Sawahlunto, --- Bertempat di dermaga Bukik Kandih, Owner dan Pimpinan radio se Sumbar dijamu makan siang oleh Walikota Sawahlunto Deri Asta SH setelah sebelumnya seluruh pengelola radio dibawa dengan kereta api wisata Mak Itam berkeliling dan masuk lobang kalam.
Selain Pemda Sawahlunto dan OPD juga hadir Kadiskominfo Painan dan ketua PRSSNI Sumbar serta ketua KPID Sumbar.
Setelah melaksanakan sholat zuhur seluruh perserta dijamu makan siang di taman margasatwa wisata tambang yang berbudaya.
Sebelumnya, Walikota Sawahlunto Deri Asta SH mepresentasikan destinasi wisata yang ada di kota Sawahlunto terlebih dahulu ketua KPID Sumatera Barat Efriandi Sikumbang SH dalam sambutannya menyampaikan apresiasi untuk ibuk Rita selaku panitia acara yang mana beliau menjabat sebagai pimpinan Radio Sawahlunto FM beliau juga ketua Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPM) Sumbar.
Apresiasi disampaikan Afriendi karena kegiatan yang mengundang pengelola radio se Sumatera Barat ini baru Kota Sawahlunto satu-satunya di Sumbar yang bisa menghadirkan seluruh pengelola radio di Sumbar. Apalagi kegiatan ini didukung penuh pemda Sawahlunto dalam hal ini Walikota nya mengundang langsung pengelola radio se Sumbar.
Dalam sambutannya, Kamis (20/06/2019) Walikota Sawahlunto Deri Asta SH mengucapkan terima kasih atas kedatangan insan radio se Sumatera Barat dan wako berharap baik radio siaran swasta dalam hal ini LPS dan radio siaran pemda LPP.
Deri Asta berharap dengan kedatangan pengelola radio se Sumatera Barat ini, pariwisata di Kota Sawahlunto semakin diminati untuk kunjungan baik wisatawan lokal maupun manca negara.
Banyak destinasi wisata yang belum diketahui oleh masyarakat Sumbar ataupun turis mancanegara negara. Salah satunya Museum Budaya Kota Sawahlunto, kehadiran Museum ini merupakan salah satu pendukung visi kota " Sawahlunto Kota Wisata Tambang Yang Berbudaya " uniknya Museum ini terdiri dari tiga Museum yaitu : Museum alat musik, Museum tari dan Museum lukisan dan etno kayu.
Bangunan Museum ini sendiri adalah bekas hunian insinyur tambang Batu Bara Ombilin dimasa pemerintahan Hindia Belanda pada masa taun 1800 an.
Kemudian ada Museum gudang ransum untuk pekerja tambang dan pasien rumah sakit pada tahun 1918 yang bisa menyajikan ransum sebanyak 8000 ransum saat itu, dan peralatan masak yang canggih di zaman itu karena didatangkan oleh pemerintah Hindia Belanda dari Jerman seperti yang diceritakan oleh Walikota Deri Asta SH dan Wakil Walikota H. Zohirin Sayuti SE ini.
Sebelumnya pengelola Radio se Sumbar disambut di stasiun kereta api jalan Kampung teleng Kecamatan Lembah Segar Kota Sawahlunto langsung disambut oleh ibu Rita sebagai tuan rumah dan setelah registrasi semua tamu dijamu sarapan pagi di gerbong kereta api yang disulap jadi restoran. Setelah sarapan kami diajak berkeliling di museum Kereta api satu-satunya di Sumatera Barat dan kedua di Indonesia.
Museum Kereta Api ini sendiri dulunya adalah stasiun kereta api dijaman kolonial Hindia Belanda pada tahun 1894.Lokomotif Uap adalah alat transportasi yang dipilih kolonial Belanda untuk mengangkut batu bara dari Sawahlunto ke pelabuhan Teluk Bayur kalau dulu bernama "Emma Haven"dan pembangunan rel kereta api itu sendiri tidak lepas dari kerja paksa " orang rantai" dinamakan saat itu untuk pekerja paksa tersebut yang disayang dari Jawa dan diperlakukan tidak manusiawi oleh pemerintah kolonial saat itu.
Dan di Museum ini pengunjung dapat melihat peralatan per keretapian yang sudah berumur 100 tahun lebih.
Terakhir mungkin kita berbalik kembali ke Taman Marga Satwa Bukik Kandih yang mana kebun binatang disini selain pengunjung dapat melihat berbagai jenis hewan, juga dapat bermain di telaga yang dilengkapi sarana perahu dan juga flaying fox satu area dengan taman marga satwa ini dan sekaligus disini kami dijamu makan siang di gazebo di taman ini oleh Walikota Sawahlunto Deri Asta SH.
Dan pengalaman yang didapat di Kota Arang ini adalah yang pertama dan sarat dengan inspirasi, kenapa dikatakan sarat dengan inspirasi, baru kota Sawahlunto dan kepala daerahnya yang mengundang insan radio di Sumatra Barat serta diajak mengenal lebih dekat destinasi wisata yang ada, tujuannya apa?
Selain mengenalkan destinasi wisatanya yang diundang adalah insan radio yang nota bene nya akan menceritakan pengalaman ini diradio mereka masing-masing karena yang diundang adalah pelaku dan owner radio di Sumatera Barat dan hal ini sepertinya pemda Sawahlunto punya keuntungan ganda.
Disini kita berfikir bagaimana kalau hal ini dilakukan oleh pemko atau pemkab di Sumatera Barat melakukan hal serupa mungkin selain pariwisata banyak hal lain yang bisa diangkat seperti, kuliner, kerajinan serta tradisi yang tak kalah hebatnya di Sumatra Barat ini.
Oh ya, yang sangat menganggumkan di kota Sawahlunto ini adalah kota tua nya yang terawat dengan baik karena sudah diperllakukan sebagai Cagar Budaya dan wako sendiri berharap Kota Sawahlunto sebagai Kota Warisan Dunia, hal ini sangat beralasan karena nanti pada bulan Juli 2019 nanti UNESCO akan bersidang di Ukraina untuk menetapkan kota-kota warisan dunia dan Sawahlunto salah satu kota yang masuk nominasi tersebut oleh UNESCO.
Deri Asta sangat berharap dengan kunjungan insan radio se Sumbar ini menjadi corong promosi dan dalam hal ini pemda Sawahlunto tidak main-main, bahkan pada hari itu juga seluruh pimpinan radio sudah menyerahkan profile radio masing-masing untuk dapat bekerja sama nantinya dengan pemda Sawahlunto. (rel/ul)