Sebagai kota kecil dengan luas hanya 25,24 km2, bahkan sepertiganya adalah Ngarai Sianok, membuat Kota Bukittinggi termasuk salah satu kota dengan wilayah tersempit di Indonesia. Meski demikian, Bukittinggi adalah kota yang padat dan kaya akan ragam budaya etnis dan agama.
Kota ini dikenal memiliki masyarakat yang berkarakter saling menghormati antar pemeluk agama. Kantor Kementerian Agama beserta Pemerintah dan para pemuka agama di Bukittinggi senantiasa membangun karakter untuk saling menghormati dalam kehidupan bermasyarakat dan beragama, memelihara keharmonisan dan kerja sama sosial dalam bermasyarakat.
Tujuannya adalah menciptakan kedamaian dan saling menghargai antar pemeluk agama. Sehingga terwujud kenyamanan dalam mencapai kesejahteraan, peningkatan ekonomi dan kestabilan politik.
Dalam rangka merawat dan menjaga persatuan serta kedamaian antar umat beragama di kota Bukittinggi, Kantor Kementerian Agama Kota Bukittinggi mengadakan kegiatan Dialog Lintas Agama Selasa, 10/09/2019 bertempat di Balairung Grand Malindo Hotel Bukittinggi.
Dalam acara yang bertema “Dialog Lintas Agama Dengan Berbagai Kalangan Masyarakat Dan Profesi” tersebut menghadirkan Kepala KUA Kecamata, unsur Pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama, utusan Pemuka agama yang ada di Kota Bukittinggi, utusan Pengurus MUI, utusan Pengurus Himpunan Da'i dan Mubaligh Kota Bukittinggi dan utusan Penyuluh Agama Islam Fungsional dan non PNS di lingkungan Kankemenag Kota Bukittinggi.
Kegiatan ini menghadirkan Kakanwil Kemenag Provinsi Sumatera Barat H. Hendri, Kepala Kantor Kemenag Kota Bukittinggi H. Abrar Munanda dan Sekretaris Umum FKUB Provinsi Sumatera Barat H. Nurman Agus sebagai pemateri.
H. Gazali selaku Ketua Panitia pada kegiatan ini menyampaikan bahwa acara tersebut diadakan untuk merawat dan menjaga kerukunan umat seagama, kerukunan antar umat beragama dan kerukunan umat beragama dengan pemerintah.
"Kegiatan acara dialog lintas agama ini dilakukan agar selalu terjalin komunikasi dalam merawat dan mejaga kerukunan umat beragama di kota Bukittinggi," ucap H. Gazali.
"Adapun peserta yang kita hadirkan berasal dari pengurus FKUB, tokoh masyarakat serta perwakilan masing-masing agama yang ada di Kota Bukittinggi dalam rangka memberi pemahaman dan wawasan kebangsaan kepada peserta, memberi pemahaman tentang pentingnya kerukunan dan memberi pemahaman cara mewujudkan kerukunan umat beragama," pungkasnya.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Bukittinggi H. Abrar Munanda dalam sambutan sekaligus membuka acara menyampaikan ucapan terimakasih kepada seluruh peserta yang telah bersedia menghadiri acara sehari penuh tersebut.
"Dari sekian banyak nikmat yang diberikan Allah, diantaranya adalah nikmat untuk saling membuka komunikasi, saling bisa menerima dan saling bisa hidup dengan rukun antar umat beragama khususnya di Kota Bukittinggi,", ungkap H. Abrar Munanda.
Dalam kesempatan itu, H. Abrar Munanda juga mengambil contoh kepada Nabi Muhammad SAW sebagai uswatun hasanah dimana Rasulullah telah memberi teladan bagaimana cara hidup berdampingan dengan orang yang berbeda agama. "Salah satu teladan Rasul adalah toleransi antar umat beragama.
Ini semua adalah sunatullah atau hukum alam, dimana manusia hidup dalam heterogenitas dari berbagai jenis suku, bangsa dan agama. Didalam al-Quran juga dijelaskan bahwa manusia diciptakan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar saling mengenal dan memahami untuk memperbaiki perilaku hidup dalam kemajemukan dan keberagaman." imbuh H. Abrar Munanda.
Sementara itu Kakanwil Kemenag Provinsi Sumatera Barat H. Hendri menjelaskan tentang visi misi Kementerian agama Provinsi Sumatera Barat serta trilogi kerukunan umat beragama. "Dalam rangka mewujudkan kerukunan, setiap kita harus memahami dan mengamalkan ajaran agama supaya tidak terjadi intoleran dalam hidup beragama.
Sebab, apabila pemahaman agama yang dangkal akan menimbulkan radikalisme dan menganggap diri paling benar sedangkan orang lain salah semua," kata H. Hendri.
Selanjutnya Kata orang nomor satu di jajaran kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat ini. "Orang yang tidak memahami dan mengamalkan ajaran agama juga cenderung menjadi pribadi yang liberalis. Dimana mereka lebih memprioritaskan hak azazi manusia meskipun bertentangan dengan nilai-nilai agama, sehingga pribadinya tidak lagi merujuk kepada nilai-nilai agama melainkan hanya untuk kepentingan dan kepuasan pribadi semata.
Memahami agama bukan saja secara tekstual namun juga secara kontekstual, meyakini bahwa agama adalah rahmatan lil ‘alamiin, yang menjadi rahmat bagi diri serta alam dan lingkungan sekitar," tuturnya.
Di akhir materinya H. Hendri menutup secara resmi kegiatan tersebut dan melakukan foto bersama dengan seluruh peserta yang didampingi oleh Kepala kantor Kemenag Kota Bukittinggi H. Abrar Munanda, Kasubbag TU H. Zulfikar serta beberapa pejabat pimpinan di lingkungan Kantor Kemenag Kota Bukittinggi. (sy)
0 Comments