosial karena audience yang sudah terbangun sejak 2015 itu. 

Konten-konten viral tersebut sukses membentuk citra bahwa Mahyeldi itu pemimpin yang bersahaja, peduli masyarakat miskin, dan tak hanya relijius namun juga sukses dalam membangun Kota Padang.

Sementara, Riza Falepi sebenarnya juga tak kalah berhasil dibandingkan Mahyeldi dalam membangun Kota Payakumbuh. Jika Mahyeldi dipanggil Buya karena terkenal relijius, maka Riza yang tampil dengan wajah profesional, smart, dan tanpa jenggot, sebenarnya tak kalah relijius. 

Riza menjadi Wali Kota Payakumbuh pertama yang mencanangkan Pesantren Ramadhan. Dia juga mencanangkan program Payakumbuh Menghafal dan menyediakan hadiah umrah bagi pelajar yang hafal Alqur’an 30 juz.

Riza juga mengagas Gerakan Subuh Berjamaah yang menjadi sarana dialog dan silaturahmi baginya untuk menyerap aspirasi masyarakat dari masjid ke masjid. Kemudian ada program Payakumbuh Berwakaf hasil kerja sama Pemko dengan Kemenag Payakumbuh yang merupakan program pertama di Indonesia sehingga Payakumbuh dijadikan sebagai pilot project nasional. 

Hanya saja, program dan personal Riza Falepi kurang terpublikasi di media sosial. Atau tepatnya sudah terpublikasi, hanya saja belum menjangkau pengguna media sosial yang lebih luas di Sumbar. 

Saya perhatikan Humas Pemko Payakumbuh sudah mulai melek terkait medsos ini setahun terakhir namun tentu sudah kalah start dibandingkan Humas Pemko Padang.

Namun tak ada kata terlambat bagi Riza Falepi untuk mendongkrak popularitas dan elektabilitasnya. Waktu sekitar 8 bulan lagi menuju Pilgub Sumbar bisa dimanfaatkan secara maksimal. 

Apalagi selama 3 bulan bersosialisasi, tren popularitas Riza terus meningkat. Pada akhirnya, DPP PKS juga yang memutuskan, siapa "putra mahkota" yang akan bertarung untuk menggantikan Irwan Prayitno.

Post a Comment

0 Comments