Wako Padang Mahyeldi Ansharullah Tokoh Peduli Zakat dan Kaum Dhu'afa

Catatan : Awaluddin Kahar, S.IKom
Wartawan Madya dan Humas Baznas Padang/impiannews.com.

NAMA lengkapnya H. Mahyeldi Ansharullah Dt. Marajo, SP. Jabatannya Walikota (Wako)  Padang, Provinsi Sumatra Barat.

Penulis dan beberapa wartawan lain sering menyapa Mahyeldi dengan panggilan ustadz.

Wali Kota Padang
Mahyeldi
Pangilan ustadz yang juga bermakna guru itu sungguh sangat identik dengan keperibadian Mahyeldi kelahiran Bukittinggi, Sumbar, 25 Desember 1966.

Sebelum jadi Wako Padang, alumni sarjana pertanian (SP)  Univeraitas Andalas (Unand) ini pernah jadi Wakil Ketua DPRD Sumbar.

Sejak jadi aktivis dakwah dan anggota dewan,  Mahyeldi sudah terlihat sangat peduli terhadap nasib para kaum dhu'afa.  Atau lebih dikenal dengan asnaf delapan.

Mereka adalah fakir, miskin, amil zakat, gharimin, fii sabilillah, ibnu sabil dan mu'allaf. Kebetulan asnaf budak di Indonesia tidak dikenal.

"Jangan abaikan orang miskin. Sebab doa orang fakir miskin cepat diijabah Allah. Karena itu mari kita sayangi dan layani para kaum dhua'fa," ujar ayah dari sembilan anak ini beberala waktu lalu.

Pemahaman itu,  kemudian yang membuat kader Partai  Keadilan Sejahtera (PKS) disaat mendapat amanah jadi Wako Padang tahun 2014.

Disaat diberi jabatan, Mahyeldi mulai memainkan perannya sebagai umarah lebih serius memperhatikan kelompok asnaf lapan.

Kelompok Asnaf lapan mereka adalah orang orang yang berhak menerima zakat.  Sebagai seorang ustadz, Mahyeldi paham betul bahwa zakat kewajiban muslim yang kaya.

Seiring dengan bergulirnya  waktu, Mahyeldi tidak berhenti menyampaiakan kewajiban membayar zakat kepada aparatur sipir  negara (ASN) dilingkungan Pemko Padang secara terang terangan.

"Ambilah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu menjadi ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahuai,"  kata Mahyeldi sambil membaca  Al Qur'an Surah At Taubah Ayat 103.

Demi kepeduliannya tehadap kaum dhu'afa atau mereka yang masih memiliki ekonomi lemah,  dimanapun berada suami dari Ummi Harneli Bahar ini terus dan tak berhenti 'mengkampanyekan pentingnya wajib' zakat".

Ketulusan dan keseriusan Mahyeldi menyampaikan kewajiban zakat, akhirnya membuat  kesadaran ummat Islam membayar zakat terus meningkat.

Hal tersebut dapat dilihat di Kantor Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Padang terkait grafik ASN membayar zakat profesi mereka.

Setiap tahun zakat ASN Kota Padang tidak kurang dari Rp.19 Miliar.

Bukan hanya ASN, namun berkat kemampuan komunikasi Mahyeldi yang baik, orang orang kaya non ASN juga membayar zakat mereka ke Baznas Padang.

Instrumen yang dipakai Mahyeldi selain himbauan melalui ceramah agama atau tatap muka langsung, Mahyelde juga membuat regulasi (aturan)  tertulis yang mengatur tentang pengelolaan zakat di Kota Padang.

Bahkan setiap terjadi bencana alama baik di Kota Padang maupun di luar Kota Padang, Mahyeldi langsung beraksi. Bergerak cepat.

Ia membuat himbauan melalui dinas sosial dan bidang Kesra Kantor Walikota Padang. Tim kecil pun debentuk. Intinya berusaha mencari bantuan untuk membantu para korban bencana alam.

Selain korban gempa di Aceh Pidie Jaya (Pijay), Nanggroe Aceh Darussalam, korban gempa di Palu dan korban gempa dan Tsunami dibeberapa wilayah lain di Indonesia dibantu rakyat Kota Padang?

Nah, kenapa warga Kota Padang begitu muda membayar zakat, bersedekah dan membamtu fakir miskin?

Salah satu hal yang menarik karena Wako Padang Mahyeldi peduli dan memiliki kemampuan mumpuni dalam menjelaskan masalah terhadap warganya.

Menyikapi kepedulian Mahyeldi, rasanya Wako Padang ini sangat pantas dan layak mendapat jukukan Tokoh Peduli Zakat.  Atau Zakat Award  2019.  Wallahu'aklam bis shawaf.