Perekonomian Sumatera Barat (Sumbar) yang diukur berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan II-2019 mencapai Rp61,33 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp42,78 triliun.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar, Dr. Ir. Sukardi, M.Si. mengatakan, "Ekonomi Sumatera Barat triwulan II-2019 tumbuh 5,02 persen, namun melambat dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar 5,09 persen, " katanya di gedung BPS JL. Khatib Sulaiman No. 48, Padang, Ruang Vicon Gedung 1 lantai 2, Senin Siang (5/08/2019).
Sukardi katakan, Dari sisi produksi, pertumbuhan didorong oleh hampir semua lapangan usaha kecuali Lapangan Usaha Industri Pengolahan dan Jasa Keuangan, dengan pertumbuhan tertinggi dicapai Lapangan Usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jasa Jaminan Sosial Wajib yang tumbuh 9,48 persen. Sementara dari sisi Pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Konsumsi Pengeluaran Pemerintah yang tumbuh 11,92 persen.
Ekonomi Sumatera Barat triwulan II-2019 tumbuh 5,02 persen (y-on-y) melambat dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar 5,09 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan didorong oleh hampir semua lapangan usaha kecuali Lapangan Usaha Industri Pengolahan dan Jasa Keuangan, dengan pertumbuhan tertinggi dicapai Lapangan Usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jasa Jaminan Sosial Wajib yang tumbuh 9,48 persen. Sementara dari sisi Pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Konsumsi Pengeluaran Pemerintah yang tumbuh 11,92 persen," papar Sukardi.
Lanjutnya, Ekonomi Sumbar triwulan II-2019 mengalami pertumbuhan sebesar 3,28 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan sebesar 6,34 persen. Sedangkan dari sisi Pengeluaran juga didorong oleh meningkatnya kinerja Konsumsi Pengeluaran Pemerintah yang sangat signifikan sebesar 44,58 persen.
Ekonomi Sumatera Barat Semester I-2019 terhadap Semester I-2018 (c-to-c) tumbuh sebesar 4,92 persen. Pertumbuhan positif yang tertinggi pada komponen pengeluaran ini terletak di Komponen Pengeluaran Konsumsi LNPRT yang tumbuh sebesar 12,65 persen.
Hal ini disebabkan karena kegiatan Pemilu baik untuk presiden/wakil presiden maupun anggota legislatif. Pertumbuhan tertinggi berikutnya adalah Komponen Pengeluaran Konsumsi Konsumsi Pemerintah yang mencapai sebesar 8,21 persen. Dengan adanya bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri di triwulan II-2019 turut memicu pertumbuhan di komponen ini. (tf/gn)