HomeKota Payakumbuh

Kisah Haji Zainudin Hamidy dan Mahad Islamy, Tokoh Pendidikan Payakumbuh

Kisah Haji Zainudin Hamidy dan Mahad Islamy, Tokoh Pendidikan Payakumbuh
Haji Zainuddin Hamidy (1905-1985)
IMPIANNEWS.COM.
Haji Zainuddin Hamidy lahir di Koto Nan IV Payakumbuh pada tanggal 8 Februari 1907. Anak dari Abdul Hamid dan Halimah. Putra kedua dari dua orang bersaudara, Kakaknya bemama Nahrawi, istri dad Imam Mukhtasar, seorang ulama terpandang didaerahnya. Masa kecil dihabiskan Zainuddin Hamidy di kampung halamannya. la tumbuh dari keluarga yang tidak begitu religius. Bahkan ayahnya dianggap seorang Pareman. Tapi faktor lingkungan clan keuletannya dalam menuntut ilmu, membuat Zainuddin Hamidy kelak dikenal sebagai seorang ulama yang cukup berpengaruh. Disamping melewati pendidikan non-formal tradisional yakni surau, Zainuddin Hamidy juga menempuh pendidikan formal. Selama lima tahun, ia sekolah di sekolah Governement di Payakumbuh.
Setelah tamat dari sekolah ini, Zainuddin Hamidy memasuki sekolah Darul Funun el-Abbasiy di Padang Japang. Madrasah Darul Funun ini menapakan sebuah lembaga pendidikan yang telah mengalami perubahan baik dalam sistem pendidikan maupun dalam fasilitas yang digunakan. Sekolah ini telah memakai sistem klasikal dan para muridnya telah beiajar dengan mempergunakan fasilitas bangku, meja dan berpakaian rapi seperti memakai kemeja, dasi dan jas. Di Madrasah darul Funun ini, Zainuddin Hamidy belajar ilmu tafsir, hadits, Bahasa Arab dan ilmu-ilmu lainnya. Zainuddin Hamidy dikenal sebagai murid yang cerdas.

Hal ini terbukti, ketika ia duduk di bangku terakhir (kelas akhir. ed.), ia dipercaya untuk mengajar di kelas lima. Karena kepintarannya ini, pimpinan Madrasah Darul Funun Padang Japang, Syekh Abdullah Abbas menyuruh dan merekomendasikan Zainuddin Hamidy untuk melanjutkan pendidikannya ke Mekkah. Sebelum berangkat ke Mekkah, Zainuddin Hamidy terlebih dahulu menikah dengan Rahmah. Kelak, dari Rahmah Zainuddin Hamidy memiliki 7 orang anak. Anak Syekh Haji Zainuddin Hamidy dengan Rahmah ini diantaranya adalah Prof. DR. Abdurrahman, MA (Dosen Pasca Sarjana FISIP Universitas Indonesia) dan Ramzi Zainuddin (pimpinan Yayasan Ma’had Islamy Koto Nan IV Payakumbuh sekarang).
Dengan meninggalkan istrinya tercinta, Rahmah, Zainuddin Hamidy berangkat ke Mekkah. Di kota ini ia melaksanakan rukun Islam ke-lima. Setelah itu, ia menuntut ilmu agama di salah satu perguruan terkenal masa itu, Ma’had Islamy. Zainuddin Hamidy merupakan orang Indonesia pertama yang sekolah di perguruan ini. Di perguruan ini ia belajar beberapa tahun. Setelah merasa cukup waktu dalam menuntut ilmu agama, Zainuddin Hamidy pulang ke kampung hafamannya dalam usia yang relatif muda. Setelah sampai di Payakumbuh, beliau kemudian menikahi Desima Jasin. Dengan Desima Jasin ini, Zainuddin Hamidy memiliki 7 orang anak yang sekarang pada umumnya berdomisiii di pulau Jawa. Di kampung halamannya, Minangkabau, Zainuddin Hamidy kemudian mencurahkan pemikirannya dalam dunia pendidikan clan keagamaan.
Pembaharuan di Indonesia, khususnya di Minangkabau banyak dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran Syekh Ahmad Khatib al¬Minangkabawi, Pembaharuan pemikiran ini tidak dibawa secara iangsung oleh Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi yang berdomisili secara permanen di Mekkah, tapi pemikirannya tersebut ditransformasikan lewat murid-muridnya yang belajar di Mekkah. Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi dalam sejarah intelektual clan pembaharuan Islam Indonesia, khususnya Minangkabau, dianggap sebagal ulama yang mempunyai kontribusi signifikan dafam menghembuskan “angin” pembaharuan ke Minangkabau.

