Washington DC - Proposal perdamaian Israel - Palestina yang ditawarkan oleh pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menuai pro-kontra.
Dokumen bernama Deal of the Century itu membahas inisiatif ekonomi bagi negara-negara di Timur Tengah, dengan Ramallah sebagai prioritas.
Proposal itu akan dibahas dalam Konferensi Bahrain, dengan dipimpin oleh menantu sekaligus penasihat Donald Trump, Jared Kushner. Kerangka kerja "Perdamaian untuk Kesejahteraan" itu turut membahas prospek investasi senilai US$ 50 miliar
Dalam inisiatif ekonomi bernilai mahal itu, disebutkan banyak proyek seperti pengembangan jalan, penyeberangan perbatasan, pembangkit listrik dan pariwisata.
Selain proyek-proyek itu, terdapat satu optimisme proposal Donald Trump: bertujuan menciptakan satu juta pekerjaan bagi warga Palestina, klaim ia dalam proposal kontroversial itu sebagaimana dikutip dari The Straits Times pada Selasa (25/6/2019).
Namun otoritas Palestina dan saingannya, Hamas, keduanya mengecam inisiatif tersebut. Mereka mengatakan langkah itu sama saja dengan "membeli mereka sebagai imbalan karena tidak menikmati negeri sendiri."
"Amerika mengubah seluruh penyebab dari masalah politik menjadi masalah ekonomi, kami tidak dapat menerima ini," kata Presiden Palestina Mahmud Abbas pada hari Minggu lalu.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menganggap sikap Palestina sebagai tanda bahwa mereka tidak serius dengan perdamaian.
"Saya tidak mengerti bagaimana orang-orang Palestina menolak rencana itu bahkan sebelum mengetahui apa isinya," kata Netanyahu.
Pemimpin sayap kanan Israel telah berbicara dalam beberapa bulan terakhir tentang menganeksasi bagian-bagian Tepi Barat, sebuah langkah yang secara efektif dapat menutup harapan Palestina dari negara mereka sendiri.