Secara tegas Pemko Payakumbuh larang warganya rayakan Valentine days yang jatuh pada mtanggal 14 Februari 2019 besok. Budaya ini bukanlah budayanya minangkabau berazas adat basandi syarak dan syarak basandi kitabullah, serta bertentangan dengan ajaran islam.
Pelarangan untuk merayakan Valentine Days ini juga dikeluarkan oleh Pemko Payakumbuh. Surat edaran himbauan ini langsung ditandatangani oleh Wakil Walikota Payakumbuh, Erwin Yunaz dengan Nomor 451/10/kesra/II/2019.
Kabag Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setdako Payakumbuh, Ul Fakhri pada Selasa (13/02/2019) membenarkan himbauan ini dan ada beberapa poin penting yang disampaikan Wakil Walikota untuk masyarakat Kota Payakumbuh.
Pertama, kepada seluruh masyarakat Payakumbuh terutama generasi muda meliputi pelajar dan mahasiswa agar tidak merayakan Valentine Days dalam bentuk apapun karena bertentangan dengan falsafah adat basandi syara’, syara’ basandi Kitabullah.
Selanjutnya Pemko menghimbau kepada kepala sekolah, guru dan orang tua untuk melakukan pengawasan dan memberikan pemahaman bahwa perayaan Valentine Days mengandung dampak negatif.
“Negatifnya bisa hura-hura bahkan berpotensi terjerumus kepada perbuatan maksiat,” ungkap Ul Fakhri.
Selain itu, kepada pemilik kafe mapun tempat hibutan agar tidak memfasilitasi kegiatan perayaan valentine days. Untuk pengawasan, aparat keamanan akan meningkatkan patroli terhadap tempat-tempat yang berkemungkinan dilakukan maksiat pada perayaan Valentine Days.
“Diharapkan seluruh komponen masyarakat Payakumbuh dapat mengindahkan himbauan ini guna mendukung Kota Payakumbuh bebas maksiat dan semakin diberkahi oleh yang maha kuasa,” katanya.
Larangan ini juga disampaikan kepala kankemenag kota payakumbuh mustafa.
“Kami menghimbau dari seluruh kalangan masyarakat untuk tidak merayakan Valentine Days. Terutama di kalangan generasi muda. Karena momen ini sering dimanfaatkan untuk hal mudharat. Banyak mudharat dibanding manfaat, sederhana saja adalah perilaku mubazir,"terang singkatnya.
Sementara Ketua Mui kota payakumbuh h. Mismardi saat dihubungi media juga menyampaikan larangan senada.
"Kami tiada bosan menghimbau kepada umat agar teguh memegang ajaran islam. Tidak usah ikut budaya yang jelas jelas tiada syariatnya di dalam islam. Menghimbau dan mengingatkan adalah tanggungjawab kita. Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka mereka adalah bagian dari kaum itu. Lebih baik lakukan pekerjaan yang bermanfaat,"jelas mismardi.
Adalah H. Safrijon salah seorang tokoh agama kota payakumbuh sekaligus ketua mui kabupaten limapuluh kota secara tegas sebutkan bahwa perilaku muslim ikut budaya non muslim adalah fahsa.
"Fahsa dan maksiat yang dilakukan oknum.membawa mudharat bagi yang lain. Kalau oknum itu sendiri yang menanggungnya, silahkan lanjut. Tapi dosa yang saudara buat ikut oranglain menanggung akibatnya. Sudah banyak peringatan yang maha kuasa. Kapan lagi mau sadar menjalankan ajaran islam secara kaffa,"tegas safrijon.
Terpisah, adalah ujang salah seorang pengusaha ukm terkenal di payakumbuh yaitu Oviga mengharapkan generasi muda untuk tidak ikut pesta bagalintin.
"Valentin itu bagalintin. Alun nikah sudah umbar nafsu kepada lain jenis. Lah hamil beko baru manyasa,"sebutnya sambil menggerutu.
“Urang awak tagiah ikuik budaya asing, lupo budaya asli. Mengikuti budaya asing yang notabene tidak sesuai dengan adat, budaya dan agama yang ada di Indonesia, akan merusak prilaku dan tatanan sosial masyarakat,"tukuknya.(ul)