Diantara murid-muridnya yang pulang dari Mekkah dan kemudian dikenal sebagai ulama-ulama avant garde Minangkabau diantaranya Syekh Muhammad Jamil Jaho, Syekh Muhammad Thaib Umar, Syekh Abdullah Ahmad dan Syekh Abdul Karim Amrullah (Haji Rasul) yang kemudian nama-nama diatas tersebut dikenal dengan julukan Empat Serangkai. Selain empat serangkai ini, juga dikenal Syekh Sulaiman ar-Rasuli, Syekh Daud Rasyidi, Syekh Abdul Latief, Syekh Abbas dan Syekh Mustofa, Syekh Ibrahim Musa, Syekh Sutan Darab dari Pariaman, Syekh Khatib AIi dan lain-lain.

Di Minangkabau, mereka ini mempelopori pergerakan pembaharuan Islam. Mereka mendirikan perkumpulan-perkumpulan, baik yang bergerak dalam lapangan pendidikan maupun yang bergerak dalam bentuk organisasi-organisasi sosial. Diantara lembaga-lembaga pendidikan yang berdiri pada masa ini diantaranya Sekolah Adabiyah, Surau Jembatan Besi yang kemudian berubah menjadi Sumatera Thawalib, dan Madrasah Thawalib di Padang Japang.
Dinamika pemikiran pembaharuan di Minangkabau juga “berputar” daiam arena politik. Sumatera Thawalib yang pada awalnya bergerak dalam dunia pendidikan, kemudian melebarkan pengaruhnya dalam dunia politik dengan turut serta sebagai kontributor berdirinya Permi. Syekh Abbas Abdullah sebagai pimpinan Madrasah Thawalib Padang Japang tidak berniat masuk dafam kancah politik tersebut. Untuk itu beliau menukar nama lembaga pendidikan yang dipimpinnya ini menjadi Madrasah Darul Funun el-Abbasiy.

Setelah kembalinya Syekh Haji Zainuddin Hamidy dad Mekkah, ia kemudian mendedikasikan ilmunya pada Madrasah tempat pertama ia menuntut ilmu yang Madrasah tersebut telah berganti nama dengan Darul Funun yang kemudian mendirikan lembaga pendidikan Islam Ma’had Islamy di Koto Nan IV Payakumbuh. Ma’had islamy merupakan lembaga pendidikan Islam yang awainya bernama Diniyyah School. Pengambilan nama Ma’had Islamy ini dilatarbelakangi oleh romantisisme Syekh Haji Zainuddin Hamidy ketika ia menuntut ilmu di perguruan Ma’had Islamy Mekkah.
Di Ma’had Islamy ini, sejak tahun 1933, Syekh Haji Zainuddin Hamidy banyak melakukan inovasi-inovasi. Inovasi tersebut dilakukannya secara bertahap. Inovasi yang dilakukan selain merubah sistem pendidikan dan pengajaran dad halaqah menjadi klassikal, juga dilakukan pembangunan gedung Ma’had Islamy. Syekh Haji Zainuddin Hamidy juga giat dalam mengembangkan jumlah sekolah. Pada tahun 1933 ini juga, ia mendirikan sekolah tingkat Tsanawiyah sebagai lanjutan dari tingkat ibtidaiyah.

