Sudah tak asing lagi bagi kita Keluarga Besar Ikatan Keluarga Wartawan Republik Indonesia, ketika ada anggota keluarga dan kerabat yang meninggal melakukan Ta’ziyah.
Rombongan dipimpin penasehat IKW RI Taf Chaniago, gunanya untuk menghibur keluarga yang ditinggalkan mayit dan juga agar mengurangi beban mereka. Sehingga mereka dapat kuat menerima takdir yang telah digariskan oleh Allah Subhaana Wa Ta’aalaa, tukasnya dirumahnya duka Dafit Laksus Laksus, Sabtu (8/2).
Sementara doa dipimpin oleh Buya Syafrizal yang menerangkan Ta’ziyah atau yang disebut juga melayat dalam bahasa kita, menurut lughat (bahasa) adalah mashdar dari fi’il (kata kerja) ‘aza yang mempunyai arti sabar menghadapi musibah kehilangan (Lihat: Mukhtaru Ash-Shihah: 431).
Sedangkan menurut bahasa, Ta'ziyah untuk memberi semangat orang yang tertimpa musibah agar hendaknya bersabar dan menghiburnya agar supaya bisa melupakannya dan meringankan beban kesedihan dan himpitan musibah yang menimpanya. (Kitab Al-Adzkar: 126), urai alumnus IAIN Imam Bonjol Padang.
Dijelaskan Buya, menurut Ibnu Qudamah mengatakan bahwa hukum berta’ziyah adalah sunnah (Al-Mughni: 3/480). Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: “Barang siapa ta’ziyah kepada orang yang tertimpa musibah, maka baginya pahala seperti orang yang didapat orang tersebut”. (HR. At-Tirmidzi, 2: 268. Beliau berkata bahwa hadits ini gharib/perawinya hanya satu. Hadits ini tidak Marfu’ (tidak sampai kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam), kecuali dari jalur Adi bin Ashim).
Dengan dipanggilNya bayi Dafit Laksus oleh Allah SWT maka ia akan membangunkan sebuah rumah idaman bagi kedua orangtuanya di surga nanti. Kepada kita semua agar senantiasa berdoa dan bertobat agar Allah menerima segala amal ibadah dan mengampuni segala dosa kita, tutup Buya dan diaminkan para anggota IKW RI. (ss)