Trump Dimakzulkan, Kabaikan Bagi RI

IMPIANNEWS.COM  (AS).

Pemakzulan Donald Trump bisa membawa kebaikan bagi Indonesia. Namun, tahapannya belum usai.

Selama ini Presiden Ke-45 Amerika Serikat (AS) itu kerap mengeluarkan kebijakan kontroversial. Terutama untuk negara muslim. Dia sosok yang kerap memunculkan kebencian global.

Pengamat hubungan internasional Universitas Fajar (Unifa), Andi Meganingratna menyebut, Amerika Serikat merupakan negara hegemon. Ketika terjadi sesuatu di sana, akan membawa pengaruh ke seluruh dunia.

“Kalau jadi dimakzulkan, itu akan memberi dampak bagi konstelasi politik. Minimal, bagaimana peranan Amerika selanjutnya. Karena Trump memang presiden yang agak ekstraordiner,” terang Meganingratna kepada FAJAR, Kamis, 19 Desember.

Jika Trump lengser dari kursi presiden, maka konstelasi dunia politik internasional jauh lebih baik, termasuk untuk Indonesia. Lantaran, power Amerika Serikat tak lagi seperti dulu. Sudah ada Tiongkok yang menunjukkan power.

“Dampaknya untuk Indonesia pasti ada. Karena kebijakannya Trump sekarang pasti berpengaruh buat hubungan bilateralnya dengan negara-negara lain,” nilainya.

Hanya saja, perjalanan pemakzulan belum usai. “DPR sudah memakzulkan. Di DPR itu kan banyak dari Demokrat. Cuma masalahnya di Senat itu sebaliknya. Jadi kemungkinan besar Trump bisa tetap menjabat,” ungkap Ketua Prodi Hubungan Internasional Unifa itu.

Mega, sapaannya menambahkan, meski kisruh politik ini tak berdampak besar, hubungan Amerika Serikat dan Indonesia mesti tetap berlanjut. Di masa depan, kedua negara ini bisa saling menopang.

“Indonesia dan Amerika Serikat di masa depan pasti akan terus berhubungan karena mau tidak mau Indonesia butuh karena power Amerika termasuk besar. Tidak akan memburuk menurut saya,” pungkasnya.

Tetap Stabil
Trump dimakzulkan lantaran menyalahgunakan kekuasaan dan menghalangi Kongres dalam proses penyelidikan. Hal itu akhirnya membuat DPR melakukan pemungutan suara untuk memakzulkannya.

Hasil pemungutan suara, hampir semua anggota Partai Demokrat setuju dengan dua dakwaan tersebut. Sementara, semua anggota Republik menentang adanya pemakzulan terhadap Trump.

Namun, Trump tidak bisa langsung lengser dari kursi presiden. Dia masih akan melalui tahap selanjutnya, yaitu Sidang Senat. Nasibnya akan ditentukan melalui sidang tersebut.

Pengamat hubungan internasional Universitas Hasanuddin (Unhas), Patrice Lumumba menilai, kondisi ini memang berpengaruh di seluruh dunia. Namun, dampak politik itu tak akan membawa pengaruh besar.

“Dampaknya tidak signifikan. Walaupun tanpa Amerika, dunia secara internasional memang mengalami kelambatan pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.

Apalagi, kisruh politik yang terjadi di negeri Paman Sam itu sudah berproses cukup lama. Perekonomian internasional masih terbilang stabil. Termasuk juga di Indonesia.

“Banyak negara-negara power ekonomi yang bangkit selain Amerika. Bahkan Amerika sendiri kewalahan, makanya dia melakukan perang dagang dengan Tiongkok,” terangnya.

Menurutnya, Tiongkok juga punya peran yang besar dalam menopang perekonomian di seluruh dunia, begitu pula di Indonesia. Nilai investasinya, jauh lebih besar dari Amerika Serikat.

“Dia (Tiongkok) membantu karena dia investasi langsung. Selain itu juga ada kedekatan etnis. Orang Tiongkok banyak di Indonesia. Itu sangat berpengaruh,” ucapnya.

Patrice mengungkapkan, kisruh politik ini juga cukup kompleks. Apalagi, Demokrat dan Republik punya gaya masing-masing dalam menjalankan roda pemerintahan.

