Rumah tempat kelahiran Pahlawan Nasional Bagindo Aziz Chan diresmikan menjadi museum, Kamis (18/07/2019). Peresmian ditandai dengan peninjaaun pertama oleh Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah dan pengguntingan pita oleh Sekretaris Daerah Amasrul didampingi jajaran pimpinan OPD.
Walikota Mahyeldi mengatakan, bangunan bersejarah ini salah satu cagar budaya yang ada di Kota Padang. Keberadaannya dapat dijadikan destinasi edukasi sembari membangkitkan semangat patriotisme dan rasa nasionalisme bagi generasi bangsa.
“Bangunan bersejarah ini kita jadikan destinasi wisata edukasi untuk membangkitkan semangat patriotisme dan rasa nasionalisme generasi bangsa,” kata Mahyeldi.
Menurut Mahyeldi, kawasan rumah yang terletak di Alang Laweh itu digagas menjadi kawasan budaya. Penataannya bisa disinkronkan dengan beberapa bangunan yang mendukung, termasuk masjid dan hotel Grand Zuri yang ada di depannya.
“Kawasan ini akan ditata sebagai kawasan budaya berkolaborasi dengan beberapa bangunan lain seperti masjid dan hotel,” ujar Mahyeldi.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Kota Padang, Arfian mengungkapkan, revitalisasi bangunan rumah tempat kelahiran Walikota Padang kedua ini sudah dilakukan sejak 2017 lalu. Untuk persiapan menjadi museum dilakukan dengan pengumpulan arsip – arsip terkait Bagindo Aziz Chan.
“Pengumpulan arsip didapat dari pihak keluarga dan yang ada di Pemko Padang sendiri,” katanya.
Sekilas tentang Pahlawan Nasional Bagindo Aziz Chan, dilahirkan di Alang Laweh Padang, 30 September 1910 – meninggal di Padang, 19 Juli 1947 pada umur 36 tahun.
Bagindo Aziz Chan merupakan Walikota Padang kedua setelah kemerdekaan yang gigih menentang Belanda. Bagindo Aziz Chan, dilantik pada tanggal 15 Agustus 1946 menggantikan Mr. Abubakar Jaar. Ia gugur dalam usia 36 tahun ditembak Belanda di Simpang Kandih, Kampung Lapai. Jasadnya dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Bahagia, Bukittinggi.
Melalui Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 082/TK/2005, tanggal 7 November 2005, Bagindo Aziz Chan menerima Bintang Maha Putera Adipradana dan Gelar Pahlawan Nasional Indonesia pada 9 November 2005. (ydt)