Payakumbuh, --- Sejak 10 hari jelang Idul Fitri datang, Pemko Payakumbuh melalui Bagian Kesra dan Diskomifo telah mengumumkan bahwa yang akan bertindak selaku Khatib Idul Fitri Pemko Payakumbuh adalah ustadz Tifatul Sembiring.
Hal itu terbukti pada pelaksanaan shalat hari Raya Idul Fitri yang digelar Pemko Payakumbuh pada Rabu (05/06/2019) Tifatul Sembiring seorang mantan Menteri Komunikasi dan Informatika di era Presiden SBY.
Hadir dalam shalat Ied pagi Rabu tersebut Walikota Payakumbuh Riza Falepi bersama Wakil Erwin Yunaz, Ketua DPRD YB Dt. Parmato Alam, Kepala Kankemenag, Forkopimda dan ribuan jemaah shalat ied di halaman Balai Kota eks Lapangan Poliko.
Dalam khutbahnya, ustadz Tifatul Sembiring Dt Tumangguang mengawali kajiannya dengan sebuah ayat dalam al quran yakni surat Ar Ra'd (13) ayat 11, "sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sebelum kaum itu sendiri mengubah apa yang ada pada diri mereka".
Putra kelahiran Bukittinggi tanggal 28 September 1961 mengambil tema khutbahnya "sudah saatnya warga Minangkabau menjalankan syariat islam secara kaffa".
Menurutnya, Minangkabau dan islam tak terpisahkan. Orang Minangkabau menganut adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah.
Dengan demikian dipastikan semua warga Minangkabau adalah menganut agama islam yang mengedepankan azas kekerabatan yang kuat dimana pun mereka berada.
"Dalam menjalankan roda kehidupan sesungguhnya Nabi Muhammad SAW telah menitipkan wasiat dikala haji wada. Yakni dan saya tinggalkan 2 pusaka (Al quran dan Sunnati) berpeganglah pada kedua itu, niscaya kau akan selamat dunia akhirat,"terang Tifatul.
"Orang Minangkabau dengan menganut azas ABS ABK tersebut sangat sudah cocok. Tinggal kita orang Minangkabau menjalankan syariat yang merupakan pondasi kokoh 'Way of Life' yang sudah benar,"imbuhnya.
Ironisnya sekarang adalah, ulas Sang Datuk. Orang Minangkabau mulai terkontaminasi budaya asing yang dicopy paste secara menyeluruh di belahan dunia. Orang Minangkabau mulai dilengahkan kemajuan teknologi dan meninggalkan nilai luhur ABS ABK yang merupakan spesifik orang Minangkabau. Banyak orang Minangkabau mulai tersangkut kriminal. Maka dari itu, kami menghimbau mari kita jalankan adat Minangkabau secara kaffa, layaknya Allah meerintahkan kita menjalanan syariat islam.
Yang kami khawatirkan adalah, Jika orang Minangkabau mulai jauh dari syariat ialam, maka minang akan menjadi fosil. nilai asli ditinggalkan diganti dengan nilai Barat, yang notabene banyak bertentangan dengan syariat islam. Dan yakinilah bahwa Al quran adalah petunjuk hidup kita.
Sekarang banyak kerusakan moral. Jika semua kemajuan yang datang dari barat dicopipaste, tampa memfilternya dengan iman. Maka timbullah kemerosotan nilai sosial ekonomi dan norma noma yang dianut orang Minangkabau selama ini.
Semakin jauh dari Al quran, maka semakin binasalah suatu bangsa. Jangan biarkan adat Minangkabau tinggal sejarah. Bangkitlah kaum muda minangkabau, kembalikan Marwah Minangkabau dengan menjalankan syariat islam dengan kaffa.
Diterangkan Tifatul, bahwa Hasad dan suudzon berkembang menghampiri para tokoh islam bahkan diadu domba demi kepentingan dunia. Sebagian oknum terlibat KKN. Kondisi ini mengancam,
serangan terhadap islam kian menjadi dari berbagai lini. Tinggal kita mau atau tidak menjaga agama Allah. Mereka enggan bertobat, bahkan kegemaran melakukan KKN semakin meraja lela, bahkan meratu lela ikut terlibat.
Diujung khutbahnya Tifatul Sembiring mengajak jemaah Membangun umat dan membangun bangsa sesuai porsinya. Dirinya juga mengajak agar orang Minangkabau semakin Konsisten dalam menolong agama Allah dengan mendalami dan mengamalkan ajaran al quran. Meningkatkan rasa keprdulian terhadap kehidupan sosial.
"Lakukan perubahan dengan jihad fi sabilillahi jangan takut perubahan selagi kita masih berjalan sesuai syariat islam dan adat Minangkabau,"himbau Tifatul, akhiri khutbahnya.(ul)