“Kalau Amerika Serikat dipimpin oleh Republik memang dunia internasional itu kacau. Beda halnya dengan demokrat, dia kooperatif sifatnya. Kalau Republik konfrontatif,” jelas dia.

Hanya saja, pertimbangannya kondisi perekonomian internal Amerika Serikat stabil di bawah kepemimpinan Trump dari Republik. 

“Di satu sisi dia (masyarakat) mencintai Donald Trump karena menstabilkan perekonomian domestik Amerika, mengurangi pengangguran, tetapi dia juga terlibat menyalahgunakan kekuasaan,” ucapnya.

Selidiki Trump
Secara keseluruhan, dalam rangkaian persidangan pemakzulan terhadap Trump, anggota DPR AS bertindak sebagai jaksa, Senat sebagai juri, dan Mahkamah Agung AS yang memimpin jalannya sidang.

Setelah proses di DPR, Senat akan menggelar sidang sendiri, yang diperkirakan akan digelar pada Januari.
Peraturan di Senat mengungkapkan bahwa persidangan proses pemakzulan dilakukan dengan pemanggilan aksi-saksi dan bukti, dan semuanya tergantung dari para Senator. Standar pengadilan di Senat ini tak sekaku di pengadilan pidana. Sebab, semuanya tak lepas dari proses politik.

Dilansir Washington Post dan Guardian, pimpinan kelompok mayoritas di Senat AS Mitch McConnell, yang berasal dari Partai Republik, mengaku tak ingin menghadirkan satu pun saksi di persidangan.

Hal yang berbeda dikatakan oleh pemimpin minoritas Senat Chuck Schumer.

Ketua Mahkamah Agung, John Roberts, sebagai pemimpin sidang pemakzulan, mengatakan, kemungkinan akan menengahi proses ini.

Jika prosedur sudah disepakati, persidangan dijalankan oleh 100 orang anggota Senat AS. Rinciannya, 53 Senator dari Partai Republik, partai asal Trump, 45 Senator Partai Demokrat, dan dua Senator independen.

Secara matemetis, dibutuhkan dua pertiga atau 67 suara Senator AS agar Trump bisa dimakzulkan. Dengan asumsi semua Senator Demokrat setuju pemakzulan itu, sedikitnya butuh suara 20 Senator Republik dan semua Senator independen yang menyetujui dakwaan itu.

Sebaliknya, Senator Republik pun bisa menggugurkan proses pemakzulan terhadap Trump jika mereka kompak. Meskipun, itu dilakukan tanpa mempertimbangkan bukti dan saksi.
Menanggapi hal ini, Juru Bicara Gedung Putih Stephanie Grisham, yakin Senat menyatakan bahwa Trump tak bersalah dalam sidang mendatang.

Dia bahkan menyebut pemakzulan Trump sebagai salah satu episode politik paling memalukan dalam sejarah AS.

“Tanpa mendapat suara tunggal Republik dan tanpa menghadirkan bukti kesalahan, Demokrat mendorong pasal tidak sah soal pemakzulan terhadap presiden melalui DPR,” katanya dilansir Reuters.

Grisham menambahkan, Trump yakin Senat akan menjalankan fungsinya dengan baik, mengembalikan ketertiban dan menegakkan keadilan.

“Semuanya diabaikan begitu saja dalam proses di DPR. Trump siap dengan langkah selanjutnya dan yakin bahwa dia sepenuhnya tak bersalah,” ujarnya.

Sejarah pemakzulan Presiden AS sendiri menunjukkan bahwa proses ini belum pernah ada yang sukses. Presiden Richard Nixon mundur tahun 1974 sebelum dimakzulkan. 

Dua Presiden AS lainnya, yakni Bill Clinton (1998) dan Andrew Johnson (1868), lolos dari pemecatan di Senat meski DPR sudah menyetujuinya.

Kalaupun Senat menyetujui pemakzulan Trump, Wakil Presiden AS Mike Pence akan menjadi penggantinya dan menjabat selama sisa masa jabatan Trump hingga 20 Januari 2021. (fin)

Post a Comment

0 Comments