Muhammad Rahmad |
Limapuluh Kota, --- Di mata para tokoh, Bupati 50 Kota kedepan mesti yang visioner. Pasalnya, Pilkada Limapuluh Kota akan digelar serentak 2020 mendatang, semakin di depan mata. Bahkan beberapa nama bakal calon pun mulai disebut-sebut.
"Semua orang, bisa saja jadi bupati. Tapi tidak semua orang mampu menjadi Kepala Daerah yang mengayomi," kata intelektual muda Luak Limopuluah Haji Desra, dalam diskusi ringan dengan awak media, Jum'at (12/7/2019).
Haji Desra yang merupakan putra asli Sarilamak, Harau menyebut, Bupati ke depan mesti seorang yang berani mengambil keputusan. "Pemimpin adalah ketegasan tanpa ragu," urai pengusaha property tersebut.
Menurut Desra, Limapuluh Kota mesti memiliki Bupati yang teruji dan terbukti memiliki jaringan kuat di pusat. "Kepala Daerah mesti mendengar aspirasi, tidak sekedar mendengar, juga berani mengeksekusi," tutur Haji Desra.
Kenapa begitu kata Desra, tanpa adanya eksekusi dari Kepala Daerah, mustahil program-program kerakyatan dan program bernas lainnya akan terwujud. "Saya berharap besar, nantinya ada Bupati yang visioner, cerdas, progresif, yang berani," jelas Desra.
Menurut Desra, sosok tersebut ada pada Muhammad Rahmad, CEO Rama Group yang merupakan mantan penulis naskah pidato Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono. "Pak Rahmad, punya pemikiran untuk kemajuan ekonomi. Kemudian, memiliki pengalaman di bidang pengolaan usaha," tutur Desra.
Muhammad Rahmad, merupakan pengusaha sukses sekaligus CEO/chairman Rama Group yang asli Kecamatan Guguak. Karirnya diawali dengan bertugas di Kemenlu dan lama di Singapore.
Rahmad sendiri, pernah menulis naskah pidato Dubes RI untuk Singapore Luhut Binsar Panjaitan (kini Menko Maritim).
Alumnus S2 Master of Information Technology Management dari University of Wollongong, Australia ini, pernah ditugaskan sebagai staf Bidang Perindustrian dan Perdagangan.
Ia pernah ditugaskan dalam berbagai Task Force ASEAN, APEC, WTO dan ditunjuk sebagai delegasi Indonesia untuk sidang-sidang ASEAN, APEC dan WTO. Karirnya lebih banyak dihabiskan sebagai 'orang dibelakang layar' sebagai penulis naskah pidato Dubes HBL Mantiri, Dubes Luhut Pandjaitan, Johan Syahferi (almarhum), Dubes Slamet Hidayat dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Presiden RI ke 6.
Bersama rekan bisnis dan profesional di Singapura, Rahmad mendirikan Konsultan Bisnis dan Multimedia yang kemudian aktif memberikan masukan-masukan dalam pengembangan bisnis dan usaha di antaranya pengembangan bisnis MediaCorp, dan juga mendirikan Global Konigin Offshore sebagai perusahaan trading dan agen penjualan kapal Tug Boat, Barge, Anchor Handling, Logistic Supply Vessel.
Setelah 13 tahun berkiprah di luar negeri; Singapura, Malaysia, Australia, Thailand, China, ia bersama keluarga memutuskan kembali ke Indonesia dan menjajaki pembukaan bisnis kapal dan multimedia.
Tahun 2010, Partai Demokrat menunjuknya sebagai Wakil Direktur Eksekutif Dewan Pimpinan Pusat (DPP Partai Demokrat) Periode 2010-2015, namun tahun 2012 ia mengundurkan diri dari jabatannya dan kembali aktif didunia usaha. (rel/ul)