Sikap partai politik (parpol) pengusung pasangan calon presiden Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno mulai dinamis. Terutama menjelang waktu pengumuman resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU). Setelah Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Demokrat, kini Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Dugaan itu dikemukakan oleh Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahean. Dia melihat sikap dari politikus PKS Mardani Ali Sera. Insiator gerakan #2019GantiPresiden itu mulai mengharamkan gerakan yang telah digagasnya itu
“Mardani Ali Sera tampak seperti sudah mengakui sebuah kekalahan ya. Mungkin saja PKS telah mengakui kekalahan dari koalisi 02. Maka keluarlah pernyataan seperti ini,” kata Ferdinand ketika
dihubungi JawaPos.com, Minggu (5/5).
#2019GantiPresiden sempat viral pada kampanye Pilpres 2019. Bahkan itu menjadi jargon yang dikumandangkan oleh politisi PKS dan parpol lainnya yang menjadi bagian dari koalisi pengusung Prabowo-Sandiaga Uno. Ferdinand Hutahean meyakini Mardani memiliki alasan tersendiri kenapa mencabut gerakannya tersebut.
Gerakan #2019GantiPresiden pernah dipopulerkan oleh Mardani Ali Sera bersama PKS pada masa kampanye Pemilu 2019 lalu.
Menurut dia, Mardani sejatinya tidak boleh menghentikan gerakan yang sudah digagas sejak beberapa tahun lalu itu. Apalagi sejauh ini, proses rekapitulasi suara pilpres masih berlangsung di KPU. “Apa yang disampaikan bang Mardani di satu sisi ada benarnya, ada tidak benarnya. Gerakan 2019 ganti presiden kemarin sudah berjalan terus. Kita tinggal menunggu hasil,” terangnya.
Ferdinand enggan menjawab lebih lanjut apakah Partai Demokrat setuju atau tidak gerakan #2019GantiPresiden harus dicabut. Dia hanya bilang keputusan yang diambil oleh Mardani tersebut ada benarnya.
Sebelumnya, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menyatakan sudah mengharamkan #2019GantiPresiden. Dia meminta masyarakat tidak lagi berteriak-teriak ganti presiden.
“Per 13 April kemarin kita haramkan hastag 2019 ganti presiden. Sudah selesai juga kompetisinya. Kita sudah normal. Ganti presiden sudah tutup buku. Saya enggak mau nyanyiin lagi, enggak mau pakai hastag lagi,” tuturnya di Gedung DPR RI, Jumat (5/5).
Diketahui, berdasar update sementara Situng KPU, paslon Jokowi-Ma’ruf tercatat telah mendapatkan suara 56,13 persen. Sementara rivalnya Prabowo-Sandi memperoleh 43,87 persen suara.
Total suara yang telah masuk telah mencapai 101 juta. Jarak suara antara kedua paslon pun berkisar 11 sampai dengan 12 juta suara. Hasil tersebut merupakan pembaharuan terbaru pada Minggu (5/5), pukul 08.30 WIB.
Dengan suara yang masuk 540.508 dari 813.350 TPS atau sekitar 66,4 persen.
Jokowi-Ma’ruf sejauh ini paling banyak mendapat suara dari wilayah Jawa Tengah yakni sebesar 12.797.738 suara.
Sedangkan Prabowo-Sandi sumbangan suara terbesarnya dari wilayah Jawa Barat sebesar 7.348.620.
Editor : Ilham Safutra
Reporter : Igman Ibrahim