Sawahlunto, --- Pelaksanaan Sawahlunto International Homestay Fair 2019 diselenggarakan untuk meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola homestay sekaligus ajang saling berbagi informasi maupun trik terbaru terkait homestay, terutama pada penyesuaian dengan perkembangan Teknologi Informasi (TI).
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata, Rizki Handayani saat membuka Sawahlunto Homestay Fair, Minggu 13 Oktober 2019 di Lapangan Segitiga menyebutkan bahwa ke depan, homestay terutama di Sawahlunto harus mulai meningkatkan penawaran yang bisa diajukan pada calon konsumen, semisal tidak hanya paket menginap namun juga ada paket atraksi dan destinasi wisata.
“Kita sangat kagum dengan Sawahlunto, kota warisan budaya dunia versi UNESCO ini memiliki identitas yang kuat, yakni sebagai kota heritage. Ini identitas yang memberikan peluang besar terhadap pengembangan pariwisatanya. Termasuk dalam potensi untuk homestay, identitas heritage ini mari kita gali lebih dalam menjadi paket atraksi dan destinasi yang menarik wisatawan,” ujar Rizki Handayani.
Mendukung itu, kata Rizki pihaknya dari Kementerian Pariwisata bersedia untuk mendukung melalui sejumlah program. Diantaranya yaitu bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk melaksanakan pelatihan dan pemberdayaan pengelola homestay.
“Silahkan Pemko boleh terus berkoordinasi dengan kami, ada beberapa program dari Kementerian Pariwisata dalam mendampingi dan membina homestay ini. Terutama kita fokus untuk pengelola, Sumber Daya Manusia (SDM). Nanti kita lihat program mana saja yang bisa sesuai dilakukan di Sawahlunto,” sebut Rizki.
Di ujung sambutannya, Rizki Handayani juga berpesan agar promosi wisata dan homestay di Sawahlunto diiringi pula dengan peningkatan kualitas dan kuantitas destinasi maupun atraksi pariwisata.
“Jangan sampai, ketika promosi sudah berjalan maksimal dan berhasil menggaet kunjungan wisatawan, malah kondisi destinasi dan atraksi wisata kita disini monoton atau ada kendala. Dalam marketing wisata ini, yang menjadi pantangan adalah ketika orang sudah datang lalu mereka kecewa. Itu akibatnya besar sekali bisa menghancurkan brand yang sudah dibangun selama ini,” kata Rizki.
Mengenai kondisi homestay di “Kota Arang” saat ini, Walikota Sawahlunto Deri Asta, dalam sambutannya saat pembukaan Sawahlunto Homestay Fair tersebut mengatakan bahwa di 2019 ini tercatat sebanyak kurang lebih 50 homestay yang aktif.
“Pantauan kita selama ini, tingkat hunian ke homestay cukup bersaing dengan tingkat hunian ke hotel di Sawahlunto ini. Ini menunjukkan bahwa minat pengunjung untuk menginap di homestay ini sebenarnya tinggi. Peluang inilah yang harus kita eksplorasi dan maksimalkan. Salah satunya melalui kegiatan Homestay Fair ini, kita bisa saling berbaggi ilmu dan pengalaman dalam meningkatkan pengelolaan homestay. Nanti kita juga mengundang narasumber – narasumber yang berkompeten dalam hal terkait,” kata Wako Deri Asta.
Menurut Deri, salah satu penyebab tingginya minat hunian pengunjung ke homestay adalah nuansa kekeluargaan yang berhasil diciptakan pengelola homestay dengan para pengunjung. Sebab itu, Deri berharap nuansa kekeluargaan di homestay ini dapat terus dipertahankan dan ditingkatkan para pengelola homestay di ‘Kota Arang’.
“Yang tidak kalah penting juga, homestay sekarang juga harus akrab dengan Teknologi Informasi (TI). Kan sekarang orang mau melihat dan memilih sampai memesan semua serba online. Karena itu pada seminar Homestay Fair ini panitia juga sudah mengundang narasumber terkait dari Traveloka, khusus untuk membahas persoalan digital ini,” papar Deri.
Berlangsung 3 hari sampai Rabu, 16 Oktober nanti, Sawahlunto Homestay Fair ini menyajikan beberapa kegiatan selain seminar, yakni penampilan seni budaya, lomba foto, lomba memasak sarapan pagi khas daerah, festival permainan tradisional dan city tour kawasan kota tua/heritage.
Dalam pembukaan Sawahlunto International Homestay Fair, turut dihadiri oleh Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat, Oni Yulfian dan Wakil Ketua DPRD Sumbar, Sawirpen serta 2 anggota DPRD Sumbar yang merupakan putera asli Sawahlunto, yaitu ; Taufik Syahrial (Tarjok) dan Rico Alviano.
Sementara, dalam menjamin keamanan dan ketertiban sehingga terciptanya kenyamanan menginap di homestay, Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Sawahlunto, AKBP. Junaidi Nur yang juga hadir dalam pembukaan Sawahlunto Homestay Fair mengatakan jajarannya siap dengan sejumlah langkah, antara lain patroli berkala ke kawasan homestay.
“Dalam memberikan rasa aman dan tertib terutama bagi pengunjung wisata di Sawahlunto ini, kita sedang dalam perencanaan untuk membentuk polisi wisata. Sedang dibahas dulu, nanti seperti apa ideal dan cocoknya untuk teknis pelaksanaannya,” kata Kapolres AKBP. Junaidi Nur. (rel/ul)
0 Comments