Payakumbuh, --- Sejak kelurahan Tanjung Enau, Balai Betung dan Talawi digabungkan menjadi kelurahan Ompang Tanah Sirah (OTS) tepatnya tanggal 23 Desember 2014 lalu, tampa terasa sudah 5 tahun masyarakat dipenghujung Utara Kota Rendang ini disatukan. Namun kondisi bersatu hingga kini masih dalam koridor pelayanan administrasi publik secara pemerintahan, semata.
Terkait mobilisasi interaksi sosial dan kebiasaan masyarakat masih berjalan sendiri-sendiri. Padahal kelurahan OTS terbagi dengan 3 RW sebagai daerah administratif dengan 7 RT sebagai pemerintahan resmi terkecil di Indonesia.
Kekhawatiran ini pun menjadi perhatian tokoh masyarakat dan tokoh pemerintahan. Apalagi dalam menunjang suksesnya program kelurahan yang saat ini sudah dibantu dengan ADK disamping dana DPA rutin.
Terpilihnya Khaidir sebagai Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) membuat kepengurusan harus bekerja ekstra keras guna menyatukan mindset warga dalam membangun kelurahan. Sehingganya Pengurus LPM pun sengaja mengundang perangkat kelurahan dan tokoh masyarakat dalam sebuah rapat perdana yang dilaksanakan di Mesjid Baitrrahman, Ahad (02/09/2019) ba'da Isya. Rapat malam itu juga dihadiri langsung Lurah OTS Erizal.
Selain itu, rapat lintas pengurus kelurahan ini tampak dihadiri perangkat kelurahan, pengurus mesjid, pengurus RT dan RW, Bundo Kanduang, Karang Taruna, pengurus LPM, tokoh masyarakat serta perwakilan warga perumnas yang terletak di belakang SLBN Centre Payakumbuh.
Dengan membaca Basmallah, Khaidir pun memohon izin kepada Lurah dan tokoh masyarakat untuk memimpin rapat. Dirinya menyebutkan bahwa warga OTS selama ini baru menyatu dalam 2 kegiatan keagamaan, yakni momen 2 shalat Ied di Lapangan shalat Tigo Dusun.
Setelah melakukan survey dan menampung saran dan pendapat warga dan tokoh terkait mengapungnya semangat warga untuk komit bersatu dalam mobilisasi masyarakat kelurahan.
"alhamdulillah mulai mengapung semangat menyatukan keinginan dan semangat untuk bersama - sama membangun OTS kedepan. Komitmen inilah harapan kita semua. Padahal kelurahan kita sangat luas, setidaknya ada 900 KK. Dan kami rasa LPM harus menyusun langkah kedepan demi memajukan kampung yang kita cintai ini. Untuk itu mari kita bermusyawarah, mufakat apa yang akan kita buat sebagai program prioritas bersama,"Khaidir mengawali sambutan pembukanya.
Sementara itu, Lurah OTS Erizal dalam menyambut baik adanya semangat warga untuk bersatu dalam membangun kelurahan dalam segala lini, baik yang didanai oleh pemerintah maupun swadaya warga.
"PR kami saat ini sangat berat, namun PR Ketua LPM tentunya lebih berat lagi. Sejak kami diamanahi sebagai lurah disini, apa yang digambarkan Ketua LPM memang benar realita di lapangan. Warga masih berpegang pada kebiasaan saat belum bergabung. Meskipun kekerabatan tidak pisah, tapi kegiatan masih berjalan sendiri-sendiri," akui Erizal.
Diakui Erizal bahwa yang bergabung saat ini baru elemen pemerintahan seperti LPM, BKM, RT / RW. Bukan kebiasaan.
"Kami berharap dengan pertemuan ini bisa dilahirkan kekompakan guna mensinergikan kegiatan kemasayarakatan dengan Tusi kelurahan dalam membangun OTS. Bahwa pemko Payakumbuh telah kucurkan dana senilai Rp 370 juta (ADK) untuk memajukan OTS sesuai rencana kerja. OTS sebagai pintu gerbang kota gesit dalam pembangunan pemukiman. Namun, Kedepan kita mesti dapat mengantisipasi permasalahan yang mungkin saja terjadi. Mari kita hidupkan kembali kearifan lokal. Mari Kita selaraskan kehidupan dunia dan akhirat,"pungkas Erizal.
Rapat yang berlangsung hingga pukul 23.17 tersebut, tokoh masyarakat OTS sepakat menyatukan pendapat dan mindset bahwa akan membangun Kelurahan OTS secara bersama. Semua hal terkait hambatan dan rintangan pembangunan akan dibicarakan dengan kebersamaan dan kepala dingin. Karena kedepan, dampak kemajuan zaman terindikasi bahwa telah terjadinya ego sektoral. Warga terindikasi dihadapkan dengan penurunan nilai-nilai.
Adapun mufakat yang dihasilkan malam itu adalah bahwa warga setempat mempunyai program jangka panjang guna pengadaan ambulance. Meski program ini secara mayoritas mendapat persetujuan anggota forum rapat. Namun ini masih menjadi PR Pengurus LPM dalam mensosialisasikan kepada warga. Juga dibahas malam itu segala bentuk kemungkinan yangbakan timbul dari mufakat ini.
Selanjutnya, forum rapat ini juga menyusun draf dan rencana pembangunan kedepan yang melibatkan semua unsur. Termasuk kegiatan kepemudaan dan sosial kemasyarakayan hingga pandam pekuburan yang berlokasi terpisah, bahkan gabungan dari kelurahan tetangga sejak dulunya. Kesemuanya mufakat rapat dicatag langsung Sekretaris LPM, Harnentoro.
Selain itu juga dibahas status keberadaan warga perumnas yang terletak diperbatasan kota dengan kabupaten. Masalah Air bersih yang dihadapi warga perumnas menjadi salah satu topik menarik. Dimana, izin pembangunan perumahan oleh pengembang dikeluarkan pemkab Limapuluh Kota, namun keseharian mobilitas warga perumnas lebih akrab dengan warga kota Payakumbuh, khususnya interaksi sosial dengan warga di kelurahan OTS. Perlunya sebuah solusi tingkat kepal daerah juga penetuan tapal batas.
PR besar perangkat kelurahan Ompang Tanah Sirah, khususnya pengurus LPM selaku warga setempat. Terkait penyetujuan, pemerintah kelurahan sebagai perpanjangan tangan Walikota tentunya akan menjalankan kesepakatan warga selagi tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dan kearifan lokal di kenagarian setempat.
Rapat ini merupakan sebuah langkah awal Pengurus LPM. Kemungkinan besar pertemuan serupa akan terus digelar pada waktu dan momen lain yang belum bisa dipastikan. (ul)
Rapat ini merupakan sebuah langkah awal Pengurus LPM. Kemungkinan besar pertemuan serupa akan terus digelar pada waktu dan momen lain yang belum bisa dipastikan. (ul)
0 Comments