Popularitas Trump Naik Usai Disebut Tak Kolusi dengan Rusia



IMPIANNEWS.COM (Jakarta)-- Dukungan warga terhadap Donald Trump meningkat setelah Presiden Amerika Serikat itu disebut tak terlibat kolusi dengan Rusia dalam pemilihan umum 2016 lalu.


Berdasarkan jajak pendapat lembaga survei Gallup terbaru, dukungan warga terhadap pemerintahan Trump naik satu poin dalam dua minggu terakhir pada April lalu menjadi 46 persen.


Jumlah tersebut merupakan yang tertinggi dicapai Trump selama dua tahun menjabat di Gedung Putih sejak Januari 2017 lalu. Hingga awal Maret lalu, dukungan terhadap kepemimpinan Trump hanya mencapai 39 persen.

Gallup menyatakan peningkatan dukungan ini terjadi menyusul hasil investigasi jaksa khusus Robert Mueller yang disebut tak membuktikan Trump berkolusi dengan Rusia untuk menang dalam pilpres 2016 lalu.



Hasil penyelidikan Mueller ini memang mendapat sorotan besar. Dalam penyelidikannya, Mueller sudah mewawancarai sejumlah pejabat penting, baik dari tim kampanye Trump maupun Rusia.

Beberapa mantan orang kepercayaan Trump sendiri sudah mengaku bersalah atas sejumlah tuduhan berkaitan dengan Rusia. Mueller sudah menyerahkan hasil penyelidikannya ke Jaksa Agung AS, William Barr.

Barr kemudian menyerahkan ringkasan kesimpulan dari laporan itu yang menyatakan bahwa Mueller tak menemukan bukti Trump melakukan kolusi. Mueller juga belum memiliki cukup bukti atas tuduhan Trump berupaya mengganggu proses penyelidikan.

Meski demikian, Mueller menegaskan bahwa walau belum cukup bukti, bukan berarti Trump terbebas dari segala kecurigaan.

Selain karena hasil investigasi Mueller, kondisi ekonomi yang membaik dalam beberapa waktu belakangan turut membantu Trump meraih lebih banyak kepercayaan publik.

"Selain karena interpretasi awal dari laporan Mueller-yang diklaim Trump membuktikan dia terbebas dari tuduhan berkolusi dengan Rusia-ekonomi telah menawarkan beberapa alasan bagi Amerika untuk lebih menyukai Trump," bunyi laporan Gallup seperti dikutip AFP, Selasa (7/5).

Popularitas Trump Naik Usai Disebut Tak Kolusi dengan Rusia