Idul Adha 1440 Hijryah akan segera tiba, tepat di tanggal 11 Agustus 2019 mendatang. Masyarakat muslim di Indonesia akan merayakan hari raya itu dengan berkurban hewan ternak, seperti sapi dan kambing.
Umat muslim meyakini bahwa sejarah Idul Adha berawal dari kisah perjuangan Nabi Ismail dan ayahnya Nabi Ibrahim. Saat itu, Nabi Ibrahim belum juga memiliki keturunan setelah bertahun-tahun menikah dengan Siti Sarah. Selanjutnya, Sarah kemudian mempersilakan suaminya untuk menikah dengan Siti Hajar, yang merupakan pembantu di keluarga Ibrahim.
Namun tak begitu yang terjadi di India. Pasalnya, kelompok Hindu di India meminta umat Islam untuk merayakan Hari Raya Idul Adha tanpa melakukan ritual penyembelihan hewan kurban.
Bahkan, kelompok-kelompok ternama seperti Vishwa Hindu Parishad (VHP) dan Bajrang Dal telah meminta pemerintah guna melarang umat Islam untuk menyembelih kambing, kerbau air. Disebutkan, aksi semblih binatang sangat memantik sentimen umat Hindu.
Di India sendiri diketahui memiliki undang-undang yang menentang penyembelihan sapi, lantaran dianggap sebagai hewan suci.
“Umat Islam hendaknya merayakan pesta mereka tanpa daging sapi atau dalam cara yang tidak keras. Jika seseorang melanggar aturan itu, pemerintah harus mengambil langkah tegas terhadap mereka,” kata pemimpin VHP, Vilas Nayak kala itu.
Raja Singh, seorang tokoh agama Hindu di Telangana, bahkan dengan terang-terangan menyatakan kerusuhan besar akan terjadi jika pemerintah tak menghentikan tradisi potong sapi dalam perayaan Idul Adha.
Umat Hindu terdiri atas 966 juta atau 80 persen dari total jumlah penduduk di India yang mencapai 1,3 miliar orang. Umat Islam terdiri atas 172 juta orang atau 14 persen, sementara umat Kristiani terdiri atas 29 juta atau 2,3 persen.