Militer Iran mengancam akan menenggelamkan kapal-kapal perang Amerika Serikat di Teluk Persia dengan senjata rahasia baru. Tak dijelaskan jenis senjata rahasia yang dimaksud.
“Amerika…mengirim dua kapal perang ke wilayah tersebut.
Jika mereka melakukan kebodohan sekecil apa pun, kami akan mengirim kapal-kapal ini ke dasar laut bersama awak mereka serta pesawatnya dengan menggunakan dua rudal atau dua senjata rahasia baru,” kata Jenderal Morteza Qorbani, seorang penasihat komando militer Iran, kepada kantor berita Mizan, seperti dikutip Abadikini dari laman Sindonews, Senin (27/5/2019).
Pernyataan itu muncul di tengah meningkatnya ketegangan AS-Iran yang memburuk sejak awal bulan ini setelah Washington memberlakukan lebih banyak sanksi terhadap Teheran.
Pemberlakuan sanksi itu sebagai tindak lanjut pemerintah Donald Trump yang menarik AS keluar dari kesepakatan nuklir Iran 2015 yang bernama resmi Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA).
Pentagon telah mengerahkan Kelompok Tempur Kapal Induk USS Abraham Lincoln, satu skuadron pesawat pengebom B-52 dan baterai rudal Patriot ke Timur Tengah.
Iran juga menangguhkan sebagian kewajibannya dari JCPOA 2015.
Sementara itu, 76 pensiunan jenderal, laksamana dan duta besar AS telah menandatangani surat terbuka kepada Presiden AS Donald Trump. Dalam surat tersebut, mereka mendesak Trump untuk tidak menghasut perang dengan Republik Islam Iran.
“Perang dengan Iran, baik karena pilihan atau kesalahan perhitungan, akan menghasilkan reaksi dramatis di Timur Tengah yang sudah tidak stabil dan menyeret Amerika Serikat ke dalam konflik bersenjata lainnya dengan biaya finansial, manusia, dan geopolitik yang besar,” bunyi surat tersebut.
Surat itu muncul setelah Trump mengatakan bahwa Washington memutuskan untuk mengerahkan sekitar 1.500 tentara tambahan ke Timur Tengah. Presiden Trump sendiri berharap bahwa situasi tidak akan mengarah pada perang.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei juga menegaskan bahwa Teheran tidak ingin perang dengan AS, tetapi akan terus menentang kebijakan Washington.
sumber : tempo.co