Bahasa daerah di Indonesia kini terancam hilang karena mulai ditinggalkan oleh para penutur. Bahasa Gayo salah satunya menjadi kekhawatiran tersendiri bagi Wakil Bupati (Wabup) Aceh Tengah H Firdaus SKM.
Menurutnya masyarakat Gayo mulai ramai-ramai menggunakan bahasa persatuan Indonesia dalam berbicara sehari-hari, sehingga bahasa daerah terancam punah.
“Bahasa Gayo keadaannya mulai kritis, penutur mulai berkurang, lama-lama bisa hilang karena anak-anak kita semuanya berbahasa Indonesia dalam berbicara sehari-hari,” ujar Firdaus di hadapan jama’ah sholat Isya, Tarawih dan Witir berjama’ah di mesjid Baburrayan, Kampung Takengon Timur, Kamis (9/5/2019).
Kegiatan di kampung setempat masih dalam rangka Safari Ramadhan yang digelar Pemkab Aceh Tengah.
Firdaus mengatakan, bahasa Gayo harus dilestarikan dan dikembangkan agar tidak hilang ditelan zaman. Caranya, bahasa Gayo harus diajarkan kepada anak-anak dan digunakan dalam berbicara sehari-hari dalam keluarga.
“Mari ajarkan anak-anak kita berbahasa Gayo, ini agar menjadi perhatian kita semua. Ada kencenderungan jika berbahasa daerah dianggap tidak moderen, padahal sebaliknya moderen itu jika tidak meninggalkan adat, istiadat dan budayanya,” timpal Firdaus. [nz)