Dengan bermunculannya sekolah-sekolah pemerintah yang didirikan oieh pemerintah kolonial Belanda, Syekh Haji Zainuddin Hamidy memasukkan pelajaran-pelajaran umum ke sekolah Ma’had Islamy. Pelajaran yang diberikan disamping pefajaran agama juga dipelajari pelajaran umum dengan bahasa pengantamya Bahasa Arab. Pelajaran tersebut diantaranya adalah geografi, ilmu pendidikan dan sejarah Islam.
Berkat kepemimpinan Syekh Haji Zainuddin Hamidy, Ma’had Islamy berkembang pesat. Secara kuantitatif hal ini terlihat ketika tahun 1936, pelajar-pefajar yang menuntut ilmu di Ma’had Islamy semakin bertambah. Banyaknya pelajar-pelajar tersebut hingga perlu dilakukan penambahan gedung yang memadai, Penambahan gedung yang memakan biaya yang cukup banyak ini bisa diatasi karena banyaknya sumbangan dar’t masyarakat Minangkabau, khususnya masyarakat Payakumbuh. Hal ini merefleksikan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat Minangkabau, khususnya Payakumbuh terhadap Syekh Haji Zainuddin Hamidy sangat tinggi.
Pada tahun 1940, gedung baru yang didanai secara sukarela dan patungan oleh masyarakat ini, selesai dibangun. Gedung baru ini berjumlah 10 lokal. Mayoritas permanen, Setelah gedung baru ini tuntas dibangun dan diresmikan pemakaiannya, pada tanggal 13 Februad 1941 terjadi angin puting beliung yang merobohkan gedung yang baru dibangun tersebut. Kesedihan kemudian menghinggapi hati masyarakat dan para pengurus Ma’had Islamy, dan tak terkecuali Syekh Haji Zainuddin Hamidy. Untuk menenangkan hati masyarakat clan pengurus, Syekh Haji Zainuddin Hamidy berusaha untuk tampil tabah clan selalu mengatakan :

“Asa Rabbuna an Yubdillana Khairan Minha : semoga Allah memberikan ganti yang lebih baik dari yang ini. Dibawah komando Syekh Haji Zainuddin Hamidy, mereka mulai kembali membangung gedung yang roboh tersebut. Untuk merealisasikan keinginan ini, maka dibentuk panitia pembangunan gedung baru. Panitia ini diketuai oleh Fakhruddin HS. Gt. Madjo Indo, Ahmad Hamid Ibrahim, Arbi, Kari Lazim clan lain-lain, 8erkat kerja keras panitia dan dukungan dari masyarakat, pada tahun 1942, gedung baru ini selesai dibangun. Dengan adanya gedung baru ini dan dukungan finansial yang lumayan memadai, Syekh Haji Zainuddin Hamidy bisa mengerahkan segala kemampuannya untuk mencurahkan ilmu agama tanpa memikirkan kendala-kendala teknis. Syekh Haji Zainuddin Hamidy pun bisa tenang mentransformasikan iimunya tersebut kepada pelajar-pelajar Ma’had Islamy. Dad tahun ke tahun, Ma’had Islamy berkembang dan pelajar-pelajar yang menuntut ilmu disana makin bertambah.
Pada masa penjajahan Jepang, tantangan yang dihadapi oleh Syekh Haji Zainuddin Hamidy dan Ma’had Islamy sangat berat sekali. Sekolah hanya tiga kali sehari. Hari lain diisi dengan gotong royong dan kerja paksa untuk kepentingan Jepang. Selain itu, yang sangat menyakitkan adalah kewajiban untuk melakukan Seikere’ (hormat ke Kaisar Jepang “Tenno Naika” dengan menghadap kearah matahari terbit) clan berkumpul dilapangan untuk menyanyikan lagu Kimigayo, lagu kebangsaan Jepang. Disamping itu, Jepang juga melakukan intervensi kedalam dunia pendidikan dengan mewajibkan Bahasa Jepang menjadi bahasa pengantar di sekolah-sekolah.

Realitas seperti inilah yang dilalui oleh Syekh Haji Zainuddin Hamidy dalam membina Ma’had Islamy. Intervensi Jepang tersebut mengarah kepada penggerogotan akidah. Ini sebenamya sangat disadari oleh Syekh Haji Zainuddin Hamidy. Namun Syekh Haji Zainuddin Hamidy tidak ingin mengambil jafan konfrontatif yang bersifat frontal. Untuk itu, dalam berbagai kesempatan beliau selalu mengatakan dan mengingatkan kepada masyarakat terutama pelajar¬peiajar Ma’had Islamy bahwa pelaksanaan seikere’ dan menyanyikan lagu kimigayo agar kita lakukan ini bukanlah dari hati clan keyakinan kita tetapi kita lakukan karena terpaksa.
Kewibawaannya dan perhatiannya serta daya improvisasi nya dalam mengembangkan lembaga pendidikan Ma’had Islamy terus terlihat hingga Indonesia merdeka. Hal ini terlihat ketika tahun 1950 Syekh Haji Zainuddin Hamidy membuka Sekolah Menengah Pertama Islam yang disingkat dengan SMPI. Kurikulum SMPI disesuaikan dengan kurikulum sekolah-sekolah umum yang kemudian ditambah dengan pendidikan agama. Dengan didirikannya SMPI ini mempertihatkan bahwa Syekh Haji Zainuddin Hamidy mampu membaca clan merespon zaman”. Ma’had Islamy – bagaimanapun bentuk, corak, pola maupun dinamikanya — telah menjadi “pemain sejarah” inteiektual Minangkabau. Lembaga ini telah mampu menjadi kontributor potensial dalam melahirkan intelektual-intelektual terkemuka Minangkabau.

