Setidaknya ada 871 orang yang terpaksa mengungsi akibat dari pecahnya bentrok antar warga Desa Gunung Jaya dan Desa Sampuabalo, Sulawesi Tenggara pada Rabu (5/6/2019).
Bentrok tersebut bahkan masih berlanjut pada keesokan harinya dengan melibatkan warga dari etnis tertentu.
Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan bahwa ratusan warga yang mengungsi tersebut dikarenakan kondisi rumah yang rusak dan juga ketakutan saat terjadi bentrok. Seperti yang dikabarkan sebelumnya, 100 orang menyerang Desa Gunung Jaya dengan cara melempari batu hingga membakar rumah warga.
"Tercatat 871 orang. Karena rumah rusak dan secara psikologis takut kejadian tersebut," kata Dedi di Kantor Humas Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Jumat (7/6/2019).
Dedi menyampaikan bahwa sempat terjadi bentrok susulan pada Kamis (6/6/2019) kemarin dengan melibatkan kelompok etnis tertentu. Penyerangan itu menyebabkan adanya korban luka hingga meninggal dunia dari pihak penyerang.
Untuk menghindari bentrok yang terus meluas, setidaknya ada tiga satuan setingkat kompi (SSK) Brimob atau sekitar 300 anggota diturunkan untuk melakukan pengamanan. Selain itu dari pihak TNI serta tokoh agama setempat juga turut membantu untuk meredamkan panasnya situasi di sana.
Dedi menerangkan bahwa saat ini pihaknya telah memiliki data terkait provokator, pelaku perusakan hingga pelaku pembakaran. Namun, Dedi menyatakan kalau pelaku-pelaku tersebut belum ditangkap oleh pihak kepolisian.
"Saat ini belum (ada yang ditangkap). Masih fokus mendamaikan dulu. Mendatakan kemudian mengevakuasi korban," tandasnya.
Bentrok antar dua kelompok pemuda itu dipicu oleh sekelompok pemuda dari Desa Gunung Jaya Kecamatan Siotapina Kabupaten Buton menggelar konvoi dengan menggunakan kendaraan roda dua melintasi Desa Sampuabalo pada Selasa (4/6/2019).
Saat konvoi, rombongan tersebut memainkan gas motornya sampai memancing amarah dari masyarakat Desa Sampuabalo.
Keesokan harinya, salah satu warga Desa Sampuabalo hendak melakukan silahturahmi ke rumah keluarganya dan harus melintasi Desa Gunung Jaya. Namun, ketika saat melintas, ia terkena busur panah yang menancap di dada sebelah kiri. Dirinya langsung ke desa asalnya untuk melaporkan kejadian tersebut.
Karena kejadian tersebut akhirnya kelompok pemuda yang berjumlah 100 orang dari Desa Sampuabalo menyerang Desa Gunung Jaya sambil melemparkan ke rumah-rumah warga. Karena kurang jumlah, sejumlah warga yang ketakutan langsung mengamankan diri.
Mengetahui banyak rumah yang ditinggalkan pemiliknya, beberapa pemuda dari Desa Sampuabalo pun membakar rumah dengan menggunakan bom molotov dan bensin.
sumber : suara.com