Kaisar Akihito akan turun tahta pada 30 April dan digantikan anak sulungnya, Putra Mahkota Naruhito, pada 1 Mei. |
Kaisar Jepang Aikihito akan turun tahta pada akhir April mendatang. Dia dan Permaisuri Michiko memperingati hari jadi pernikahan mereka yang terakhir di istana hari ini, Rabu (10/4).
Kaisar Akihito akan turun tahta pada 30 April dan digantikan anak sulungnya, Putra Mahkota Naruhito, pada 1 Mei.
"Enam puluh tahun bersinar saling mendukung," tulis harian bisnis Nikkei seperti dilansir Reuters, Rabu (10/4).
Kisah romansa keduanya yang bertahan hingga 60 tahun dimulai dari pertandingan di lapangan tenis. Hal itu kemudian membuat Michiko gugup karena dirinya merupakan rakyat biasa pertama yang memiliki hubungan spesial dan menikahi pewaris takhta Kekaisaran Jepang.
"Untuk memutuskan tradisi di Jepang sangat sulit," kata Kazuo Oda, rekan sekaligus saksi ketika Akihito dan Michiko bertemu dalam pertandingan tenis pada Agustus 1957 dan menikah dua tahun kemudian.
Pernikahan itu memperbesar harapan kepada Michiko, seorang anak dari pengusaha kaya, bisa mengubah tradisi.
Dalam banyak hal, Michiko melakukan hal itu. Salah satunya adalah dengan terlibat langsung dalam membesarkan kedua putra dan putrinya. Ia bahkan mengemas makan siang mereka.
Dalam tradisi, biasanya anak-anak kerajaan dirawat dan dibesarkan perawat dan pembantu kerajaan.
Michiko juga memimpin pendekatan kepada masyarakat terutama para lansia berkebutuhan khusus, serta para korban bencana. Ia sering menunduk untuk berbicara dengan masyarakat, sebuah gestur yang mengejutkan pihak konservatif tetapi disayangi masyarakat umum.
Kendati demikian, Michiko sering diberitakan memiliki kesehatan buruk, yang kemudian menurut orang dalam istana dikaitkan dengan perlakuan kasar para abdi dalem kerajaan serta ibu mertuanya. Michiko kerap mengaku sedih dan cemas.
"Hidup sebagai putri mahkota dan menjadi permaisuri bukan proses mudah bagi saya dengan cara apa pun," ucap Michiko saat ulang tahunnya ke-84 pada Oktober lalu.
Di sisi lain, Akihito sering mengungkapkan rasa terima kasih kepada istrinya itu. Pada peringatan hari jadi ke-50 pernikahan mereka, dia menyatakan tidak selalu cukup perhatian karena latar belakang mereka berbeda.
"Sang permaisuri menderita berbagai masa sulit. Hal itu wajar mengingat posisinya. Banyak waktu telah berlalu, tetapi kurasa kaisar bertanya-tanya apa yang seharusnya dia lakukan pada saat itu," kata seorang kenalan.
Pasangan kekaisaran ini menandai ulang tahun pernikahan mereka dengan serangkaian upacara sederhana termasuk ucapan selamat resmi oleh keluarga dan pejabat, serta makan malam di Istana Kekaisaran. (chr/ayp)