Sebanyak 184 produk yang merupakan karya ilmiah dari 192 siswa kelas XIII SMK-SMAK Padang dipamerkan |
Sebanyak 184 produk yang merupakan karya ilmiah dari 192 siswa kelas XIII SMK-SMAK Padang dipamerkan dalam Analisis Terpadu II (AT II) Expo, Jumat (3/5/2019).
Kegiatan yang dibuka Walikota Padang H. Mahyeldi Ansharullah ini dirangkai dengan penandatanganan MoU untuk pemanfaatan produk karya ilmiah siswa. Produk tersebut berupa pupuk organik cair dari darah sapi yang telah mendapatkan paten.
"Pemerintah Kota Padang tertarik mengembangkan hasil karya ilmiah siswa SMAK Padang berupa pupuk organik cair dari darah hewan. Pupuk itu dapat digunakan untuk meningkatkan hasil pertanian dengan biaya yang relatif lebih murah," kata Mahyeldi.
Pemko Padang melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, yaitu Dinas Pertanian dan Dinas Perindustrian Tenaga Kerja, serta Dinas Pendidikan akan menindaklanjuti MoU tersebut. Diantara butir MoU itu, selain terdapat pengembangan produk siswa, Pemko Padang juga berniat mengadopsi kurikulum dan pola pendidikan yang diterapkan SMAK Padang.
"Selain pengembangan produk, kita tertarik mengadopsi pola pendidikan SMAKPA. Nanti ini agar ditindaklanjuti oleh Dinas Pendidikan melalui Yayasan Pertiwi yang dikelola Pemko Padang," sebut Walikota.
Lebih lanjut Mabyeldi menambahkan, karya ilmiah siswa SMAK Padang patut mendapat perhatian, khususnya bagi Pemko Padang sebagai pemerintahan terdekat yang telah membina dunia pendidikan di daerah ini. "Sangat sayang, bila hasil karya siswa daru sekolah yang menjadi 'rule model' pendidikan vokasi industri di Indonesia ini tidak kita manfaatkan," ujarnya.
Pada kesempatan ini, Kepala SMAK Padang, Drs. Nasir mendampingi Walikota Padang meninjau stand - stand yang ada. Nasir menjelaskan satu persatu produk-produk yang ditampilkan. Namun siswa-siswi SMAK Padang juga mampu menjelaskan dengan gamblang produk yang mereka hasilkan. Produk tersebut adalah orisinil dari hasil penelitian siswa selama 6 bulan ddidasari ilmu yang mereka timba selama 3,5 tahun di sekolah negeri binaan Kementerian Perindustrian tersebut.
"Produk siswa SMAK Padang sebagian sudah dipatenkan dan dipamerkan dalam ekspo sekolah dan di tingkat yang lebih besar lagi," kata Nasir.
Untuk proses paten suatu produk memang menunggu waktu sampai tiga atau empat tahun. Setelah dipatenkan, produk itu bisa diproduksi lebih banyak dan dipasarkan tanpa ragu ada yang menggugat.
"Produk yang sudah paten sudah bisa diproduksi massal tanpa takut digugat pihak lain," ujar Nasir.
Dijelaskan Nasir, khusus pupuk organik cair berbahan baku darah sapi ini sudah dibuktikan penggunaannya pada tanaman bungan dan tanaman buah. Hasilnya menakjubkan, pohon yang semula enggan tumbuh di lingkungan kampus SMAK Padang terbukti hidup subur dan cepat berbuah setelah menggunakan pupuk olahan siswa tersebut.
"Selain merangsang pohon tumbuh subur dan cepat berbuah, pupuk organik cair dari darah sapi juga mampu mentralisir tanah yang semula berkadar asam tinggi," ungkapnya.
Setelah pelaksanaan MoU dengan Pemko Padang, Nasir berharap karya siswa dapat dimanfaatkan untuk masyarakat. Sebab bila disimpan saja tidak akan banyak berarti untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan perindustrian.
"Kami berharap produk siswa ini dapat bermanfaat. Jika hanya kami simpan tidak ada artinya," tukas Nasir.
Adapun untuk pameran AT II kali ini, siswa kelas XIII atau kelas terakhir menampilkan sebanyak 184 produk pada 25 stand. Diantaranya terdapat 25 buah produk farmasi, 19 buah produk makanan dan minuman, 7 buah produk kertas, 19 produk pupuk, 27 produk kosmetik, 4 buah produk pewarna tekstil, 3 buah minyak atsiri, serta 25 buah produk pembersih. Unumnya menggunakan bahan baku limbah.