Sekarang ini banyak dikenai tokoh-tokoh 5umatera Barat yang merupakan “buah tangan” dan anak didik dari Syekh Haji Zainuddin Hamidy. Tokoh-tokoh Sumatera Barat tersebut diantaranya C. Israr (intelektual Minang kabau), Arius Syaikhi (pakar ilmu falak Indonesia), Prof.DR.H. Mansur Malik (mantan Ketua MUI Sumatera Barat mantan Rektor IAIN Imam Bonjol Padang) dan lain-lain. Walaupun tidak semaju dan selegendaris Ma’had Islamy ketika dibawah pimpinan Syekh Haji Zainuddin Hamidy, tapi Ma’had Islamy masih eksis hingga sekarang. Ma’had Islamy sekarang dipimpin oleh salah seorang putra Syekh Haji Zainuddin Hamidy, Ramzi Zainuddin.
Syekh Haji Zainuddin Hamidy pada masa sebelum kemerdekaan, termasuk kedalam “kelompok lima”. Sebuah kelompok pergerakan yang cukup legendaris di Payakumbuh. Kelompok ini merupakan sebuah kelompok intelektual yang selalu mendiskusikan perkembangan-perkembangan dan mempersiapkan langkah-langkah strategis untuk kemerdekaan Indonesia. Selain Syekh Haji Zainuddin Hamidy, kelompok lima ini terdiri tokoh-tokoh terkemuka Payakumbuh pada waktu itu, yaitu Fakhruddin HS. Datuk Majo Indo, Arisun St. Alamsyah, Haji Nasharuddin Thaha dan Haji Darwis Taram Dt. Tumanggung.

Setelah kemerdekaan, Syekh Haji Zainuddin Hamidy dipercaya menjadi Ketua Komite Nasional (KNI) Kabupaten 50 Kota. Bersama-sama dengan tokoh-tokoh masyarakat Payakumbuh dan sekitarnya, mereka terjun ketengah-tengah masyarakat untuk melakukan penyadaran terhadap esensi kemerdekaan serta mempertahankan kemerdekaan itu sendiri. Dengan semangat yang menggelora, Syekh Haji Zainuddin Hamidy menyediakan gedung Ma’had Islamy sebagai pusat pertemuan para tokoh Payakumbuh clan juga sebagai tempat iatihan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) serta laskar-laskar perjuangan.

Disamping itu, Syekh Haji Zainuddin Hamidy juga giat turun ke berbagai daerah untuk mengumpulkan dana dalam rangka membeli pesawat terbang yang kemudian dikenal dengan “Dana Emas Perjuangan”. Pada saat terjadinya ketegangan antara daerah dengan pemerintah pusat, Syekh Haji Zainuddin Hamidy menjadi tokoh kunci dalam proses penyelesaian konflik tersebut. Beliau diutus ke Jakarta untuk berunding dengan Presiden Soekamo sebagai utusan dari Sumatera Tengah bersama dengan beberapa orang teman-temannya. Dalam partai politik, Syekh Haji Zainuddin Hamidy juga aktif. Beliau pemah menjabat Ketua Masyumi Kabupaten 50 Kota. Di partai politik yang dibidani oleh Muhammad Natsir inilah, Syekh Haji Zainuddin Hamidy mencurahkan secara maksimal kontribusi politiknya sampai beliau wafat pada tahun 1957.
Meninggalnya Syekh Haji Zainuddin Hamidy membuat Sumatera Barat berkabung. Masyarakat, khususnya masyarakat Payakumbuh merasa kehilangan tokoh yang seluruh hidupnya didedikasikannya untuk kemajuan pendidikan dan kemashlahatan ummat Islam Sumatera Barat. Kehilangan masyarakat Sumatera Barat, khususnya Payakumbuh terlihat pada prosesi penguburan jenazah beliau.

