IMPIANNEWS.COM (Bukit Tinggi).
Kota Bukittinggi kembali dikunjungi Tim penilai tingkat Provinsi Sumatera Barat. Kali ini dalam rangka Penilaian Kompetensi Pelayanan Prima dan Inovasi Pelayanan Publik Kota Bukittinggi yang dilakukan pada Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3APPKB). Tim diterima oleh Kepala Dinas P3APPKB Tati Yasmarni, Kabag Organisasi Setdako Bukittinggi Elza Aulia, Ketua TP PKK Yessi Ramlan dan Wkl.Ketua TP PKK Khadijah Irwandi di ruang pertemuan lantai III Badan Keuangan Kota Bukittinggi, Kamis (9/5).
Tim penilain yang hadir dari Provinsi Sumatera Barat terdiri dari berbagai unsur yang diketuai oleh Zikri Alhadi dari Universitas Padang, Ria Ariany dari Universitas Andalas, Sawir Pribadi dari SKH Singgalang yang mewakili unsur media dan tim juga didampingi dari Biro Organisasi Pemprov Sumbar I Gusti Firmasyah dan Lili Hartono.
Zikri Alhadi menyampaikan bahwa penilaian yang akan dilakukan oleh tim meliputi 2 (dua) hal, yang pertama adalah standar pelayanan minimal yang dilakukan oleh Dinas P3APPKB sera menilai Inovasi apa yang dilakukan. “Teknik penilaian yang dilakukan dengan mendengarkan ekspose dari Kepala dinas setelah itu melakukan pendalaman materi dengan melakukan pertanyaan – pertanyaan secara bergantian dan setelah itu akan dilakukan observasi kelapangan untuk melihat kondisi riil dilapangan”, ucapnya.
Kepala Dinas P3APPKB Tati Yasmarni dalam eksposenya dihadapan tim yang mengangkat inovasi dengan judul “Kolega Sejati” yang mempunyai arti Sekolah Keluarga Sejahtera Menanti, secara runtut menjelaskan mulai dari Tupoksi Dinas P3APPKB hingga lahirnya inovasi Kolega Sejati atau yang lebih dikenal oleh masyarakat Bukittinggi dengan sebutan Sekolah Keluarga.
“Sekolah keluarga lahir dilatar belakangi karena mulai berkurangnya kualitas keluarga yang disebabkan oleh tidak optimalnya 8 fungsi keluarga ditengah – tengah masyarakat Bukittinggi, sering adanya pengaduan terjadinya kasus – kasus pelecehan seksual terhadap anak – anak, kekerasan perempuan dalam rumah tangga, untuk itu ketua TP PKK Yesi Ramlan menginisiasi membentuk Sekolah Keluarga dengan tujuan menyelamatkan keluarga dari permasalahnnya dan sekaligus untuk meningkatkan kapasitas orang tua dalam mengurus rumah tangga serta mendidik anaknya”, ujar Tati
Tati juga mengatakan bahwa setelah pada tahun 2018 yang lalu dilaksanakan di 3 (tiga) Kelurahan dengan jumlah peserta sebanyak 84 orang, Sekolah Keluarga ini mendapat respon yang positif dari masyarakat walaupun dalam penyelenggaraannya nol budget.
Melihat animo masyarakat, pada tahun 2019 dibentuk angkatan II dengan melibatkan 12 Kelurahan di tiga kecamatan dengan jumlah peserta sebanyak 360 orang. Salah satu syarat sebagai peserta Sekolah Keluarga tersebut adalah bersedia untuk menerapkan ilmu yang didapat kepada keluarga dan lingkungan, dengan jadwal kegiatan satu kali dalam seminggu dengan lama jam pelajaran 2 jam, dengan jumlah pertemuan sebanyak 16 kali pertemuan, sebutnya.
Sementara itu Yesi Ramlan selaku inisiator mengatakan banyak manfaat yang didapat dengan dibentuknya sekolah keluarga diantaranya adalah Menciptakan ketahanan keluarga, Memperbaiki pola asuh keluarga untuk menciptakan keluarga yang berkualitas, Mengatasi kekerasan terhadap perempuan dan anak, menghindari perpecahan dalam rumah tangga, serta Menurunkan masalah sosial.
“Pendidikan itu tidak bisa hanya ada guru dan murid saja, tetapi perlu ada orang tua disana, perlu ada masyarakat dan perlu juga ada pemerintah. Inilah yang kami lakukan karena untuk sempurna suatu pendidikan harus ada 5 komponen tersebut”, ujar Yesi.
Kemudian Yesi mengatakan untuk memperkecil masalah sosial di Bukittinggi juga akan dilakukan nasehat pranikah bagi anak remaja yang akan menikah diawal tahun pertama, kita mengharapkan perkawainan yang terjadi adalah perkawinan yag tangguh dan tidak rapuh, karena semua persoalan sosial yang terjadi berawal dari keluarga, tambahnya.
Setelah mendengarkan ekspose, tim penilai melakukan tanya jawab dengan alumni sekolah keluarga angkatan I dan kepada perwakilan sekolah keluarga angkatan II disamping itu juga kepada para pengajar atau nara sumber kemudian dilanjutkan dengan peninjauan lapangan kelokasi sekolah keluarga. (Sy)