Setelah kasus peretasan Sony Pictures oleh Korea Utara, Korea Selatan menuding negara tetangganya itu mempunyai pasukan militer cyber yang akan menyerang mereka.
Pemerintah Korea Selatan baru-baru ini merevisi perkiraan jumlah pasukan hacker yang dimiliki oleh Kim Jong-un, pemimpin nomor satu Korea Utara. Berdasarkan laporan terbaru mereka, diperkirakan saat ini terdapat 6.000 hacker top yang siap melancarkan serangan ke pemerintah dan militer Korea Selatan.
Sebelum kasus peretasan Sony mencuat, pemerintah Korea Selatan memang hanya memperkirakan Kim Jong-un hanya memiliki 3.000 hacker. Bahkan, Korea Selatan menuding tetangganya itu juga menjadikan organisasi global sebagai target peretasan selanjutnya.
Tudingan itu seakan menjadi kenyataan, setelah Korea Selatan mengaku jika reaktor nuklir mereka telah diretas oleh hacker Korea Utara. Akibat serangan hacker itu, beberapa data perusahaan Korea, Hydro & Nuclear Power Co, dilaporkan dicuri.
Untungnya, peretasan tersebut dinyatakan tidak mengancam atau bisa mengambil alih reaktor nuklir Korea Selatan. Data curian hacker pun kemudian diketahui bukan data yang penting.
Selain perkembangan dunia hacking, kemajuan teknologi membuat Korea Utara berhasil mengembangkan roket dan bom radioaktif ke level yang lebih tinggi. Menurut Menteri Pertahanan Korea Selatan, Korea Utara sekarang mampu menghantam tanah Amerika dengan hulu ledak nuklir dengan roket baru mereka.
Apakah pasukan hacker dan roket nuklir akan membuat Amerika melunak saat berhadapan dengan Korea Utara di masa depan?