Menurut Arius Syaikhi, belum pernah terjadi di-Payakumbuh begitu banyak orang mengantarkan jenazah ke pekuburan selain ketika Syekh Haji Zainuddin Hamidy diantarkan ke tempat peristirahatannya terakhir. Ribuan masyarakat Payakumbuh mengiringi jenazah salah seorang putra terbaik Minangkabau ini. Beberapa karya tulisnya, antara lain : Terjemahan a!-Quranul Karim, merupakan tafsir al-Quran pertama di Indonesia yang dikarangnya bersama-sama dengan Fakhruddin HS. Kemudian, Terjemahan Shahih Bukhari, Beliau karang bersama dengan Darwis Z. dan Fakhruddin HS., Terjemahan Hadits Arba’in dan Musthala’ah Hadits.(sumber darulfunun.id)
Ma'had Islamy dipimpin H. Ramzy Zainudin
Sekarang ini, dibawah kepimimpinan ketua yayasan, Ramzi Zainuddin dan dibantu kepada madrasah, Arif Hidayat, Ma'had Islamy sedang membangun 4 ruang kelas baru (RKB). Selain itu juga sedang dibangun WC representatif yang ada di belakang Mesjid Al Furqon (1933).

"Wahai alumni Ma'had Islamy, Pulanglah. Mari kita majukan kembali Ma'had Islamy dengan Khittahnya. Mari kita bangun kembali pondok kita. Kita punya Pondok, punya MTs dan punya TK," ucap Ramzi Zainuddin sedih.
Sekilas sejarah masa lalunya, Ma'had Islamy didirikan pada tanggal 21 Januari 2030 buya besar Luak Limopuluah, Syech Zainuddin Hamidy yang menimba ilmu hingga ke Mekkah pada masa penjajahan Belanda dan Jepang. Masa itu, dengan penuh suka duka, Buya Zainuddin Hamidy majukan Ma'had Islamy yang spesifik dengan pendidikan pondok (qutub), bahkan menjadi PGA 6 tahun (06/09/1966) dimasa kepemimpinan Basyar Mukhtasar.
Dimasa kejayaannya, sebagaimana yang kita kutip di buku karangan Hikmat Israr, Ma'had Islamy pernah miliki santri/siswa sekitar 700 santri yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan sampai ke Malaysia. Komplek Ma'had islamy ini juga pernah menjadi Fakultas Adab IAIN IB Padang (29/11/1966).
Dengan kemajuan zaman, berbagai lembaga pendidikan mulai tumbuh di Luak Limopuluah, baik negeri maupun swasta/yayasan. Sejak Buya Zainuddin Hamidy wafat (29/03/1957), tak elak juga terjadi pergantian kepemimpinan yayasan Ma'had islamy. Atas jasanya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, Buya Zainuddin Hamidy (alm) dianugerahi penghargaan Gubernur Sumatera Barat, Azwar Anas ( 16/08/2978).
Begitu besar perjuangan buya Zainuddin Hamidy bersama 2 orang istrinya ( Rahmah Abu Bakar dan Dasima Yasin) bersama keluarga dan kepengurusan membangun dunia pendidikan di Luak Limopuluah. Lembaga pendidikan di Kota payakumbuh bergerak semakin pesat, sejak berdirinya Payakumbuh sebagai daerah administrasi tanggal 17 Desember 1970, berbagai sekolah/madrasah dan ponpes tumbuh bak jamur di musim hujan di Payakumbuh.
Dengan mata yang berkaca-kaca, Selasa (23/01/2018) bertempat di ruang kerjanya, Ketua Yayasan Ma'had Islamy, Ramzi Zainuddin menceritakan sejarah berdirinya Ma'had Islamy yang pernah capai masa kejayaan. Banyak lulusan Ma'had Islamy yang sudah menjadi orang penting di berbagai daerah di Indonesia bahkan mancanegara. Demikian juga dengan alumni MTI Koto Panjang, Ponpes Syech Ibrahim Harun, MTI Buya Ruslan, MTI Pakan Sinayan dan lainnya di Payakumbuh.
