IMPIANNEWS.COM (As).
Genderang Perang telah ditabuh oleh Pemerintah Amerika Serikat (AS). Pasukan telah dibariskan, dan musuh “sedang disiapkan”. Pemerintah AS pun mulai melontarkan narasi perang kepada lawan. Sementara media mainstream barat sibuk menyiarkan serangan terhadap kapal tanker Arab Saudi tersebut kepada dunia internasional.
Bloomberg melaporkan: bahwa kapal tanker minyak Arab Saudi telah diserang saat ketegangan dengan Iran meningkat. Times menambahkan: Presiden Trump Memperingatkan Iran atas Sabotase Tanker Minyak di Teluk.
National Postmelaporkan: Empat kapal tanker minyak yang berlabuh di Timur Tengah dirusak.
Sementara para pejabat negara-negara Teluk mendramatisir peristiwa iru sebagai sabotase. Associated Press melalui gambar satelit yang diperolehnya pada hari Selasa, mengatakan bahwa memang terjadi serangan, tapi tidak menunjukkan adanya kerusakan besar pada kapal.
Mengiringi genderang perang tersebut, seperti telah diberitakan, AS telah mengerahkan tambahan kekuatan militernya untuk Kodam Timur Tengah. Lincoln CSG, LPD Arlington, Wing Pembom B-52, Skuadron F-35, dan Satuan Rudal Patriot, termasuk pasukan elit Inggris telah berada di kawasan Teluk Persia.
Apakah AS akan menyerang Iran seperti yang dilakukannya terhadap Vietnam pada tahun 1964? Apabila melihat persiapan militer AS di Timur Tengah, mungkin saja serangan tersebut tinggal menunggu waktu atau trigernya saja. Namun, bila AS menyerang Iran, bisa jadi AS akan mengulangi kesalahan yang sama seperti yang dialami dalam Perang Vietnam. Iran bukan Irak, atau Libya. Iran adalah negara yang kuat dengan semangat revolusioner yang terus menyala.
Terlepas dari itu semua, Iran juga memiliki sekutu yang kuat, termasuk Rusia. Agresi militer AS terhadap Iran bisa menjadi bencana besar bagi Timur Tengah – bahkan dunia iternasional.
Sejak Perang Dunia II, menurut catatan pengamat perang, sampai hari ini, AS telah membunuh sedikitnya 20.000.000 orang di seluruh dunia.
Anehnya, Washington malah menuduh Iran sebagai sponsor utama terorisme di dunia. Padahal Iran belum pernah menginvasi negara lain sejak 1978. Sebaliknya AS, telah menumpahkan darah di banyak negara, yang paling mutakhir adalah di Yugoslavia, Afghanistan, Irak, Libya, dan Suriah. (Banyu)