Gerakan Houthi dari Yaman mengklaim berhasil menangkap ribuan prajurit dan beberapa perwira militer Arab Saudi dalam serangan yang dilakukan baru-baru ini.
Mereka menyerang di dekat perbatasan dengan wilayah barat daya Saudi Najran dan menangkap sejumlah pasukan Saudi tetapi tidak ada konfirmasi segera dari pihak berwenang di Arab Saudi.
Seorang juru bicara pemberontak yang berbasis di Yaman mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu waktu setempat bahwa tiga brigade militer musuh telah jatuh dalam serangan itu, yang katanya diluncurkan 72 jam sebelumnya di sekitar Najran dan didukung oleh drone, rudal dan unit pertahanan udara.
Almasirah TV yang dikelola Houthi mengutip jurubicara itu dengan mengatakan mereka menangkap "ribuan" pasukan musuh, termasuk banyak perwira dan prajurit tentara Saudi, serta ratusan kendaraan lapis baja.
Juru bicara militer Houthi mengatakan, operasi itu mengungkapkan kepada Arab Saudi bahwa para pejuang Yaman mampu menembus lebih jauh ke wilayah-wilayah Saudi jika terus agresi terhadap Yaman.
Berdasarkan laporan Al Jazeera mengatakan, orang-orang Houthi mengklaim telah melakukan penembakan penembak jitu dan taktik lain untuk semakin memperketat cengkeraman mereka pada tiga brigade militer yang diklaim telah ditangkap.
"Juru bicara militer Houthi mengungkapkan bahwa mereka yang telah ditangkap akan ditempatkan di daerah yang dirahasiakan untuk melindungi mereka dari serangan udara Saudi," bunyi laporan tersebut.
"Mereka meyakinkan keluarga para tawanan perang bahwa mereka akan disimpan di tempat rahasia agar mereka tetap aman dari bahaya," lanjutnya.
Houthi, yang menguasai bagian utara Yaman, baru-baru ini meningkatkan serangan drone dan rudal mereka di perbatasan selatan Arab Saudi.
Pemberontak mengklaim bertanggung jawab atas serangan drone dan rudal 14 September pada dua fasilitas yang dijalankan oleh perusahaan minyak negara Saudi, Aramco.
Serangan itu memangkas produksi minyak mentah Arab Saudi hingga setengahnya, terhitung sekitar lima persen dari pasokan dunia.
Namun, Amerika Serikat, Arab Saudi, Prancis, Jerman dan Inggris mengatakan Iran berada di balik serangan itu, meningkatkan ketegangan yang sudah meningkat di kawasan itu.
0 Comments