Kadisbudpar Aceh Jamaluddin turut mendampingi Bupati Simeulue Erly Hasim, Wakapolres Kompol Rusman Sinaga, Asisten 1 Setdakab Simeulue, Zulfadli Abidin serta Kadisparbud Simeulue, Abdul Karim. |
Tamu undangan pada pembukaan Kemah Wisata Simeulue dijamu makanan khas daerah setempat oleh panitia sesaat sebelum pembukaan acara, Minggu (14/07/2019) malam di Pantai Lantik, Kecamatan Teupah Barat, Simeulue.
Pada makan malam tersebut, Kadisbudpar Aceh Jamaluddin turut mendampingi Bupati Simeulue Erly Hasim, Wakapolres Kompol Rusman Sinaga, Asisten 1 Setdakab Simeulue, Zulfadli Abidin serta Kadisparbud Simeulue, Abdul Karim.
Hadir juga Akmal Fajar, S. STP, M.Si, Kasi Komunikasi dan Strategi Pemasaran Pariwisata mewakili Kabid Pemasaran Disbudpar Aceh Rahmadhani, M.Bus.
Adapun salah satu makanan khas yang dihidangkan kepada para tamu undangan yakni kuliner jenis udang besar atau lobster. Kemudian bubur jenis memek dan sejumlah makanan khas Simeulue lainnya.
Kasi Komunikasi dan Strategi Pemasaran Pariwisata, Akmal Fajar, mengatakan, kuliner jenis lobster tersebut perlu terus dipromosikan ke publik sebagai ikon kuliner di Kabupaten Simeulue.
Lobster, katanya, merupakan makan mewah. Di luar Aceh harganya cukup fantastis. Namun, di Simeulue lobster dapat dinikmati dengan harga yang dapat dijangkalu oleh kalangan manapun.
"Oleh faktor harga yang terjangkau ini, sehingga kuliner jenis lobster bisa jadi ikonnya Simeulue. Makanan mewah dengan harga fantantis di luar sana, tetapi tidak untuk di Simeulue, kalangan manapun dapat menikmatinya. Ini bisa menjadi salah satu daya tarik untuk menggenjot wisatawan dengan dengan menggunakan bumbu masakan racikan masyarakat setempat," kata Akmal.
Salah satu khas lainnya yakni memek. Dengan menyebut nama memek dan lobster sehingga yang terbayang pada orang luar adalah Simeulue. "Daya tarik wisatawan untuk jenis kuliner ini dapat terus dipromosikan dan dipertahankan," ujarnya.
Di sisi lain, tambah Akmal, pantai yang dijadikan lokasi Kemah Wisata tahun ini di Simeulue sangat indah. Pasir putih dengan pohon rindang menjadi daya tarik pengunjung. Apalagi, di pantai tersebut turut menyediakan kuliner khas asli Simeulue. Tidak hanya lobster dan memek, tetapi juga lempeng sagu dan lainnya yang tidak ditemukan di daerah lainnya.
"Pantai Lantik yang diberi nama Alaik Sektaree ini harus terus dilestarikan dengan tetap menjaga kebersihan lingkungan dan keramahan masyarakatnya, " ujarnya. (nz)