Payakumbuh, --- Suasana haru bercampur pilu pecah di Mesjid Mujahadah Sawah Padang dimana diselenggarakannya kegiatan muhasabah siswa Kelas VI SDN 46 Payakumbuh yang dipimpin kepsek Hj. Irwani S, Pd. Hadir kesempatan tersebut Kepala Dinas Pendidikan bersama Kepala Kankemenag Kota Payakumbuh, majlis guru dan walimurid aiswa kelas VI
Air mata memohon doa restu dan minta maaf dari 52 siswa Kelas VI kepada orangtua dihiasi dengan jatuhnya air mata yang membasahi kelopak mata dan pipi dari siswa dan orangtua.
"Ayah / Ibu, maafkan salah kami, kiranya ayah dan ibu merestui dan mendoakan kami agar sukses menempuh ujian akhir. Doamu adalah pembuka hati dan berkah allah untuk kami, anakmu."
Kepala SDN 46 Payakumbuh, Irwani dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan muhasabah pada Sabtu (16/03/2019) di Mesjid Mujahadah merupakan mufakat dengan komite yang digelar minggu lalu.
"Muhasabah merupakan kegiatan mengenang rasa salah guna saling memberikan maaf. Khusus bagi anak kita siswa kelas VI, muhasabah ini bertujuan untuk meminta maaf dan restu orangtua kepada anaknya yang akan menjalani serangkaian ujian akhir sebagai peserta didik di SDN 46 Payakumbuh. Momen ini juga sebagai wadah silaturahim antara guru, walimurid dan orangtua. Bersama kita sukseskan ujian akhir demi masa depan anak kita.
Ditambahkan Irwani, ujian akhir sekolah berbasis kota akan digelar tanggal 15 - 16 April 2019 dilanjutkan ujian akhir nasional 22 - 25 April 2019.
"Kegiatan perpisahan kita ganti dengan refreshing study tour ke mifan Padang Panjang dan Bukittinggi. Kita sedang urus administrasi untik kegiatan ini,"sebut Irwani.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh diwakili Pengawas SD, Wandri dalam harapannya menyampaikan agar muhasabah ini mampu membawa dampak positif supaya diikuti dengan serius.
Ungkapan senada juga disampaikan Kepala Kankemenag diwakili Pengawas PAI, Arham.
"Kondisi anak adalah gambaran pendidikan dari orangtua di rumah. Pendidikan di sekolah formal adalah penunjang terstruktur yang disiapkan negara. Sukses pendidikan dipengaruhi Tri Pusat Pendidikan, orangtua, sekolah dan masyarakat berbangsa bernegara", sambut Arham sembari mengingatkan pentingnya pengamalan syariat agama islam.
Hj. Refmayeti yang siang itu didaulat sebagai pentausiyah mengajak agar peserta muhasabah untuk betah dan sabar berada di dalam rumah allah (mesjid)
"Pengorbanan orangtua dalam mendidik dan membesarkan anaknya sangat tak terbalas. Pengorbanannya telah dimulai sejak anak didalam rahim. Ibu yang begitu sabar mendidik si anak. Mereka rela berhutang demi kelancaran pendidikan anak, dengan berbagai upaya agar menjadi anak yang shaleh berguna bagi agama nusa dan bangsa. Sementara si ayah sibuk membanting tulang tak kenal panas dan hujan demi mencari nafkah,"pesan Refmayeti.
"Didiklah anak dengan agama dan kalimah Allah sejak dini, anak akan tumbuh menjadi anak shaleh, pandai berbakti kepada orangtua, baik orangtuanya masih ada ataupun orangtua yang sudah wafat. Doakanlah orangtua kita agar Allah meridhoi langkah ananda,"papar Refmayeti.(ul)