Wartawan Madya dan Pemerhati Zakat
ADA pernyataan menarik disampaikan Pimpinan Baznas Kota Padang, Bidang Keuangan, Elni Sumiarti, S.E., M.Si.
Ungkapan itu, pendek. Namun mengandung makma yang sangat luas, positif dan baik.
Kemudian sangat patut direnungkan.
"Tujuan kita studi banding ke Malaysia untuk belajar. Untuk menggali kelebihan dan potensi yang ada di Malaysia. Selanjutnya kita terapkan di Baznas Padang," timpal Bunda Elni begitu panggilan akrab Elni Sumiarti, Jumat, 15 Pebruari 2019.
Hal itu disampaikan Bunda Elni dihadapan para karyawan Baznas Padang sekaitan kepergian lima pimpinan Baznas Padang dan enam Kabid dan Kabag studi Banding ke Malaysia.
Studi banding berlangsung selama tiga hari terhitung, Senin sampai Rabu, 18-20 September 2019.
Lebih jauh Bunda Elni menjelaskan, dengan selalu memperbaharui niat, maka rombongan studi banding ke Malaysia menggunakan dana zakat itu, betul betul fokus untuk studi banding.
Apa yang disampaikan Bundan Elni, sebagai komitmen bahwa para Amil Zakat di Baznas Kota Padang serius ingin mengelola harta zakat milik ummat Islam dengan baik.
Melakukan studi banding ke luar negeri sesutu yang biasa. Para wakil rakyat (DPR dan DPRD) pun sering studi banding ke Malaysia, Singapore, Jepang dan beberapa negara lain.
Sebelum berangkat biasanya rombongan studi banding telah memiliki informasi dan file berkaitan negara tempat tujuan satudi banding.
Apa keunggulan Malaysia dalam mengelola harta zakat? Apa pula program utama Malaysia dibidang pendayaginaan potensi mustahik?
Disamping puluhan pertanyaan lain sudah siap diajukan rombongan studi banding Baznas Padang.
Konon Malaysia lebih jauh maju dalam pengelolaan zakat dibanding Indonesi..Apa lagi Provimsi Sumatra Barat dan Kota Padang.
Diharapkan pulang studi banding dari negara jiran itu pengelolaan zakat di Baznas Kota Padang dan Sumatra Barat semakin baik. Semakin berkembang.
Potensi yang selama ini belum terhimpun akan terkumpul ke Baznas Padang.
Tentu perbaikan tidak hanya behenti pada ikhtiar menambah target pengumpulan zakat, infaq, sedekah (Ziswaf) setiap tahun.
Akan tetapi cara Malaysia mengelola dan menyalurkan zakat kepada mustahik (penerima zakat) mesti jadi prioritas rombongan studi banding.
Sebab sesungguhnya tugas para Amil Zakat menghimpun sebanyak banyak harta zakat dan menyalurkan zakat tersebut untuk kelomopok (asnaf) yang berhak menerima zakat.
Tepat sasaran dan tidak melihat latar belakang pendidikan, sosial serta partai politik mustahik.
Intinya dengan adanya studi banding para pimpiman dan kabid/kabag, pengelolaan Ziswaf di Kantor Baznas Padang semakin dipercaya.
Keluhan mustahik terkait pelayanan dan proses pencairan harta zakat di Kota Padang, bisa terus diperbaiki.
Kita yakin rombongan Amil Zakat Baznas Padang pasti serius memanfaatkan momen studi banding untuk belajar mengurus pengelolaan zakat.
Sebelumnya beberapa waktu lalu pimpinan dan Kabid/Kabag Baznas Padang telah studi banding ke Kantor Baznas di daerah Jawa.
Kita doakan semoga rombongan studi banding Baznas Padang ke Malaysia, tetap semangat dan memperbaharui niat sesuai harapan Bunda Elni.
Sebagai lembaga publik Baznas Padang selalu diamati banyak mata dan telinga.
Wallahu'aklam bhis shawaf.