Limapuluh Kota. --- Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota gagal mengelola potensi perkebunan, padahal lahan luas. Jagung, komoditi yang vital untuk pakan ayam, masih dipasok luar daerah dan lain Provinsi.
"Kita tidak menemukan, adanya lompatan yang dahsyat dari Pemkab, baik Bupati, Kadis atau pihak terkait dalam melirik potensi tanaman jagung," kata tokoh peternak ayam buras dan ayam arab, Haji Desra, kepada Singgalang Minggu (14/7/2019) sore.
Padahal kata Haji Desra, kebutuhan ternak unggas berupa ayam di Limapuluh Kota yang berjumlah lebih 5 juta ekor, memerlukan pakan jagung sampai 475 ton sehari.
"Potensi kerugian ekonomi dari sektor jagung Rp 511 Miliar / tahun. Atau 42,58 Miliar / bulan dan setara Rp1,42 Miliar per hari. Dari mana angka ini muncul? Populasi ayam petelur saja 5 juta ekor, itu belum termasuk itik, ayam kampung dan ayam Arab yg juga mengkonsumsi jagung," jelasnya secara tekhnis.
Kata Desra, 1 ekor ayam petelur butuh pakan 0,130 gram /ekor / hari. Jika 5 juta ekor x 0,135 = 675 ton x 70%(komponen jagung dlm pakan) = 472,5 ton per hari. Atau di angka 475 ton.
"Saya pelaku usaha ini. Yang bisa dipasok oleh lokal (Limapuluh Kota), hanya maksimal 72,5 ton / hari. Selebihnya dari daerah luar seperti Pasaman Barat, Lampung bahkan Bengkulu," terang Desra.
TERINTEGRASI
Di sisi lain, CEO Rama Group Doktor Muhammad Rahmad menyebut, perlu adanya program terintegrasi OPD terkait di Pemkab Limapuluh Kota dalam mengembangkan sektor perkebunan dan peternakan, dua sisi mata uang yang tidak bisa dilepaskan.
"Kawasan peternakan itu, banyak di Blok M (Guguak dan Mungka). Sebahagian di Harau. Nah, kalau lokasi peternakan di sana, maka Pemkab perlu menggarap perkebunan jagung di daerah Selatan. Bisa Situjuah, Luhak atau Lareh Sago Halaban. Jika lokasi perkebunan di Halaban, maka imdustri pakannya didirikan di Luhak atau Situjuah," jelas Rahmad.
Dengan begitu kata Muhammad Rahmad, uang berpendar di Limapuluh Kota. "Menjadi petaka, ketika lahan tidur tak digarap, tak dibangunkan. Padahal, potensinya besar dan dapat dilaksanakan dengan padat karya, melibatkan banyak orang, maka tumbuh pusat ekonomi baru," urai Muhammad Rahmad.
Rahmad mengusulkan, perlu didirikan segera BUMD khusus ternak. "Ini akan mengurus, hulu dan hilir perjalanan ternak. Baik itu pakan, bibit dan potensi usaha lain. Ada dulu regulasinya, Pemkab mesti buat aturan main ini bersama DPRD," demikian M Rahmad. (ul)