Mahasiswa UI menyegel mesin secure parking yang akan diterapkan di lingkungan kampus.

Depok, impiannews.com --  Uji coba penerapan sistem secure parking di dalam kawasan Universitas Indonesia (UI) Depok kembali ditolak mahasiswa dengan cara melakukan aksi demonstrasi dan menyegel mesin parkir berbayar itu.

“Sudah berulang kali mahasiswa mengingatkan ke jajaran UI untuk tidak menerapkan parkir berbayar di pintu masuk kawasan UI, tetap saja maksa. 

Akibatnya pagi hari saat mahasiswa ingin masuk kuliah terjebak macet di pintu masuk ujung jalan layang UI, ” kata Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) Manik Margana Mahendra, Senin (15/7/2019).

Menurut Manik, acana parkir berbayar di kampus UI perlu dikaji ulang. Bukan hanya kendaraan harus antre masuk kampus, hingga membuat kemacetan, namun tidak semua mahasiswa UI mampu bayar parkir jika kuliah sampai siang dan sore hari.

“Uang kuliah sudah mahal, ditambah lagi dengan uang parkir. Coba kaji ulang keberadaan parkir berbayar ini. Kawasan kampus UI Depok relatif aman dan bukan pusat perbelanjaan atau mall yang setiap masuk kampus harus bayar, ” teriak mahasiswa pendemo.

Ditempat yang sama, sejumlah pengemudi ojek pangkalan yang selama ini mangkal di pintu masuk kawasan Kukusan, Politeknik UI Beji, dan halte UI juga ikutan protes.

“Percuma dibuatkan pintu masuk sekitar pinggir kampus kalau harus bayar. Pintu sekitar kampus dibuat agar warga Depok dan mahasiswa tidak terlalu jauh berputar masuk kampus UI bila harus lewat Jalan Layang UI Depok, ” kata Andi, salah seorang tukang ojek.

Keterangan yang diperoleh menyebutkan, tarif parkir sepeda motor dikenakan Rp 2000 untuk satu jam pertama dan Rp 4.000 hingga Rp 6.000 untuk mobil. Selanjutnya, setiap jam dikenakan tarif Rp 1.000 hingga maksimal Rp 4.000. (Rach)