Perdana Menteri Narendra Modi diprediksi bakal kembali memimpin India setelah partainya meraih kemenangan besar dalam pemilihan umum yang digelar pada 11 April lalu.
Data Komisi Pemilihan Umum India menunjukkan partai pimpinan Modi, Bharatiya Janata Party (BJP), unggul dengan raihan 292 kursi dari total 542 kursi parlemen.
Berdasarkan aturan, sebuah partai harus meraih minimal 272 kursi untuk mendominasi parlemen. Sementara itu, partai oposisi, Partai Kongres, hanya meraih 55 kursi dalam pemilu yang berlangsung selama lima minggu itu.
Menteri Luar Negeri India yang merupakan pemimpin senior BJP, Sushma Swaraj, menyambut hasil pemilu dengan mengatakan partainya itu berhasil meraih "kemenangan" besar dalam pesta demokrasi lima tahunan ini.
Serupa dengan Swaraj, juru biara BJP, Narasimha Rao, menganggap kemenangan partai dalam pemilu merupakan "kemenangan besar bagi India."
"Ini adalah mandat besar untuk politik yang positif dan kebijakan Narendra Modi. Ini kemenangan besar bagi India. Kami senang dengan kemenangan yang luar biasa ini," katanya seperti dikutip Reuters, Kamis (23/5).
Kemenangan kedua ini memungkinkan Modi terus maju dengan reformasinya memerangi kemiskinan dan pengangguran di India, terutama di wilayah pedesaan.
Sementara itu, para petinggi Partai Kongres muram melihat hasil pemilu yang jauh dari ekspektasi mereka.
"Ini jelas tidak menguntungkan kami sama sekali. Kami harus menunggu hasil rekapitulasi lengkapnya, tetapi hasil sejauh ini nampaknya tidak bagus," kata juru bicara Partai Kongres, Salman Soz.
Berdasarkan koalisi, Aliansi Demokratik Nasional (NDA) yang dipimpin BJP berada di depan dengan raihan 324 kursi parlemen. Sementara itu, koalisi oposisi, Aliansi Persatuan Progresif, memperoleh 111 kursi.
Jumlah itu didapat setelah penghitungan sekitar 600 juta suara yang selesai sekitar pukul 10.00 waktu setempat. Hasil final rekapitulasi suara nasional dikabarkan akan keluar pada Kamis malam ini waktu setempat. (rds/has)