"Dalam menunjang sarana prasarana pendidikan di Ma'had Islamy, saat ini kita mulai bangun 4 RKB megah ditambah fasilitas WC yang representatif di belakang Mesjid Al Furqan. Kita tidak akan bilang, bahkan tidak rela, kalau Ma'had Islamy alami kemunduran. Tapi kita akan berupaya sekuat tenaga untuk melanjutkan perjuangan orangtua dan para ulama terdahulu.
Dalam memajukan Ma'had Islamy, tentunya kita tidak akan mampu berjalan sendiri. Untuk itu, perlu perhatian pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan. Lahirkanlah sebuah kebijakan dalam rangka pemerataan guru dan peserta didik.
Banyak orang penting di Indonesia, lahir dari Ma'had Islamy, termasuk yang sedang menjabat posisi pengambil kebijakan di beberapa instansi pemerintah. Perhatikan jugalah kami di yayasan. Kita sangat prihatin, sangat banyak ponpes di Payakumbuh yang dulunya tenar, sekarang mulai tidak ada muridnya," ungkap Ramzi Zainuddin sambil ajak berkeliling lokasi.
"Kita sangat berharap kepada alumni untuk ikut aktif bangun kejayaan Ma'had Islamy. Hal ini sudah menjadi komitmen alumni saat Milad Ma'had Islamy ke 88 tahun beberapa waktu lalu di Ma'had Islamy. Kita dan alumnilah yang akan mengembalikan Ma'had Islamy ke Khiittah aslinya.
Untuk tahun ajaran 2018/2019 mendatang, kita bertekad akan kembali hidupkan pondok pesantren Ma'had Islamy yang spesifik dengan kitab kuningnya. Sedikit hal menjadi sesalan bagi kami, dulu banyak guru pengajar yang kita datangkan dari ponpes ternama di Jawa. Namun setelah menjadi PNS, mereka tidak datang lagi ke sini, dengan alasan sudah di satminkalkan. Padahal mereka dulunya di besarkan Ma'had Islamy. Astagfirullah," ungkap Ramzi Zainuddin lagi
"Saat ini, kita memiliki 86 siswa setara MTs dari kelas VII-IX, yang diajar 22 orang guru dan dibantu 1 orang operator. Di Ma'had Islamy kita menerapkan disiplin yang tinggi, dengan harapan, kedepan para siswa dapat menghargai betapa berharganya waktu muda untuk menimba ilmu dan memperbanyak amalan baik. Disiplin kita tidak tertandingi sekolah lain. Kita berharap juga agar peserta didik yang ada di Ma'had Islamy tidak terpengaruh lingkungan yang kian memperihatinkan”, Ramzi kepada wartawan.
Menurunnya nilai-nilai agama, nilai-nilai menghargai dan menyayangi. Dan rasa itulah yang kita pupuk untuk tumbuh kembali. Kita juga mengharapkan orangtua untuk mendukung anaknya dalam disiplin, bangunkan mereka pagi hari dan ajak ke mesjid. Insyaallah dan Kita yakin, anak kita tidak akan terlibat narkoba, LGBT, mabuk-mabukan dan maksiat lainnya," tukuk Ramzi Zainuddin.
Di lokasi pekarangan masih terlihat raut asli Ma'had Islamy dulu. Dibuktikan dengan adanya beberapa bangunan yang yang terbuat dari anyaman bambu dan papan yang tersusun di lokasi pekarangan Ma'had Islamy.(ul)
DPRD Kota Payakumbuh Gelar 2 Sidang Paripurna
Walikota Payakumbuh Minta Didoakan IKADI, Tetap Amanah
Peringati Nudzul Quran, Risma Assaadah Gelar MTQ
Designed by ImPiannews.com
Name

