IMPIANNEWS.COM.
Limapuluh Kota, --- Relis yang dikeluarkan Bidang Humas Diskominfo Kota Payakumbuh di bawah judul "Pelanggaran Tibum dan Pekat di Payakumbuh Didominasi Warga Kabupaten Lima Puluh Kota" beberapa waktu lalu, berbuntut panjang.
Sejumlah pihak sangat menyayangkan relis yang bernada tendensius itu muncul dan berharap tidak terulang lagi.
Kadiskominfo Kota Payakumbuh, Jhon Kennedi, saat dimintai tanggapannya, Sabtu (15/6/2019) malam, juga menyayangkan insiden tersebut bisa terjadi.
"Itulah, kita sesalkan. Pembelajaran bagi Kabid Humas untuk lebih berhati-hati membuat relis," katanya bernada kesal.
Meski di dalam web Pemko Payakumbuh judulnya telah ditukar, namun subtansinya tetap tidak berubah. Setidaknya ada dua kali kata " ... warga Lima Puluh Kota... " ditulis.
Syawaluddin Ayub, budayawan dan wartawan Lima Puluh Kota, justru menuding penyebab terjadinya pekat ini karena Kota Payakumbuh adalah "surga dunia" dari segi hiburan malam yang mengundang orang untuk datang.
"Jangan menyebut nama daerah. Sebab orang yang datang ke Payakumbuh tak hanya warga Lima Puluh Kota, tapi juga dari daerah lainnya," katanya serius.
Lain lagi suara dari tokoh muda Limapuluh Kota, Bayu Veski, menilai Pemko Payakumbuh jangan sampai menepuk air di dulang. Jangan buru-buru memframing. Jangan karena satu atau dua kasus, menjudge warga Lima Puluh Kota seperti itu. Itu menusuk dan mengganggu perasaan masyarakat Lima Puluh Kota.
"Payakumbuh dan Limapuluh Kota tidak bisa dipisahkan. Saya khawatir, statemen seperti ini, justru merugikan pimpinan daerah Payakumbuh sendiri yang konon akan maju dalam pilgub nanti," katanya mengingatkan.
Sampai berita ini ditulis, belum ada pernyataan resmi secara institusi dari Pemko Payakumbuh. Dari suara-suara yang terdengar di Balai Kota, Poliko, kiranya kasus ini menjadi perhatian kepala daerah.
"Kiranya ini menjadi perhatian serius kepala daerah. Sebelum meluas dan liar. Pejabat yang bertanggung jawab atas soal ini secepatnya dievaluasi," ujar seorang pejabat eselon III. (rel/ul)