IMPIANNEWS.COM (Amerika Serikat).
Panglima Angkatan
Bersenjata Amerika Serikat Jenderal
Joseph Dunford, dan Kepala Staf Militer Rusia
Jenderal Valery Gerasimov,
bertemu di Vienna, Austria, untuk membahas situasi di Suriah Senin (4/3).
Pertemuan keduanya dilakukan ketika AS masih menempatkan sebagian pasukannya di Suriah setelah menarik mundur sebagian besar pasukannya.
"Kedua pemimpin militer membahas dekonflik koalisi dan operasi Rusia di Suriah. Mereka juga bertukar pandangan tentang keadaan hubungan militer AS-Rusia dan situasi keamanan internasional saat ini di Eropa dan topik-topik utama lainnya," ucap juru bicara Dunford, Kolonel Pat Ryder, melalui pernyataan.
Ryder mengatakan kedua panglima militer "mengakui pentingnya menjaga komunikasi reguler untuk menghindari salah perhitungan."
Pertemuan keduanya dilakukan ketika AS masih menempatkan sebagian pasukannya di Suriah setelah menarik mundur sebagian besar pasukannya.
"Kedua pemimpin militer membahas dekonflik koalisi dan operasi Rusia di Suriah. Mereka juga bertukar pandangan tentang keadaan hubungan militer AS-Rusia dan situasi keamanan internasional saat ini di Eropa dan topik-topik utama lainnya," ucap juru bicara Dunford, Kolonel Pat Ryder, melalui pernyataan.
Ryder mengatakan kedua panglima militer "mengakui pentingnya menjaga komunikasi reguler untuk menghindari salah perhitungan."
Selain itu, Ryder
menuturkan komunikasi juga diperlukan untuk "mempromosikan transparansi
dan antisipasi konflik di daerah-daerah di mana militer kedua negara beroperasi
dalam jarak dekat."
Sejak Rusia turun tangan dalam perang sipil Suriah pada 2015 lalu, Moskow dan Washington memang sama-sama saling mengacaukan operasi militer mereka di Timur Tengah.
Dikutip AFP, militer kedua negara juga pernah beberapa kali terlibat pertempuran di Suriah, yang sebagian besar terjadi karena miskomunikasi.
Pertemuan Dunford dan Gerasimov kemarin merupakan yang pertama sejak Juni 2018 lalu. Pertemuan keduanya juga berlangsung ketika ketegangan AS-Rusia meningkat menyusul keputusan Washington menarik diri dari Perjanjian Rudal Nuklir Jarak Menegah (Intermediate-Range Nuclear Force/INF).
Perjanjian itu merupakan perjanjian senjata era Perang Dingin penting yang dibuat guna menghentikan perlombaan senjata antara Rusia-AS saat itu.
Kemarin, Presiden Rusia Vladimir Putin juga telah secara resmi menangguhkan keikutsertaan Rusia dalam perjanjian INF.
Terlepas dari konflik Suriah dan meningkatnya ketegangan bilateral, para pemimpin militer AS dan Rusia tetap membuka jalur komunikasi.
Sejak Rusia turun tangan dalam perang sipil Suriah pada 2015 lalu, Moskow dan Washington memang sama-sama saling mengacaukan operasi militer mereka di Timur Tengah.
Dikutip AFP, militer kedua negara juga pernah beberapa kali terlibat pertempuran di Suriah, yang sebagian besar terjadi karena miskomunikasi.
Pertemuan Dunford dan Gerasimov kemarin merupakan yang pertama sejak Juni 2018 lalu. Pertemuan keduanya juga berlangsung ketika ketegangan AS-Rusia meningkat menyusul keputusan Washington menarik diri dari Perjanjian Rudal Nuklir Jarak Menegah (Intermediate-Range Nuclear Force/INF).
Perjanjian itu merupakan perjanjian senjata era Perang Dingin penting yang dibuat guna menghentikan perlombaan senjata antara Rusia-AS saat itu.
Kemarin, Presiden Rusia Vladimir Putin juga telah secara resmi menangguhkan keikutsertaan Rusia dalam perjanjian INF.
Terlepas dari konflik Suriah dan meningkatnya ketegangan bilateral, para pemimpin militer AS dan Rusia tetap membuka jalur komunikasi.
Pada
Agustus 2018 lalu, Rusia bahkan mengirim surat rahasia yang kemudian bocor
berisikan proposal kerjasama dengan AS untuk memastikan rekonstruksi Suriah dan
repatriasi para pengungsi.
Presiden AS, Donald Trump, sudah menyatakan mereka bersama pasukan koalisi Kurdi berhasil merebut seluruh wilayah kekuasaan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Trump pun tetap pada rencananya untuk menarik sebagian besar pasukan mereka di Suriah, dan hanya meninggalkan sebagian kecil perwakilan mereka untuk memantau apakah ISIS menunjukkan tanda-tanda akan kembali. (rds/ayp)
Presiden AS, Donald Trump, sudah menyatakan mereka bersama pasukan koalisi Kurdi berhasil merebut seluruh wilayah kekuasaan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Trump pun tetap pada rencananya untuk menarik sebagian besar pasukan mereka di Suriah, dan hanya meninggalkan sebagian kecil perwakilan mereka untuk memantau apakah ISIS menunjukkan tanda-tanda akan kembali. (rds/ayp)