. universitas,1,Aceh,135,ADVERTORIAL,1,Agam,91,Agama,216,Alumni,1,Artikel,161,Bali,1,Bandung,1,Batam,62,Batusangkar,1,Bencana,2,Berita Duka,6,Berita Internasional,4,Berita Nasional,218,Berita Sumbar,2,Bogor,1,BPBD,2,BPBD Sumbar,13,Budaya,1,Bukit tinggi,10,Catatan,214,Cerbung,1,Dharmasraya,274,Diary,1,Disdik Kota Padang,1,DPR RI,12,Dprd,1,DPRD Kab Solok,1,DPRD Padang,136,DPRD Sumbar,515,Duka,1,Ekonomi,6,Feature,1,Forum KNPI,1,Gorontolo,1,Hukum,60,IKIAD DPRD SUMBAR,1,IKW,2,Inspirasi,1,Internasional,2270,israel,2,Jabar,25,Jakarta,11,Jambi,1,Jawa Tengah,4,Jurnal,1,Kab,1,Kab. Mentawai,3,Kab. Solok,41,Kabar duka,2,Kabupaten Pariaman,48,Kabupaten Pasaman Barat,41,Kabupaten Solok,388,Kasus,21,KEPRI,117,Kesehatan,67,KNPI Sumbar,1,Kota Bukittinggi,853,Kota Padang,11,Kota Pariaman,1,Kota Payakumbuh,4618,Kota Solok,33,KRIMINAL,16,Lampung,1,Lifestyle,114,Lima Puluh Kota,588,Limapuluh Kota,1481,LMPI,2,LPM,1,MEDIA ONLINE INDONESIA ( MOI ),2,Mentawai,41,Motivation person aword,1,Nasional,3243,Nasional POLRI,1,New york,5,NTT,2,Olah Raga,5,Olahraga,313,opini,469,Organisasi,3,Ormas,1,pada,1,Padang,5381,Padang Panjang,90,Padang Pariaman,76,pakit,1,Papua,1,Pariaman,26,Pariwara,38,Pariwara / Perumda,1,PARLEMEN,5,Parlementeria,6,Parwisata,2,Pasaman,365,Payakumbuh,16,PDAM,2,Pemko,2,Pemko padang,22,Pemprov Sumbar,3,Pendidikan,979,Pendidkan,7,Pengumuman,5,Peristiwa,3,Pers sumbar,1,PERTANIAN,1,Perumda,321,Perumda /Pariwara,2,Perumda Advertorial,2,Perumda Advertorial /Pariwara,1,Pesisir Selatan,116,Peternakan,1,Piala Dunia Qatar 2022,12,Pilkada,5,Polda Papua,1,Polda Riau,1,Polda Sumbar,665,Politik,17,Politisi,4,Polres Agam,1,Polres Dharmasraya,1,Polresta Agam,2,Polresta Bukittinggi,2,Polresta padang,5,POLRI,395,Posek koto tangah,1,PP,1,PPID,1,PPWI,1,Religius,7,Reoni,1,Riau,10,rusia,2,Sawahlunto,32,Sea Games 30,2,Sejarah,1,Selebriti,1,Sepak Bola,12,Sijunjung,232,Solok Selatan,60,Sosial,1,Sulawesi Tengah,1,Sulawesi Utara,2,Sumatera Barat,5,Sumatera Selatan,2,Sumbar,769,Taiwan,1,Tanah Datar,4,Tanahdatar,94,TdS 2019,10,TERORIS,1,tn,1,TNI,329,Uighur China,1,UIN Imam Bonjol Padang,1,UMKM,1,Universitas,581,UNP,2,Wanita Karir,28,Wisata,11,
ltr
item
Impiannews: Kisah Haji Zainudin Hamidy dan Mahad Islamy, Tokoh Pendidikan Payakumbuh
Kisah Haji Zainudin Hamidy dan Mahad Islamy, Tokoh Pendidikan Payakumbuh
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5lZQh9BhOQczUBuyIc3RvZZtZpT6Xc4NyOHXY8Ikftlfwj03EDOMNoXd0BqDWKgtu7kUDmFibdYXfKNTy8QFr96y4wpO7-DRNL1DKsdbvExShNXIygT2dmkE8O2PddyAJ3ythZNro4PMY/s400/Buya-Zainuddin-Hamidy-215x300.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5lZQh9BhOQczUBuyIc3RvZZtZpT6Xc4NyOHXY8Ikftlfwj03EDOMNoXd0BqDWKgtu7kUDmFibdYXfKNTy8QFr96y4wpO7-DRNL1DKsdbvExShNXIygT2dmkE8O2PddyAJ3ythZNro4PMY/s72-c/Buya-Zainuddin-Hamidy-215x300.jpg
Impiannews
https://www.impiannews.com/2019/08/kisah-haji-zainudin-hamidy-dan-mahad.html
https://www.impiannews.com/
https://www.impiannews.com/
https://www.impiannews.com/2019/08/kisah-haji-zainudin-hamidy-dan-mahad.html
true
908258375028329478
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy Table of Content