Muhammad Rahmad Ajak Pemkab 50 Kota Serius Kelola Pertanian

Seminar : CEO Rama Group Muhammad Rahmad menyampaikan materi terkait potensi pengelolaan jagung dengan nilai transaksi belasan triliun setiap tahunnya. (foto by Muhammad Bayu Vesky)


IMPIANNEWS.COM

"Jagung, Kekuatan Ekonomi Baru"
Limapuluh Kota, --- Kabupaten Lima Puluh Kota dapat menjadi pusat produksi jagung terbesar di Sumatera Barat, dengan penghasilan minimal Rp 13,8 trilyun rupiah per tahun. 

Tak hanya itu, perekonomian dan kesejahteraan masyarakat akan meningkat, pengangguran akan hilang, dan 26.930 orang yang saat ini hidup dibawah garis kemiskinan di Kabupaten Lima Puluh Kota, akan terbebas dari kemiskinan.

Demikian disampaikan Muhammad Rahmad, dalam acara diskusi Forum Luhak Limo Puluah di Payakumbuh (27/7/2019). Diskusi digelar anggota grup WAG. 

Selain melahirkan sumbangan pemikiran untuk memajukan perekonomian Kabupaten Limapuluh Kota dan Kota Payakumbuh, juga disepakati pembentukan kepengurusan Forum Luak 50.

Terpilih Muhammad Kadrial sebagai Ketua Umum dan Itmiwardi sebagai Ketua Harian dan Sekretaris dipercayakan kepada Sago Indra dan Bendahara Prima Silvia Noor.

Rahmad, begitu ia dipanggil, adalah seorang CEO dari Perusahaan Rama Group, yang bergerak dibidang alat-alat industri minyak dan gas,pertambangan, perlengkapan militer, properti, perhotelan, pertanian dan perkebunan, percetakan, ekspor dan impor. Rahmad adalah pengusaha nasional asal Kecamatan Guguk, Kabupaten Lima Puluh Kota yang juga sebagai Koordinator Nasional Gerakan Kita Bisa, sebuah gerakan yang mengajak anak-anak muda membangun kampung halaman. 

Rahmad menjelaskan bahwa jagung adalah komoditi penting yang sangat dibutuhkan. Tiap tahun, setidaknya Sumatera Barat membutuhkan 3,1 juta ton jagung kering. 

Hasil produksi jagung Sumatera Barat baru 986 ribu ton per tahun. Untuk memenuhi kebutuhan, Sumatera Barat terpaksa membeli jagung dari luar daerah sekitar 2,1 juta ton. Jika harga jagung per kilo 3.500 rupiah, maka tiap tahun, Sumatera Barat membelanjakan uang keluar daerah sekitar 7,4 trilyun rupiah untuk jagung. 

Ini adalah peluang besar yang harus dimanfaatkan. Bagaimana agar uang 7,4 trilyun rupiah yang selama ini digunakan untuk membeli jagung keluar daerah, mulai diarahkan untuk membeli jagung di daerah sendiri. 

Jagung mungkin komoditi yang dianggap kurang menarik oleh sebagian masyarakat. Khususnya terkait dengan harga jual yang dirasa rendah, yakni 3.150 – 4.000 rupiah per kilogram. Bila dihitung dengan rumus ekonomi, sesungguhnya jagung memberikan profit atau keuntungan sekitar 47% per sekali panen. 

Dengan modal 20 juta rupiah, dalam masa 3 bulan, uang 20 juta rupiah akan menghasilkan 29 juta rupiah. Jika uang modal itu terus diputar selama 5 tahun, maka diakhir tahun ke 5, uang sudah menjadi 1,9 milyar rupiah. 

Bandingkan dengan uang 20 juta rupiah yang disimpan masyarakat dalam bentuk tabungan selama 5 tahun. Diakhir tahun ke 5, uang tabungan itu hanya akan berjumlah 20 juta 700 ribu rupiah. 

Jika uang 20 juta disimpan dalam bentuk deposito selama 5 tahun, maka diakhir tahun ke 5, uang deposito itu akan berjumlah 26 juta 300 ribu rupiah. 
Dalam konteks ini, maka bertanam jagung adalah cara yang paling cepat bagi masyarakat untuk mendapatkan penghasilan tambahan yang sangat menjanjikan. 

Jagung bisa tumbuh dengan mudah, dimana saja bahkan diperkarangan rumah sekalipun. Jagung termasuk tanaman yang tidak memerlukan perawatan khusus, dan tidak memerlukan banyak air. 

Di Kabupaten Lima Puluh Kota, saat ini terdapat 54 ribu hektar lebih lahan terlantar, ada 6,6 ribu hektar sawah irigasi tak produktif dan ada 1,5 ribu hektar sawah tadah hujan non irigasi. Total ada 62 ribu hektar lebih lahan nganggur. Bila lahan tersebut ditanami Jagung, maka akan menghasilkan jagung setidaknya 395 ribu ton. Bila diuangkan dengan harga jagung 3.500 rupiah per kilogram, maka total uang yang akan diperoleh masyarakat adalah minimal 13,8 trilyun rupiah. 

Rahmad yang pernah berkarir di Kementerian Luar Negeri selama 17 tahun dan sebagai penulis pidato Presiden RI, mengajak ninik mamak, Kepala Jorong, Kepala Wali Nagari untuk menghimpun potensi nagari dan menggarap lahan lahan kosong di masing-masing nagari. 

Pemerintah Kabupaten bersama Dinas-dinas terkait menurut Rahmad, harus makin rajin dan makin semangat melakukan pelatihan, pembinaan dan pendampingan kepada Kelompok Tani disetiap Nagari. 

Pemerintah Kabupaten juga perlu merumuskan tata niaga jagung agar harga jual jagung petani stabil. Mesin-mesin berteknologi tinggi dan ketersediaan pupuk, juga perlu disiapkan dan dijamin pemerintah kabupaten. 

Rahmad menegaskan bila Pemerintah Kabupaten serius mengelola jagung, maka kehidupan dan perekonomian masyarakat di Kabupaten Lima Puluh Kota akan makin baik, dan PAD Kabupaten akan naik hampir 100%. 

Forum diskusi Luhak Limo Puluah digagas oleh Ir. Itmiwardi, M.Si. Awalnya, diskusi hanya melalui Group WhatsApp. Diskusi kemudian berkembang lebih serius dan dilakukan diskusi / kopi darat pada Sabtu (27/5/2019).

Anggota forum terdiri dari Kepala Daerah Lima Puluh Kota dan Kota Payakumbuh Riza Falepi, Kepala-kepala Dinas yang ada di Sumatera Barat yang punya perhatian kepada Luhak Lima Puluh, Tokoh-tokoh masyarakat di ranah maupun di rantau, Ninik Mamak, Alim Ulama, Cadiak Pandai, Wali Nagari dan Kepala Jorong, Dosen-dosen Perguruan Tinggi, termasuk Prof. Ganefri, P.hD, Rektor UNP, turut menjadi anggota group diskusi. (rel/)