Hendra Saputra,SH.M.Si |
Sebuah daerah dapat dikatakan baik bila mampu menyeimbangkan, menyelaraskan dan mengoptimalkan semua sector penting yang dimiliki, sehingga dapat menunjang tatanan perekonomian daerah tersebut.
Sudah banyak daerah yang mampu memajukan perekonomiannya dengan mengoptimalkan dan menyelaraskan semua sektor pertanian yang dimiliki. Akan tetapi banyak juga yang belum mampu memajukannya.
Hal tersebut disampaikan oleh Hendra Saputra SH, M.Si, Minggu (24/11/19), setiap daerah memiliki sumber daya beragam, sektor yang dianggap strategis tentu berbeda antara daerah yang satu dengan lainnya. Daerah yang memiliki lahan yang cukup luas dengan iklim yang sangat mendukung akan memudahkan sektor pertanian menjadi sektor strategis.
“Dengan memfokuskan sektor pertanian ditiap nagari secara lebih intens, akan mendongkrak perekonomian daerah, negara secara keseluruhan”, ujar Hendra.
Peningkatan ekonomi bidang pertanian, identik dengan transformasi structural. Yakni perekonomian yang bertumpu pada kegiatan pertanian menuju industri modern. Sehingga menciptakan sumber tenaga kerja dan bahan pangan yang murah.
“Pemerintah Daerah meski mendahulukan kemudahan bagi masyarakat petani atau dijadikan skala “Prioritas”, yang selanjutnya di imbangi dengan kebutuhan investor”, sebutnya.
Karena pertanian merupakan suatu proses untuk menghasilkan bahan pangan, serta produk agroindustri dengan cara memanfaatkan sumber daya alam “Tumbuhan dan sumber daya hewan”. Bila pemanfaatan kedua sumber daya ini dikerjakan dengan baik dan profesional. Maka output yang dihasilkannya, tentu sangat berkualitas baik. Papar Birokrat Muda Rang Paninggahan ini.
Jika diperhatikan kondisi pertanian yang ada di negeri kita Kab. Solok sekarang ini. Tentulah akan sangat banyak metode sederhana yang dapat dilaksanakan sesegera mungkin, paparnya.
Jangan sampai ada sebuah nagari mengalami kesenjangan mencolok atau jauh tertinggal dibandingkan dengan nagari lainnya di Kab. Solok ini, terang Hendra.
Terkadang, lanjut Hendra, penyebab melemahnya kinerja pertanian di sebuah nagari adalah karena kurangnya perhatian kita, dan belum maksimalnya pemanfaatan luas lahan pertanian yang dimiliki, padahal area pertaniannya cukup luas.
“Bila sebuah nagari/desa, pembangunan infrastruktur atau aksesnya belum tersedia, tentunya sebagian lahan pertanian menjadi tidak produktif/terbengkelai atau tidak bisa digarap, tukasnya.
Struktur usaha tani dan pola kepemilikan lahan meski disesuaikan dengan kebutuhan. Dengan penyesuaian tersebut, tentunya peningkatan produksi akan bahan pangan dan kemajuan ekonomi bidang pertanian, meningkat, kata Hendra.
Pertumbuhan sektor pertanian di pedesaan akan berhasil, jika usaha antara pemerintah dengan petani, terjalin intens. Petani kecil yang ingin memberdayakan lahannya, harus diberikan akses dan kemudahan untuk menggarap lahannya.
Semua manfaat dari pembangunan terhadap akses pertanian, tidak akan dapat direalisir secara nyata, tanpa adanya dukungan dan kebijakan pemerintah. Ujar Hendra Saputra, Bakal Calon Bupati Kab. Solok ini memaparkan.
Selain itu, pemerataan pembangunan tiap nagari di bidang pertanian (agrobisnis) akan terwujud, bila mendahulukan potensi strategis yang ada di wilayah setiap nagari/desa. Selnjutnya, dengan infrastruktur yang memadai, maka masyarakat petani bakal lancar dalam melakukan aktifitas perdagangan hasil pertaniannya, tutup Hendra Saputra SH, M.Si.
Dari kacamata pengamat, dengan mendirikan KUD yang betul-betul bertujuan memperhatikan masyarakat petani, menyediakan berbagai kebutuhan pertanian dengan harga pupuk terjangkau atau relatif lebih murah, jelas sangat membantu sekaligus merupakan semangat baru bagi para petani.
Pendirian koperasi, selanjutnya disertai dengan melakukan pelatihan bagi masyarakat petani secara konsisten. Maka pastilah akan menghasilkan SDM berwawasan dalam menggarap lahan pertaniannya. (Tim).
0 Comments