Syekh Ahmad Chatib Al-Minangkabawi (1860-1916) merupakan ulama besar kelahiran Sumatera Barat yang memiliki pengaruh besar di dunia.
Imam sekaligus khatib Masjidil Haram Makkah pada masanya itu mengajar ribuan ulama yang datang dari berbagai dunia, termasuk dari Indonesia seperti pendiri NU, KH Hasyim Asy’ari dan pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan.
Dikutip dari otobiografi miliknya terjemahan Tarikh Hayati Ahmad Chatib Ibni Abdil Lathief dengan judul Al-Qaulu al-Nahif fi Bayani dan republika.co.id, Kamis, 25 Juli 2019, dirinya dengan leluasa memperkenalkan kampung halaman dan sejarah Minangkabau itu sendiri.
Bernama lengkap Ahmad Chatib bin Abdul Lathief bin Abdullah bin Kalan al-Minangkabawi al-Jawi, pria ini lahir pada 26 Mei 1860 di Kota Tuo, Minangkabau.
Waktu kecilnya dihabiskan untuk menghafalkan Alquran dan belajar ilmu agama dari ayahnya, Abdul Lathief.
Dalam buku itu juga, beliau menjelaskan Minangkabau merupakan bagian dari Indonesia yang terletak di Pulau Sumatera bagian Barat terletak di 0'-20' BT tenggara dan garis lintang 69' dari Kairo, Mesir.
Selain menuliskan letak kampung halamannya, dalam buku karangannya juga menceritakan sejarah Minangkabau.
Daerah ini jika dibahasa-Arabkan menjadi ghalabatul jamus.
Yang artinya kerbau yang menang. Penamaan itu muncul karena dulu terdapat kebiasaan mengadu kerbau di hari yang telah ditentukan di wilayah ini.
Seorang raja dari Jawa yang mendengar kabar itu membawa kerbau yang besar untuk diadu dengan kerbau dari Sumatera Barat. Untuk menghadapi kerbau besar itu, sang raja hanya membawa kerbau kecil.
Meskipun dibekali dengan kerbau kecil, hasilnya tak mengecewakan dan mereka menang," sejak itulah negeri itu dinamakan Minangkabau dengan ibu kota bernama Pagaruyung," tulis Syekh Ahmad Chatib Al-Minangkabawi. (***)