Semakin memanasnya kondisi internal PT. Inspirator Media Indonesia, terkait terkatung-katungnya Gaji dan Honor yang sudah memasuki tujuh bulan tidak terbayarkan. Pimpinan Umum Majalah Inspirator dan Online www.inspiratormedia.id Norman Arief, akhirnya angkat bicara.
“Sebelumnya saya meminta maaf kepada tim manajemen dan seluruh wartawan maupun para kontributor diberbagai daerah atas persoalan internal yang terjadi. Bukan karena saya ingin lari dari tanggung jawab, karena mengingat perkara gaji dan honor sebenarnya ada ditangan komisaris, yakni Teten Indra A.SE. Bahkan hingga saat ini beberapa personil termasuk mess para wartawan, saya yang menanggungnya. Jadi tidak benar jika saya lari dari tanggung jawab,” tuturnya menepis fitnah internal.
Masih menurut Norman, dirinya bahkan jauh-jauh hari sudah mengingatkan agar PT.Inspirator Media Indonesia untuk dibubarkan yang diutarakan melalui Hasan. Yang notabene dimasukan namanya secara sepihak dalam kepemilikan saham oleh komisaris. Namun juga tidak ada respon yang positif.
Bahkan dirinya pada periode semasa menjabat sebagai pemimpin redaksi juga pernah mengajukan pengunduran diri secara langsung kepada komisaris disela-sela acara salah satu lembaga CSR di Garut (Papandayan). Dan ditolak mentah-mentah oleh komisaris bahkan diangkat menjadi pimpinan umum.
Pokok persoalan ini memuncak menurut dirinya lantaran tidak ada itikad baik Teten untuk memenuhi janjinya. Bahkan jika dievaluasi tim manajemen pernah “islah” terkait konflik internal yang serupa.
“Dan jika kali ini terulang kembali berarti sangat jelas titik persoalan itu ada dimana dan di siapa,” terangnya saat diwawancarai dikawasan Depok.
Norman masih menjelaskan bahwa memang sejak awal ada kelemahan manajemen internal dalam kekosongan posisi pimpinan perusahaan dan menempatkan orang sebagai pimpinan perusahaan.
Bahkan saya dulu merangkap berbagai tugas, ya sebagai pimpinan redaksi, ya pimpinan perusahaan, juga sebagai pimpinan umum. Bahkan merangkap sebagai administrasi. Semua itu saya lakukan karena demi kemajuan PT. Inspirator Media Indonesia yang sejak awal memang saya sebagai perintisnya juga,” paparnya.
Lanjut Norman, Ia pun merangkap sebagai “dosen” untuk melatih anak komisaris dalam hal bisnis media yang pada akhirnya diangkat sebagai pimpinan perusahaan. Namun tidak bertahan lama karena anak komisaris tersebut harus fokus kuliah.
“Saya pun merangkap sebagai mentor dalam hal pelatihan uji kompetensi wartawan internal yang magang dan baru bergabung,” imbuhnya.
Bahkan pagi tadi Ahad (02/06) sekira pukul 06.00 WIB, dirinya mencoba telepon Teten ke selulernya namun tidak diangkat, beberapa menit kemudian coba telepon kembali melalui telepon whatsApp tidak diangkat juga.
“Akhirnya saya kirim pesan via whatsapp namun tidak direspon juga. Padahal saya ingin bicara baik-baik dan berusaha mencari jalan keluarnya agar para wartawan ataupun kontributor dan tim manajemen tidak mensalahkan saya terus menerus. Jadi sekali lagi saya tekankan disini bahwa saya tidak lari dari tanggung jawab,” terangnya.
Menurut Norman, cukup banyaklah sebenarnya andil kesalahan komisaris, namun Ia tidak memaparkan semuanya apalagi didalam wawancara ini, karena Ia harus kedepankan etika dalam hal peraoalan tersebut.
“Saran saya sebaiknya komisaris tidak lagi membuat janji baru dan segera penuhi janjinya. Hal ini demi keberlangsungan dan kemajuan serta kesuksesan PT.Inspirator Media Indonesia itu sendiri,” tutupnya dengan senyum. (pers Rilis)